Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 31
P. 42
42 BERITAINDONESIA, 15 Februari 2007BERITA DAERAHMenguak Misteri KapalKetidakjelasan asal usul kapal LCT Bintang Setiawan 88yang beroperasi di perairan Tarakan dipertanyakan.Namun, pihak terkait yang diminta tanggapannya engganmemberi keterangan.elum hilang dari ingatan, beberapa tragedi yang menimpakapal laut dengan korban yangtidak sedikit jumlahnya. Kini,di perairan Tarakan Kalimantan Timur,ada sebuah kapal yang tidak jelas asalusulnya. Bahkan diduga keras kapaltersebut sebagai barang selundupan. Konon kapal yang diberi nama LCT (Landing Craft Tank) Bintang Setiawan 88 iniakan dioperasikan untuk mengangkutminyak kelapa sawit dan kayu-kayubantalan ke Sabah Malaysia Timur.Benar atau tidak, itulah isu yang berkembang di tengah masyarakat. KepalaKantor Administrasi Pelabuhan (Adpel)Tarakan, Drs Dirhamsyah TA yang dihubungi Berita Indonesia, Selasa, dua pekanlalu terkesan enggan ditemui. “Bapak lagisibuk. Beliau (Dirhamsyah, Red) tidakbisa diganggu karena sebentar lagi akanmemimpin rapat,” jelas seorang staf Adpeldi kantor yang terletak di Jalan Yos Sudarso Lingkas Ujung, Tarakan ini.Hal serupa dialami wartawan media iniketika hendak mengkonfirmasikannya dengan Kepala Kantor Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Tarakan, IptuMalpa Malacoppo. “Sebaiknya kita ketemu di kantor saya sajalah di LingkasUjung, sekitar jam dua siang. Tapi, yangmau dipertanyakan masalah apa?” katanya sambil bertanya ketika ditemui di Mapolres Tarakan. Lagi-lagi media ini haruspulang dengan jawaban kosong setelahmenunggu hingga jam 15.30. “Maaf, kamitidak mendapat pesan dari komandan.Tadi memang beliau masuk kantor sebentar, tapi lima belas menit sebelum jam duabeliau keluar kantor,” kata seorang anggota KP3 yang sedang jaga piket.Jika di kedua instansi berwenang iniBerita Indonesia sulit mendapat keterangan, berbeda dengan pemilik kapal LCTBintang Seriawan 88, Gidion dan William.Kedua pemilik kapal, bapak dan anak,yang membuka bengkel las di sampingtokonya di Jl Strat Buntu – Simpang TigaTarakan, mengaku sudah lengkap memiliki surat-surat ijinnya. “Siapa bilangbarang seludupan. Kapal ini dibuat digalangan kapal PT Ami Dock Yard Tarakan. Bahkan Surat ijin dari Dirjen Perbubungan Laut Jakarta pun sudah ada.Kalau itu tidak turun mana mungkinAdpel memberi ijin berlayar,” kata Gidion.Memang wajar kalau ia berkata begitu.Maklum, banyak orang yang memilikikartu pers mendatangi pemilik kapal ini.Sebagai gambaran, beberapa bulan lalu,beberapa orang yang mengaku wartawansudah menanyakan masalah ini. Nah, dariwaktu yang sudah cukup lama, karena beritanya tidak pernah terbit, diperolehkesimpulan, yang oleh kalangan pengusaha disebut sebagai preman. Namun,ada hal menarik yang disampaikan William, bahwa semuanya sudah diaturdengan Rjm, seorang staf di Kantor AdpelTarakan.Pemilik galangan kapal PT Ami DockYard Tarakan, Samson Zakaria mengakutak pernah membuat kapal. Hanya, tentang LCT Bintang Setiawan 88 memangpernah minta perbaikan di galangankapalnya yang terletak di KarunganTarakan Timur. Bahkan satu unit mesinlampu milik Samson turut terbawa LCT.“Kalau kita yang membuat kapalnya tentupihak Adpel tahu waktu melakukanpemeriksaan dan pengukuran sebelummengeluarkan ijin berlayar,” kata Samson.Kalau begitu, apa peran Adpel dan KP3sebagai instansi yang berwenang? Untukmenjawab pertanyaan seperti itu sepenuhnya berada di kedua instansi tersebut.Sebagai daerah yang terletak di wilayahperbatasan, di kawasan ini sering terjaditindak pidana penyelundupan sepertikayu, rotan, BBM dari Indonesia. Sedangkan dari Malaysia masuk pakaianbekas, gula, daging dan tidak tertutupkemungkinan masuknya mobil bahkankapal sekalipun. SLP, ASMBLCT Bintang Setiawan 88: Misteri di perairan Tarakan. foto: berindo asmudin