Page 22 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 22


                                    22 BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007BERITA UTAMATelah terjadi perubahan fungsi lahan yang signifikan disana-sini. Bukti atas buruknya pengelolaan sumber dayaalam di Ibukota. Butuh banyak dana untuk revitalisasi.nilah amukan terparah Kali Ciliwung. Selama 10 tahun terakhirdalam sejarah banjir di Jakarta,awal Februari 2007, luapan Ciliwung menghantam daerah-daerah yangsebelumnya tak tersentuh banjir. Jakartaberubah menjadi situ (danau) maha luas.Air bah menggenangi kawasan Kampung Melayu, Jakarta Timur, hingga setinggi 7 meter. Juga menggenangi JalanOtto Iskandar Dinata. Terowongan DukuhAtas pun dilanda banjir sampai 2 meter.Karena banjir yang lebih parah darisebelumnya, Gubernur DKI Sutiyosomenetapkan Jakarta dalam status siaga Idan pintu air Manggarai menuju JakartaKota pun dibuka. Sejauh ini Istana masihaman, tetapi air menggenangi kawasanPegangsaan, Gunung Sahari, Gambir danJalan Merdeka Timur.Banjir bandang yang melanda IbukotaJakarta pada awal Februari 2007, menurut Slamet Daroyni dari Walhi Jakarta,merupakan bukti atas buruknya pengelolaan sumber daya alam (SDA) yangmengakibatkan menurunnya kualitaslingkungan hidup.“Kebijakan pemerintah yang salahterhadap lingkungan hidup bisa dilihatdari kecenderungan eksploitasi berlebihan terkait dengan SDA di Jakarta, trenpenurunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)sebagai resapan air berupa hutan, tamankota, dan cagar buah,” kata Slamet sepertidikutip Republika, 7 Februari 2007.Berdasarkan data yang dikutip Republika, pada tahun 1985, 27 persenkawasan Jakarta merupakan RTH. Lalupada tahun 1985-2005 angka itu menurunjadi 26,01 persen dari keseluruhan luasankota. Kemudian, dalam Rencana TataRuang Kota Jakarta periode tahun 2000-2010, diproyeksikan RTH Jakarta cuma13 persen. Padahal, data Dinas Pertamanan dan Keindahan Kota Jakartamenyebutkan bahwa RTH di Jakarta kinitinggal 9 persen saja.Pihak Walhi, menurut Slamet, kurangmempercayai data itu, karena telah terjadiperubahan fungsi lahan yang signifikan disana-sini, sehingga Walhi memperkirakanRTH Jakarta sekarang tinggal 6 persen.Daerah tangkapan air yang masih adadi Jakarta adalah kawasan Condet, Ciganjur, Kebagusan, dan Kampung Tengah.Seyogianya, di daerah tersebut prosentasenya 20 persen untuk bangunan dan 80persen sebagai daerah hijau. Kenyataannya berkata lain. Di kawasan-kawasan tersebut kini jumlah bangunan terus bertambah sehingga dikhawatirkan daerahtangkapan air itu semakin menyempit.Sepanjang tahun 1995-2006 justrumerupakan masa paling signifikan terjadinya pengurangan RTH di Jakarta, secaraotomatis curah hujan yang besar akan menimbulkan banjir yang lebih parah daritahun-tahun sebelumnya.Banjir di daerah Kampung Melayu.ISitu Raksasa Bernama J Situ Raksasa Bernama J
                                
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26