Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 63
BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007 63BERITA KESEHATANMembuat Peta Untuk PenyakitKetika Lumba-Lumba MenariAda terapi baru yang bisa melatih respon anak-anak autis. Lebihmenyenangkan dan terbukti berhasil.Dua ekor lumba-lumba menari di air dengan bola di hidungnya. Beberapaanak memperhatikan di tepi kolam. Wajah mereka tampak kosong, namunbola mata mereka tampak bergerak seiring gerakan lumba-lumba yangsedang beraksi. Terapi lumba-lumba kini tengah populer bagi anak-anakautis, untuk melatih respon mereka terhadap lingkungan baik secaramotorik maupun non motorik.Indo Pos, 8 Januari 2007, mengupas soal terapi ini khusus dalam satuhalaman. Terapi yang disebut hidroterapi ini baru ada di Marine MammalEducation (MME) di Ancol, Jakarta Utara. Tiga ekor lumba-lumba di MMEkhusus dilatih untuk membantu terapi anak-anak autis. Hasilnya cukupbagus, sebab lebih dari setengah peserta hidroterapi ini mengalami perubahan respon.Terapi ini dilakukan seminggu sekali. Tingkat keberhasilan dari setiapanak berbeda, tergantung tingkat autis dan usia anak. Di awal terapi, sianak akan diperkenalkan dulu dengan air dan melihat gerak-gerik lumbalumba. Kemudian barulah ia akan diminta menyiprat-nyipratkan air disekelilingnya, kemudian tahap berikutnya, ia akan dikenalkan dengan airyang diguyurkan. Jika si anak kelihatan senang, ia akan dipegangi danmasuk ke kolam yang tidak terlalu dalam. Beberapa tahap lainnya harusdilalui, sampai akhirnya si anak boleh berenang dengan lumba-lumba.Terapi dengan lumba-lumba ini sudah lama diterapkan di AmerikaSerikat. Adalah Kompartemen 99 Dolphin Therapy yang bekerjasamadengan MME. Dari penelitian di Miami dan Florida, AS, suara lumba-lumbayang berupa gelombang sonar dipercaya bisa mengubah susunanmetabolisme tubuh manusia dan melepas hormon endorphin yangberfungsi menghalau ketegangan.Terapi ini juga berguna bagi anak-anak dengan gangguan konsentrasidan hiperaktif. Lumba-lumba juga biasanya senang mencium perut anakanak. Hal ini akan membantu melenturkan otot-otot perut anak penderitacelebral palsy atau gangguan syaraf otak yang biasanya kaku.Ketika berada di kolam renang, terapis akan berkoordinasi denganpelatih lumba-lumba. Pelatih akan memberikan perintah-perintah sesuaipermintaan terapis kepada si lumba-lumba.Lamanya terapi tergantung berat ringannya gangguan dan kemampuananak beradaptasi dengan lumba-lumba. Pihak penyelenggara terapiumumnya melakukan evaluasi tiga bulan sekali. Jika tidak ada kemajuanharus dievaluasi apa penyebabnya. Sehingga bisa diupayakanpenanganannya dengan bantuan pakar terkait. Namun jika dilakukandengan tepat dan persiapan matang, efektivitas terapi lumba-lumba akancepat dirasakan anak-anak berkebutuhan khusus. RHDengan riset kesehatan dasar, bisa mencegah penyebaranwabah penyakit.epartemen Kesehatan mengumumkan pelaksanaan RisetKesehatan Dasar (Riskesdas)akan ditangani Badan Penelitian dan Pengembangan Depkes. Riset inimerupakan yang pertama di Indonesiadan Asia.Seperti di laporkan Gatra, 4-10 Januari2007, riset ini sebenarnya sudah direncanakan sejak 15 tahun yang lalu, sebagairiset berbasis masyarakat yang dilakukantingkat kabupaten dan kota.Tujuan riset ini adalah menghimpuninformasi kesehatan dasar masyarakat,termasuk kesehatan organ-organ tubuhdan perkembangan berbagai penyakit,khususnya yang menular. Data kesehatanini berguna untuk menyusun perencanaankesehatan terutama di kabupaten dankota. Juga berguna untuk pemetaanmasalah kesehatan antarkabupaten danmempermudah penyaluran anggarankesehatan secara tepat.Sebenarnya, sebelum Riskesdas diluncurkan sudah ada beberapa surveisejenis seperti Survei Kesehatan Nasional(Surkesnas), Survei Kesehatan RumahTangga (SKRT), dan Survei Dasar Kesehatan Indonesia (SDKI). Namun surveisurvei tersebut dinilai belum cukup untukperencanaan di kabupaten dan kota.Karena itu, Riskesdas melibatkan responden lebih besar.Jika SDKI melibatkan 35.000 jiwa,Riskesdas melibatkan 280 respondenuntuk tingkat kabupaten. Pada tingkatkecamatan akan melibatkan 2,1 juta jiwa.Sebagai pelaksananya akan diterjunkan7.000 periset yang direkrut BalitbangDepkes.Langkah Depkes tersebut mendapatdukungan dari banyak pihak mengingatIndonesia termasuk negara tropis yangrentan penyebaran penyakit menular.Juga bisa memetakan berbagai bibitpenyakit, misalnya berbagai jenis strainvirus influenza dan resistensi virus-virustersebut terhadap suatu jenis obat. Dataitu menjadi penting untuk mengetahuipengobatan yang tepat.Dana yang dialokasikan Depkes dariAPBN untuk program ini mencapai Rp100 miliar. Diharapkan tidak menjadiriset yang buang-buang uang. Datanyadijanjikan bisa digunakan sebagai pegangan masyarakat dan bisa diakses denganmudah. RHDData kesehatan berguna untuk menyusun perencanaan kesehatan.