Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 58


                                    58 BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007BERITA TOKOHWirantoBerpijak di Jalur KonstitusiJenderal Purnawirawan Wiranto ingin sekalimerekonstruksi model kepemimpinan nasional yang tegas,lugas, dan berani ambil risiko.einginan itu akan diwujudkanWiranto di jalur konstitusional. Ia cukup lama memahami model kepemimpinanPak Harto semenjak diangkat menjadiAjudan (1989-1993), Kasdam Jaya (1993-1994), Pangdam Jaya (1994-1996), Pangkostrad (1996-1997), KSAD (1997-1998),dan Pangab (1998-1999).Wiranto, sesungguhnya pernah punyahak menjadi pimpinan nasional ketikaPresiden Soeharto menyerahkan mandatkepadanya untuk mengambil langkahlangkah yang dianggap perlu demi penyelamatan bangsa dan negara, ketika terjadigelombang reformasi besar-besaran Meitahun 1998.Tapi Wiranto tak memanfaatkannyasebab tak menginginkan terjadi setitikpun darah tercecer karena pertumpahandarah oleh sesama anak bangsa. Pria kelahiran Yogyakarta 4 April 1947 ini memilih membiarkan semua berjalan mengalir secara konstitusional, hinggaakhirnya Pak Harto sendirilah yangmengambil prakarsa mengundurkan diridan menyerahkan kepemimpinan kepadawakilnya.Karena itu, usai pengunduran diri PakHarto, suami dari Hajjah Rugaiya Usmanyang melankolis nan berhati lembutnamun selalu menampakkan wajah seriuslayaknya militer sejati, ini segera meraihcorong. Lulusan AMN tahun 1968 inimengambil waktu sejenak untuk memberikan perintah harian, bahwa TNImenjunjung tinggi harkat dan martabatserta kewibawaan setiap mantan presidendan keluarganya.Keberpihakan kepada konstitusi, danmasa dinas yang lama dijalani di sekitarpusat kekuasaan, sempat menimbulkancitra mendalam bahwa Wiranto adalah“orangnya” Pak Harto. Wiranto memangbukan brutus yang bisa dengan mudahmengkhianati orang yang pernah membesarkannya. Tetapi penggemar olahragabeladiri karateka dan permainan bridgeini juga bukan hamba yang bisa disetirsesuka hati.Wiranto sesungguhnya adalah tokohyang hanya mau berpijak di jalur konstitusi, sebagaimana yang selalu diajarkanoleh Pak Harto. Karena itu, selaku Panglima ABRI di tahun 1998, Wiranto dengantegar menyatakan bersedia memenuhituntutan reformasi tetapi menjalankannya secara gradual.Hingga dipercaya menjabat menteri diera Presiden Habibie dan Gus Dur, Wipadam. Ia bersedia mengikuti konvensicalon presiden Partai Golkar dan terpilihmaju dalam Pilpres 2004.Kini, secara konstitusional Wirantokembali bergerak dengan mendirikanPartai Hati Nurani Rakyat, disingkatHANURA. “Hanura adalah partai yangmengutamakan kaderisasi. Kalau nantiada kader-kader Hanura yang menjadipresiden, wapres, atau anggota DPR,berarti Alhamdulillah,” kata Wiranto padaacara deklarasi partai, Kamis (21/12).Lalu, “Selamat datang ke dunia politikriil,” kata Jusuf Kalla menyambut Hanura.“Walaupun baru, kalau Hanura bisamembuktikan diri dengan melakukankegiatan yang berpihak pada rakyat, akanmencuri perhatian. Wiranto kan lebihtegas daripada SBY,” sambung SukardiRinakit.Hanura sudah mencuri perhatian dengan memasang kuning sebagai warnapartai. Sejumlah orang penting terutamapara mantan jenderal, termasuk merekayang baru saja melepaskan atribut kedinasan turut pula bergabung.Di antaranya, para mantan jenderal ituapabila mencitrakan diri sipil, dan konsisten memperjuangkan kebebasan sipil(civil liberties) bukan tak mungkin akanmeraih perhatian rakyat. Seperti dikatakan Dekan FISIP Unair Surabaya HotmanSiahaan, Hanura akan berhasil biladisertai dengan ideologi dan manajemenpartai politik yang bagus.Konsistensi Wiranto bergerak di jalurkonstitusi terlihat dalam motif pendirianHanura. Kata dia, tujuan pendirian Partaiadalah untuk memberikan pendidikanpolitik kepada masyarakat, melaksanakanrekrutmen kepemimpinan nasional melalui jalur politik, serta memiliki orientasivisi menyejahterakan masyarakat melaluipembangunan kembali kemandirianbangsa.“Kami mendirikan parpol bukan karenaemosional atau kecewa. Tapi, keinginanberjuang dalam wadah parpol untukmemberi semangat baru guna membangun kebersamaan dan menciptakankondisi kepemimpinan yang lugas, tegas,dan berani,” kata Wiranto kepadaIndo.Pos, Rabu (20/12). „ HTKKami mendirikan parpolbukan karena emosionalatau kecewa. Tapi,keinginan berjuangdalam wadah parpoluntuk memberi semangatbaru guna membangunkebersamaan danmenciptakan kondisikepemimpinan yanglugas, tegas, dan berani.ranto membuktikan sikapnya denganmelakukan reformasi internal di lingkungan TNI, termasuk melepaskan Kepolisian RI dari institusi Mabes TNI.Wiranto juga tak mempersoalkan saatdirinya dipecat oleh Gus Dur dari jabatanMenko Polkam, bila itu memang kebijakan Presiden.Keinginan Wiranto untuk merekonstruksi model kepemimpinan nasional yang tegas, lugas, berwibawa danberani mengambil risiko tak pernah
                                
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62