Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 30
P. 62
62 BERITAINDONESIA, 01 Februari 2007BERITA LINGKUNGANSampah yang Jadi MasalahPengelolaannya di beberapa daerah tidak pernah beres. Dari soal lahan penampungansampai faktor penyebab banjir.engoklah Pintu Air Manggaraiyang tak pernah bersih darisampah itu. Meski setiap hariDinas Kebersihan PemprovDKI mengeruknya, ribuan kubik lagi akandibuang warga ke tempat itu keesokanharinya. Kesadaran warga untuk tidakmembuang sampah ke kali sangat kurang.Padahal mereka tahu, sampah-sampah itumenjadi penyebab banjir.Indo Pos, 8 Januari 2007, menurunkanlaporannya berjudul “Banjir Mengancam,Kesadaran Kurang.” Sampah-sampahyang dibuang di Pintu Air Manggaraikebanyakan sampah pasar, berupa keranjang-keranjang buah dan sayur. Dalamsehari, sampah yang tersangkut di pintuair tersebut bisa memenuhi dua trukbesar. Setiap hari dibersihkan, esoknyasampah-sampah sudah menumpuk lagi.Yang terpenting dalam mengatasi masalah banjir di DKI Jakarta adalah kesadaran masyarakat untuk tidak membuangsampah ke kali, yang sayangnya hinggakini masih sangat kurang.Pengelolaan sampah di DKI memang belum bisa dibilang efisien. Masih banyakmengalami hambatan, diantaranya teknologi pengolahan dan lahan penampungan.Koran Tempo, 10 Januari 2007, menurunkan laporan berjudul “Tempat Sampah Marunda Terganjal PembebasanLahan.” Dilaporkan, bahwa Dinas Kebersihan DKI berencana membangun proyektempat pembuangan sampah terpadu(TPST) di Marunda.Dilaporkan Kepala Dinas KebersihanEko Baruna, pihaknya telah membebaskan lahan seluas 70 hektar di Marunda, Jakarta Utara. Namun WalikotaJakarta Utara Effendi Anas membantahtanah tersebut telah dibebaskan. Bahkandana pembebasan lahan dari Pemprovbelum masuk. Justru, Effendi mempertanyakan, apakah Dinas KebersihanDKI masih berencana membangun TPSTdi lokasi tersebut.Tampaknya, belum ada kesepakatanharga pembebasan lahan antara wargadengan pemerintah. Soalnya, pemerintahmenawarkan harga pembebasan lahanjauh di bawah obyek pajak.TPST Marunda akan dibangun denganteknologi pengolahan sampah. Dari 70hektar lahan yang ada, hanya 8-10 hektaryang dipakai sebagai penimbunan sampah. Sisanya untuk infrastruktur berupawaduk buatan di sekeliling lokasi pembuangan sampah. Di dalam waduk ituakan ditanam berbagai jenis ikan.Dengan sistem pengolahan limbah diTPST Marunda, kalau ada ikan mati diwaduk, berarti di sana ada pencemaran.Pembangunan TPST itu akan bekerjasama dengan investor lokal maupun luarnegeri. Namun, para investor itu memintakejelasan pemerintah soal pembebasanlahan. Mereka tidak mau kasus TPSTBojong terulang.Sampah BandungSementara itu, di Kota Kembang Pemprov Jawa Barat membuka kembali tempat pembuangan akhir sampah Leuwigajah. Tempat itu ditutup sejak terjadimusibah ledakan dan longsor gunungsampah yang menewaskan lebih dari 100orang dua tahun lalu.Pemanfaatan kembali lahan tersebutsetelah pemerintah menyelesaikan gantirugi lahan penduduk yang terkena longsoran sampah sebesar Rp 50 miliar. JikaLeuwigajah difungsikan, pemerintahJawa Barat bakal memiliki 80 hektarlahan pembuangan sampah.Lokasi baru ini, menurut Wagub Jawa Barat Nu’man Abdul Hakim yang dikutip Koran Tempo, 9 Januari 2007, akan dilengkapi benteng penahan sampah dan infrastruktur lainnya. Konsep open dumping tidakdigunakan lagi karena dianggap mahal.Harus menyiapkan waste treatment sertapemipaan untuk menyalurkan gas metana.Persoalan sampah di Bandung Raya,yang meliputi Kota Bandung, KabupatenBandung, Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Garut, akan ditangani oleh pemerintah provinsi. Karenaitu setiap pemerintah kabupaten dan kotaakan diajak duduk bersama membahasmasalah krusial tersebut.Gubernur Jawa Barat Danny Setiawanmeminta program penanganan sampahyang permanen salama 5-10 tahun mendatang. Dalam hal ini, pemerintah KotaBandung malah sudah menggandeng investor swasta untuk membangun fasilitaspengolah sampah untuk pembangkitlistrik. Kawasan Gedebage, Bandungdipilih sebagai lokasinya. RHPengelolaan sampah di beberapa daerah tidak pernah beres.Tfoto: berindo wilson