Page 12 - Majalah Berita Indonesia Edisi 34
P. 12
12 BERITAINDONESIA, 29 Maret 2007BERITA TERDEPANKursi Panas Dua MenteriDalam jajaran Kabinet Indonesia Bersatu,dua menteri melewati hari-hari merekadengan penuh kecemasan. Hari ini di manalagi terjadi kecelakaan darat, laut danudara? Atau hari ini di mana lagi terjadibanjir, tanah longsor dan gempa bumi?Kursi dua menterisudah lama tak lagiterasa empuk. Mereka laksana dudukdi atas bara. Siapa saja keduamenteri tersebut? Pertama,Menteri Perhubungan HattaRajasa, dan kedua, MenteriSosial Bachtiar Hamsyah.Hari demi hari dijalani Hatta dengan dada berdebar. Haridemi hari dicekam kecemasanlantaran kecelakaan transportasi beruntun, baik di darat, laut maupun udara. Ujungtahun 2006 ditutup dengankecelakaan tenggelamnya KMSenopati Nusantara di dasarlaut Mandalika bersama puluhan penumpang yang terjebak di dalam kamar. Jugapuluhan penumpang yang terjun ke laut yang ganas menemui ajal mereka.Sebuah pesawat Boeing 737-400 milik Adam Air menghilang hampir sebulan, taklama setelah lepas landas dariBandara Juanda Surabaya,awal tahun 2007. Pesawatdengan 102 penumpang danawak itu, raib ditelan bumi.Sungguh tragis. Pesawat beserta penumpangnya tenggelam di dasar perairan Polman, Sulawesi Barat.Hatta yang mengembantanggung jawab tertinggi ataskeselamatan perjalanan didarat, laut dan udara, menantang arus tuntutan mundur dari publik. Belum sempatbernafas lega, Hatta harusberhadapan dengan kecelakaan terbakarnya KM Levina I diperairan Tandjung Karawang,sebelah utara Kepulauan Seribu. Kapal itu dalam pelayaran dari Tandjung Priok menuju Bangka Belitung, akhirFebruari. Sebanyak 16 orangtewas dan 17 hilang dari antara291 orang yang menumpangkapal tersebut.Kisah tragis Levina I tidakberhenti sampai di situ. Setelah bangkainya diparkir dipelabuhan Tandjung Priok,Levina I masih meminta korban. Dua kamerawan televisidan dua perwira polisi penyelidik meninggal bersamaandengan tenggelamnya bangkaiLevina I.Kembali pesawat Boeing737-400 milik Adam Airmengalami kecelakaan, masihdi Bandara Juanda, Surabaya.Dua pekan lalu, pesawat AdamAir (KI-172), mendarat diujung jalur pacu. Pesawat tergelincir keluar landasan pacu,satu sayapnya patah dan badan pesawat hampir patahdua. Beruntung di dalam kecelakaan ini semua penumpang dan awak pesawat selamat.Namun Hatta masih menghadapi kecelakaan penerbangan berikutnya. Kali ini, pesawat Boeing milik perusahaan negara, Garuda Indonesia, tergelincir keluar dari landasan pacu Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta (7/1). Pesawat yang membawa 133 penumpang dan awak itu, padamenit-menit berikutnya terbakar api. Sebagian penumpang yang berhasil menyelamatkan diri, dan dievakuasioleh tim SAR. Namun 22 korban terbakar hangus bersamapesawat naas itu.Menghadapi kecelakaantransportasi, Hatta harus menyiapkan jurus kelit yang jitu.Tentu jurus pertamanya, menolak mundur dari kursi menteri. Selebihnya, Hatta tidakmau dipersalahkan atas semuakecelakaan yang terjadi bertubi-tubi.Bencana AlamMeskipun ada kesamaan,nasib Mensos Bachtiar masihlebih baik dari Hatta. Namuntidak berarti Bachtiar bisatidur lelap. Bayangkan saja,sepanjang tahun 2005-2006,terjadi 621 bencana gempabumi, banjir dan tanah longsor. Tak kurang dari 8.000 orang tewas dalam bencana tersebut. Tidak seperti rekannyaHatta, Bachtiar masih tergolong mujur, karena dia tidakbisa dimintai pertanggungjawaban akibat gejolak alam.Terjangan air bah membukakisah muram tahun 2007. Banjir melanda sebagian Sumatera,termasuk Pekanbaru, Kabupaten Rokan Hilir dan Hulu,Inderagiri Hulu dan Hilir,Kuantan Singingi dan Kabupaten Palawan. Tidak hanyaSumatera, banjir juga melandaKalimantan Barat di kecamatanSambas, Selakau, Tebas, Sejangkung, Teluk Kramat, Galing, Sajingan dan Subah.Trauma banjir belum lenyapdari pikiran puluhan ribu korban yang rumahnya hancurdan terendam. Tiga hari berturut-turut (1-3/2) banjirmenggenangi 60 persen wilayah Jakarta, membuatnyahampir lumpuh. Banyak kantor dan sekolah diliburkanlantaran jalan-jalan tergenangair, tak bisa dilewati transportasi kota. Mereka yangbernasib malang masih tinggaldi tenda-tenda pengungsian.Awal Maret ini bencana tanah longsor kembali datangmenjemput 32 jiwa di Rute,Kabupaten Manggarai, NTT.Puluhan lainnya hilang tertimbun tanah longsor. Merekapun akhirnya tewas karenatidak sempat dievakuasi kelokasi yang lebih aman. Upayapenyelamatan terhalang olehtanah longsor.Belum kering berita kematian dari Manggarai, munculkabar sedih baru dari Sumatera Barat. Gempa bumi dengan kekuatan 5,8 pada skalaRichter mengguncang Kabupaten Tanah Datar dan Solok.Bencana menjemput kembali88 nyawa, belum termasukmereka yang dinyatakan hilang dan tertimbun reruntuhan. Gempa dahsyat inimenghancurkan bangunanumum dan rumah penduduk.Bachtiar hanya bisa berkomentar bahwa dalam beberapa hari belakangan ini diasulit tidur. Sebab, sembariterbaring pun dia membayangkan di mana lagi terjadibanjir, tanah longsor dan gempa bumi. Apa yang dibayangkan oleh Bachtiar memangterjadi. Keesokan harinya (6/1), Sumatera Barat diguncanggempa dahsyat.Sebenarnya dalam usia senjanya (61), Bachtiar ingin menikmati hari-hari yang tenang.Namun lantaran bencanaalam, hari-hari itu tercekamrasa cemas. Apalagi jika datang telepon dari PresidenSusilo Bambang Yudhoyono,Bachtiar langsung dicecar dengan pertanyaan: “Apa sajayang sudah dilakukan?” SHilustrasi: dendy