Page 39 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 39
BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007 39LENTERASyaykh berkenan menjawab pertanyaanrombongan wartawan yang mengerubung di sisi lapangan helipad Al-Zaytun.Pertanyaan wartawan itu, sayangnya,belum bisa melihat kenyataan, masihsaja melanjutkan tudingan dari sekelompok kecil orang lain tentang eksistensi Al-Zaytun dalam memajukanpendidikan dan perekonomian rakyat.Tetapi Syaykh justru memanfaatkannya untuk mempertegas posisi dantanggungjawabnya bahwa Kampus AlZaytun adalah pusat pendidikan danpengembangan budaya toleransi danpusat pengembangan budaya perdamaian.“Itu tudingan salah alamat. Di siniadalah pusat pendidikan pengembanganbudaya toleransi dan perdamaian.Tengoklah motto Al-Zaytun yang begitutegas. Jadi, orang menuding, memangjaman demokrasi saling tudingmenuding. Tetapi Al-Zaytun tidakpernah menuding,” kata Syaykh, yangmeminta wartawan untuk jangan lagibicara tentang tudingan itu. “Di sinipusat pendidikan dan pengembanganbudaya toleransi dan perdamaian. Inistatement orang yang bertanggungjawab di sini.”Aneh memang, bagaimana pers yangsudah terbuka masih saja belum mampumelihat kenyataan di hadapannya malahmasih penuh kecurigaan. Misalnya,dengan mengajukan pertanyaan,kemungkinan Al-Zaytun mendapatkansokongan dana dari Jusuf Kalla yangjuga selaku Ketua Umum Partai Golkar,dan bagaimana posisi politik Al-Zaytundi tahun 2009. Padahal, bentuk fisiknyata Al-Zaytun terang-benderangnampak di depan mata, demikian puladengan konsep dan sistem pendidikanyang diusung terbuka untuk diketahui,bahkan sudah diapresiasi mulai daripemimpin tertinggi di negara ini sepertiPresiden dan Wakil Presiden, hinggamasyarakat biasa yang bersediamenitipkan anak-anaknya merangkaimasa depan mereka.Kesabaran Syaykh, memberi penjelasan membuat liputan kunjungan WapresJusuf Kalla ke Kampus Al-Zaytun ramaidiberitakan di media massa secarapositif. Syaykh memperkenalkanpemikiran, sikap dan gagasannya secarakontekstual. (Selengkapnya baca Boks:Wawancara Syaykh Panji Gumilang).Sesungguhnya tanpa dijelaskan olehSyaykh pun, beberapa menit sebelumnya Wapres Jusuf Kalla yang memberikan sambutan di Masjid RahmatanLil’Alamin, sudah mempertegas posisiKampus Al-Zaytun sebagai aset bangsaberskala internasional yang mestidibanggakan.Kata Jusuf Kalla, kalau ada pemikiran, kebiasaan, bahwa suatu pesantrenharus selalu sederhana, kadang-kadangsempit, kadang-kadang kotor, itu sudahbiasa. Tentu kita semua harus merubahnya bahwa pesantren yang baik jugaadalah sesuatu kenikmatan buat kitasemuanya.Wapres Jusuf Kalla berpidato memberikan pembekalan kepada santri dan mahasiswa Al-Zaytun