Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 29
P. 60


                                    60 BERITAINDONESIA, 18 Januari 2007BERITA EKONOMIAparatur Negara dan Missing Link PereSektor riil yang tetap terpuruk di tengah-tengah perbaikankinerja makroekonomi, sering kali dipandang sebagaikeanehan. Namun, hal itu terjadi semata-mata karenaterjadi missing link di antara instrumen-instrumenperekonomian. Salah satu instrumen pengakselerasi yangtidak bekerja maksimal adalah aparatur negara.ecara teori, dua sisi mata uangperekonomian sebuah negara,makroekonomi dan mikroekonomi, selalu terkait dan salingmemengaruhi satu sama lain. Negarasebagai pengendali makroekonomi, khususnya otoritas moneter (Bank Sentral)bekerja sama dengan otoritas fiskal (pemerintah), bekerja menyehatkan kinerjamakroekonomi seperti tingkat inflasi yangrendah, tingkat suku bunga yang terjangkau, nilai tukar mata uang yang stabil,cadangan devisa yang cukup, atau punharga-harga yang stabil.Akan tetapi di Indonesia, rumus ini seperti tidak terlihat sebagai hubunganakseleratif. Bahkan telah menjadi hubungan kontradiktif. Bagaimana tidak, keberhasilan bank sentral dan pemerintahyang sejak awal tahun 2006 untuk menyehatkan kinerja makroekonomi, ternyata tidak berdampak positif terhadapkinerja mikroekonomi.Bahkan seperti yang diungkapkanAnalis Independen Yanuar Rizki dalamartikelnya di Harian Kompas, Jumat (24/11), arah positif perbaikan makroekonomiterlihat dari optimisme pemerintah, pelaku pasar, dan lembaga keuangan internasional. Ini bertolak belakang denganpersepsi pekerja dan pencari kerja yangdihinggapi pengalaman traumatik dimanaperbaikan makroekonomi tahun 2002-2004 justru diikuti meningkatnya angkapengangguran dan kemiskinan.Yang menjadi pertanyaan, mengapaperekonomian Indonesia seperti tidak taatpada rumus yang secara umum berlaku dinegara-negara penganut ekonomi liberal?Sesungguhnya, pertanyaan ini merupakanpertanyaan klise, karena sebenarnya tidakmembutuhkan jawaban.Missing Link Perekonomian danKorupsiWalaupun disebut sebagai sebuahrumus, hubungan akseleratif makroekonomi dengan mikroekonomi, tidak secara otomatis terjadi. Keduanya membutuhkan instrumen-instrumen penghubung (akselerator) yang juga harus bekerja dengan baik. Artinya, tidak akseleratifnya makroekonomi dengan mikroekonomi dalam perekonomian Indonesia,semata-mata disebabkan adanya instrumen-instrumen akselerator yang tidakterhubung (missing link) dengan perekonomian itu sendiri.Instrumen-instrumen inilah yangmengalami missing link, hingga membuatkinerja perekonomian nasional sepertimenunjukkan fenomena yang aneh. Persoalan ekonomi sesungguhnya tidak hanya berhenti pada upaya menurunkan inflasi atau menstabilkan kurs, tetapi jugabagaimana agar inflasi yang rendah dankurs yang stabil tersebut berakselerasidengan sumber-sumber daya (resource)ekonomi yang ada dalam masyarakat danpelaku usaha.Salah satu instrumen akselerator perekonomian yang paling banyak disorotiselama tahun 2006 adalah missing linkaparatur negara yang tidak terakselerasidengan aktivitas perekonomian masyarakat. Di samping itu, tentu ada missinglink instrumen-instrumen lainnya yangjuga tidak bekerja dengan baik, sehinggaSHasil survey Global Corruption Barometer menunjukkan DPR, pengadilan dan kejaksaan, kepolisian, dan partai politik merupakan lembaga terkorup di In
                                
   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64