Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 32
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, 01 Maret 2007 17BERITA UTAMABERITAINDONESIA, 01 Maret 2007 17Jutaan warga Jakarta tersentak. Padahal banjir datang dan pergi setiap tahun. Ibukotanegara benar-benar lumpuh selama empat hari. Banyak kantor tutup, anak-anak sekolahlibur, transportasi tertatih-tatih, 48 Puskesmas terendam dan kerugian ditaksir triliunanrupiah. Jakarta memang rapuh.Baru saja meletakkan gagang telepon, Pardjono, penjaga PintuAir Manggarai, harus mengangkatnya kembali. Pardjonoyang bertugas di PAM mulai November2006, menjadi petugas super sibuk sejakKali Ciliwung yang berhulu di Jawa Barat,mengamuk mulai Kamis (1/2). Parapenelpon, tentu mereka yang ketakutanditerjang banjir, menanyakan debit air diPAM (barat), apakah berada di batas normal—750-770 centimeter—atau tidak.Kamis malam itu, Jakarta juga diguyurhujan deras ber jam-jam. Kiriman banjirdari Puncak, Bogor dan Depok, menyatudengan tumpahan air dari langit Jakartasampai dinihari Jumat (2/2). Ketinggiandebit air di PAM (barat) mencapai puncaknya Sabtu malam sampai Minggu (4/2), yaitu 1.085 cm (10,85 meter) danmengalirkan air Kali Ciliwung ke BanjirKanal Barat. Sedangkan PAM (timur)yang berjarak hanya 50 meter dari PAM(barat) mengalirkan air Kali Ciliwung keKali Matraman, Jakarta Timur.Saat itu, Sutiyoso meminta izin PresidenSusilo Bambang Yudhoyono untuk membuka PAM (barat) yang mengendalikanaliran Kali Ciliwung menuju Banjir KanalBarat. Begitu air dilepas, secepat kilatstasiun kereta api Setia Budi dan TanahAbang terendam air. Air Kali Ciliwungmeluap sampai ke jantung ibukota diJalan Sudirman dan Thamrin, melebar keJakarta Barat dan Kali Gunung Sahari. Tetapi tidak sampai menggenangi kawasanMenteng, Balai Kota, Monas dan Istana.Sedangkan di kawasan timur dan utaraJakarta seperti Cipinang, Bidaracina, Cawang, Bukit Duri, Kelapa Gading danPlumpang sudah dikepung banjir sejakKamis dinihari. Sebab air di PAM (timur)harus segera dilepas untuk mengalihkanamukan Kali Ciliwung dan melindungi kawasan Menteng, di mana terdapat banyakrumah petinggi, Kedubes asing, Balai Kota, Taman Monas, Masjid Istiqlal, sertaIstana Merdeka. Ibukota Jakarta lumpuhsampai Senin (4/2) lantaran hampir 60persen jalan dan kawasannya tergenangair sampai setinggi hampir dua meter.Sampai Rabu (6/2), Pardjono masih kerap menerima telepon dari para ibu yangmenanyakan perkembangan permukaanair di PAM. “Sekarang debit air normal Bu,770 cm,” jawab Pardjono sembari menerima kunjungan Amron Ritonga dariBerita Indonesia. Tak berapa lama kemudian, telepon berdering lagi, Pardjonomengatakan hal yang sama. Saat itu jarumjam menunjukkan angka sembilan pagi.Pardjono memantau debit air PAM setiap 15 menit—apalagi dalam keadaansiaga satu—untuk membuat laporan rutin secara teratur. Tanggung jawab Pardjono memang tidak ringan. Dia harus bisa mengantisipasi luapan banjir Kali Ciliwung yang melintasi Pintu Air Katulampa(Bogor) dan Pintu Air Depok. NamunPardjono, petugas senior pintu air, karenasudah 10 tahun bertugas di PA PondokPinang, Setia Budi Barat dan Manggarai.Ketika Kali Ciliwung mengamuk di Jakarta, Minggu (3/2), Pardjono sempatmendengar kabar bahwa PAM dijaga olehPaspampres. Menurut Pardjono, hal itudilakukan, untuk berjaga-jaga terhadapkemungkinan dari masyarakat yangmembuka pintu air secara paksa. Hal itupernah terjadi tahun 2002. Mereka asalasal membuka pintu air tanpa memperhitungkan kecepatan air dan dampaknya.“Maksimal pintu air dibuka setinggi 5-10sentimeter, bukan dibuka selebar mungkin seperti kejadian tahun 2002,” kataPardjono.Paspampres mengawasi tempat itu untuk berjaga-jaga dari perbuatan anarkimasyarakat setempat. Pardjono menyangkal desas-desus dengan berkata,“Keberadaan mereka di sana bukankarena ada titipan dari kawasan pemukiman elit Menteng dan Istana seperti kitadengar selama ini. Itu tidak benar mas.”Ketika berbincang dengan Berita Indonesia, Pardjono didatangi seseorang yangberpakaian sipil, menanyakan kondisiPAM, apakah aman atau tidak. Namun,dia balik bertanya, “Bapak dari mana?”Orang itu menjawab, “Dari Marinir.” Pardjono mengatakan bahwa PAM aman dariancaman masyarakat, karena ada bantuandari pihak kepolisian.Soal korban tewas, Deputi Bidang Pemulihan Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (Bakornas), PBTabrani mengatakan kepada pers (10/2),korban yang meninggal akibat banjir sebanyak 80 orang—48 orang di DKI Jakarta, 19 orang di Jawa Barat dan 13 orang di Banten.Banjir merendam puluhan ribu rumahdan lebih dari 100 jalan. Kantor-kantordan pabrik banyak yang meliburkanSIMALAKAMAPINTU AIRMANGGARAISIMALAKAMAPINTU AIRMANGGARAI
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21