Page 32 - Majalah Berita Indonesia Edisi 25
P. 32


                                    32 BERITAINDONESIA, 23 November 2006 L ENTERA32Khutbah ‘Ied Al-Fithri 1427 HSyaykh Al-ZaytunBeraktivitasuntuk mencapaimasa depan yangterhormat,memerlukanpengendalian diri,masing-masingpada proporsinya.Itulah wujudsalingketergantungansatu denganlainnya(interdependensi)dalamberaktivitas.Syaykh Al-ZaytunAS Panji Gumilangmengemukakanhal itu padaKhutbah ‘Ied alFithri 1427 H/2006 M, diKampus AlZaytun, padatarikh 01 Syawal1427 H (24Oktober 2006 M).Di hadapan lebih 7.000jamaah, terdiri dari paraeksponen Al-Zaytun, tamudan para wali santri yangdatang dari berbagai daerah, termasukkoordinator wali santri dari seluruhIndonesia, serta penduduk setempat,Syaykh Panji Gumilang, tokohpemangku pendidikan bervisi toleransidan perdamaian itu mengatakansemakin panjang rantai salingketergantungan, individu makin banyakbelajar mengendalikan dirinya sendiri,dan individu semakin terbebas darinafsunya sendiri.Menurut tokoh pembelajardemokrasi, toleransi dan perdamaianitu, makin panjangnya rantai salingketergantungan, tak hanya berkaitandengan makin kuatnya pengendalianatas kemauan individual, tetapi jugaberkaitan dengan makin meningkatkepekaan terhadap orang lain dan dirisendiri. “Makin tingginya derajatkepekaan ini merupakan aspek kunciproses peradaban dan menjadipenyumbang utama perkembanganperadaban selanjutnya,” kata RektorUniversitas Al-Zaytun Indonesia itu.Pendiri dan pemimpin Al-Zaytun,lembaga pendidikan bersemangatpesantren tapi bersistem modern, itumenegaskan: “Kunci proses peradabanadalah pengendalian diri.” Pengendaliandiri dimulai dengan cara pengendalianmelalui orang lain dari berbagai segi,kemudian diubah menjadi pengendaliandiri. Kemudian aktivitas manusia yangbebas berdasar naluri didesak kebelakang panggung kehidupan komunalmanusia yang selanjutnya ditanamkanmenjadi perasaan malu, kemudiandiciptakan cara, norma umummasyarakat yang terus menerusdipengaruhi oleh pengendalian diri yangmakin lama makin stabil dan mumpuni.Cendekiawan alumni Ponpes Gontordan IAIN (UIN) Syarif HidayatullahCiputat, itu mengatakan: “Memasukimasa depan yang bermakna adalahkemampuan dan kepiawaian kita mensolving problem masa kini. Kita katakansebagai kepiawaian, sebab untukmenanggulangi berbagai macammasalah memang tidak ada jawabanrasional tunggal, karenanya diperlukanberbagai jawaban yang rasional.”Menurut Syaykh Panji Gumilang,agaknya jawaban-jawaban rasional yangharus ditampilkan untuk memasukimasa depan terhormat tentunya menitipada kapital-kapital yang telah kitamiliki, yang semua kapital-kapital ituharus diperkuat dengan ilmupengetahuan, yang dapat memperhaluskepekaan kita terhadap pandangan yangberbeda dan memperkuat kemampuankita untuk bertoleransi atas pendirianpendirian yang tak mau dibandingkan.“Kita yakin masyarakat kita (Indonesia) akan terus berkembang maju secaraevolusioner menuju ke kepribadian danmoral yang ideal, setelah melewatiberbagai fase yang mendahuluinya. Darimasyarakat militan menuju kepadamasyarakat pendidikan,” Syaykhoptimis.Namun, katanya, kita sadari bahwaperubahan sosial tidak dapat sekali jadi,memerlukan ketekunan dan ke-lumintuSholat ‘Ied Al-Fithri 1427 H di Mesjid Al-Hayat diikuti 7.Khutbah ‘Ied Al-Fitrhi 1427 H/2006 M
                                
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36