Page 59 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 59
BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007 59BERITA TOKOHSutiyosoMenteri Megapolitan?Sutiyoso adalah satu-satunya gubernur yang paling dablekdi seluruh Indonesia. Suasana kepemimpinannya begituparadoksal. Ia lebih tertarik membenahi kawasanMegapolitan Ibukota Jakarta, daripada menjadi RI-1.erbagai visi, pandangan danparadigma kepemimpinan Sutiyoso seringkali bertabrakan dengan keinginan banyak orang.Setiap kali menggagas ide baru selalumuncul perlawanan. Masih segar dalamingatan bagaimana Sutiyoso menggodokpola transportasi makro (PTM), yangsalah satu test case-nya adalah membangun jalur khusus prioritas bis ataubusway.Setelah membuktikan kesuksesan JalurKoridor-I, siapapun menjadi tak lagiberkomentar miring atas kemacetan yangterjadi saat koridor-koridor lain dibangun.Padahal Sutiyoso masih menyimpansegudang ide pembenahan transportasiJakarta, seperti membangun monorel,subway, transportasi air, jalan tol dalamkota, hingga yang bersifat regulasi berupatraffic restraint.Sejumlah program Sutiyoso di lapanganterbukti sangat pro rakyat, walau takselalu itu populis. Seperti membangunBanjir Kanal Timur (BKT) yang harusmemindahkan banyak warga. Bila program BKT selesai dipastikan banjir yangrutin melanda Jakarta akan sedikit teratasi.Atau, program memindahkan wargamiskin dari bantaran sungai yang kotorhitam pekat seperti di Muara Angke, kerumah susun misalnya, pada akhirnyaberhasil meminimalisasi warga dariserangan penyakit.Demikian pula Program PemberdayaanMasyarakat Kelurahan (PPMK), awalnyadidrop dana Rp 500 juta per kelurahanlalu naik menjadi Rp 1 miliar. Suatu ketikadana harus merosot menjadi Rp 176 jutasesuai ketentuan pemerintah pusat.Tetapi karena terbukti berhasil sebelumnya, PPMK akhirnya digulirkan kembalipada kisaran bantuan Rp 1 miliar perkelurahan.Peruntukan PPMK 60% untuk pembinaan ekonomi kelurahan, seperti membantu usaha mikro dengan memberikanbantuan dana tanpa bunga sebesar Rp 1-5 juta. Lalu 20% untuk bina sosial, sisanya20% untuk biaya pembangunan fisikseperti infrastruktur kelurahan.Perbaikan kesehatan dan pendidikanmasyarakat juga sangat diperhatikanSutiyoso, sampai-sampai ia menolakasuransi Aseskin dari pemerintah pusatyang besarnya Rp 5 ribu per kepala setiapkali berobat. Sebab ia sudah mampumemberikan asuransi kesehatan bagikeluarga miskin sebesar Rp 10 ribu perkepala setiap kali berobat.Jika konstitusi mensyaratkan 20%anggaran negara untuk biaya pendidikan,Sutiyoso melampauinya dengan menganggarkan 22% dari APBD DKI Jakartauntuk pendidikan. Tak heran jika setiapguru di Jakarta dijanjikan akan memperoleh penghasilan bulanan sebesar Rp3,5 juta.Suasana kepemimpinan Sutiyoso yangparadoksal, sangat pro rakyat tetapisering didemo justru oleh rakyatnyasendiri, membuat hanya perusahaanrokok yang bisa memberikan apresiasidengan memasang besar-besaran iklan dikoran ucapan selamat kepada Sutiyosoyang menerima penghargaan ASEANQUALITY AIR MANAGEMENT (AQM)AWARD 2006, pada Desember 2006lalu.Konon penghargaan diberikan atasprestasi Sutiyoso menjaga udara Jakartatetap bersih, dengan menelurkan kebijakan busway berbahan bakar gas.Padahal dalam hal menjaga udara Jakartatetap bersih, Sutiyoso sesungguhnyajustru berhadapan langsung dengan perusahaan rokok. Sebab dialah yang menggagas lahirnya Peraturan Daerah (Perda)DKI Jakarta tentang Larangan Merokokdi Tempat-Tempat Umum.Suasana kepemimpinan paradoksalterjadi karena Bang Yos, demikian ayahdua orang anak perempuan bernamaYessy Riana Dilliyanti dan Renny YosnitaAriyanti ini biasa dipanggil, merupakantipe pemimpin yang berani mengambilkeputusan yang ‘pahit’ dan tak populisbahkan ditentang sebagian khalayak, tapidiyakininya benar dan strategis sebagai‘obat’ terbaik mengatasi suatu masalahatau mencapai suatu tujuan.Sutiyoso hanya bisa melampiaskancurahan hatinya saat berada di hadapanmasyarakat biasa. Seperti saat berdialoglangsung dengan masyarakat KelurahanSumur Batu, Jakarta Pusat Novembertahun lalu. Ia mengatakan di situ, ketikagubernur-gubernur sebelumnya berjalanmulus, seperti air gunung yang mengalirlancar ke laut, di eranya, malah ‘muka’Sutiyoso terus-terusan ‘kecipratan air’.Maksudnya, didemo melulu.“Gubernur sebelumnya tak pernahsekalipun didemo. Sampai-sampai, kalaudalam sehari tidak ada demo, saya malahtak bisa tidur, kok, nggak ada demo,” katasuami dari Setyorini ini. Tentang namanya diadukan ke polisi karena dituduhmenebang pohon, saat melebarkan JalanThamrin, Sutiyoso menyarankan agarLSM itu mengurusi saja yang besar-besarseperti pembalakan hutan.“Mau berbuat baik kok diprotes terus,untung saya punya hati empat,” kata BangYos, yang selalu tegar dan tak sedikitpungentar menghadapi rongrongan.Pada kesempatan itu sejumlah bapakbapak warga Sumur Batu lalu melontarkan usulan agar Bang Yos menjadi orang nomor satu sajalah di Indonesia ini.Tetapi pria kelahiran Semarang 4Desember 1944 ini malah melakukanwallpas. Dia balik bertanya kepadabapak-bapak lain yang duduk di sudutberbeda. “Wah, saya jadi miris nih. Kirakira menurut Bapak dilihat dari situ, sayaini apa pantas memegang jabatan itu,”katanya retorik. “Kalau untuk menjadiMenteri Megapolitan, yah, daripada sayanganggur mudah-mudahan saya bisa,doakan saja,” katanya. HTB