Page 64 - Majalah Berita Indonesia Edisi 41
P. 64


                                    64 BERITAINDONESIA, 05 Juli 2007LINTAS TAJUKDiharapkan, terbitnya Inpresini tidak sekadar komitmennormatif untuk mencitrakankeseriusan pemerintah.npres Nomor 6 Tahun 2007 tentangKebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan PemberdayaanUsaha Mikro, Kecil, dan Menengahdiumumkan Menko Perekonomian Boediono. Inpres yang ditandatangani Presiden Yudhoyono 8 Juni 2007 itu dimaksudkan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan mengurangitingkat pengangguran sertakemiskinan. Inpres ini mengatur, perbaikan iklim Investasi, reformasi sektor keuangan, percepatanpembangunaninfrastruktur,dan pemberdayaan UMKM.Total langkahyang ditempuhmencakup 141 butir dengan melibatkan 19 kementerian,3 kepala lembaga nonkementerian, seluruhgubernur, bupati, danwali kota.Paket kebijakan ekonomen normatif untuk mencitrakan keseriusan pemerintah, sebab kita membutuhkan kebijakan yang implementatifdan efektif mengatasi segala hal yangmengganjal perputaran roda ekonomi.Untuk itu, pemerintah harus punya keseriusan untuk memperbaiki diri, yaknimampu melaksanakan semua kebijakanitu secara konsekuen dan bertanggungjawab. Sehingga seluruh sasaran yangditetapkan dapat tercapai dan dirasakanmasyarakat.Nada yang agak sinis datang dari harianInvestor Daily (13/6). Disebutkan, untukkeenam kalinya pemerintah SBY-JKmeluncurkan paket kebijakan ekonomi.Tapi merujuk pada nasib lima paketsebelumnya, kalangan pelaku ekonomimenyangsikan efektivitas Paket 12 Juni2007 (Pajun) ini. Lima paket sebelumnyasama sekali tidak membuahkan hasilsignifikan. Kebijakan yang diluncurkansama sekali tidak langsung menjawabmasalah pokok yang terjadi. Menurutharian ini, sebenarnya akan sangat besardampak positifnya jika paket kebijakanekonomi merupakan penjabaran darisebuah kebijakan yang didukung oleh visiyang jelas dari pemerintah untuk mendongkrak tingkat kesejahteraan rakyat.Paket kebijakan yang diluncurkan haruspro-growth, pro-poor, dan pro-job.Untuk menggerakkan sektor riil, mendorong pertumbuhan ekonomi sertamemangkas angka kemiskinan dan pengangguran, menurut harian ini, pemerintah mestinya memberikan arahan,bukan menyerahkan sepenuhnya padamekanisme pasar. Tanpa arahan yangjelas, semua paket kebijakan ekonomiyang diluncurkan tidak akan membuahkan hasil. Dan jika demikian,Menko perekonomian nantiakan dikenang sebagai “MrPaket”.Harian sore Sinar Harapan (14/6), lebih menyoroti pernyataanMenko PerekonomianBoediono yang menyebut, bahwamembangun perekonomian harusmelalui tahapantahapan tertentu,yang penting tidakmelupakan arah danbentuk yang akan dicapai. Menurut harianini, pernyataan itu adabenarnya, tapi apakahmesti mengikuti tahapmi yang diumumkan Selasa 12 Juni 2007(Pakjun) itu ditanggapi ramai-ramai olehberbagai media dalam tajuknya. Ada yangpesimis, ada juga yang tetap berusahaoptimis. Harian Bisnis Indonesia (13/6)menanggapi hal ini dengan agak pesimis.Di bawah judul “Kebijakan tanpa Terobosan” disebutkan, kehadiran sebuah kebijakan ekonomi dalam bentuk paket, pada prinsipnya identik dengan inisiatif baruyang akan jadi langkah terobosan. Namun, dari lima paket yang dikeluarkanpemerintah dalam dua tahun terakhir,inisiatif baru nyaris tidak ada. Akibatnya,hampir tidak ada pula langkah terobosan.Karena itu, dengan agak sangsi harian inimempertanyakan, apakah target waktupelaksanaan kebijakan baru itu bisaterlaksana.Nada pesimis juga dilontarkan MediaIndonesia (13/6). Menurut harian ini, belajar dari pengalaman tiga paket ekonomisebelumnya yang tidak berhasil sepenuhnya. Yang harus menjadi perhatian paketkali ini adalah bagaimana implementasinya. Tanpa perubahan dan komitmenserius dan menyeluruh di dalam badandan otoritas pemerintahan, dikhawatirkan nasib paket ini pun akan sama dengantiga paket sebelumnya. Yaitu terganjal dangagal karena miskin implementasi.Nada yang sama ditulis Suara Pembaruan (14/6). Disebutkan, terbitnya Inpres ini diharapkan tidak sekadar komitdemi tahap walaupun ada tahapan yangbisa dilompati padahal tanpa berisiko?Apakah mesti mengikuti pakem sementara rakyat sudah lama menderita?Sedangkan Kompas (14/6) tetap mencoba optimis. Disebutkan, kita memang tidakboleh berhenti berupaya. Tapi untuk melaksanakannya, menteri pelaksana janganhanya berpikir sektoral. Harus memerhatikan keterkaitan dengan departemenlain. Agar kecepatan pemulihan targetberjalan beriringan dan optimal, programitu harus dilakukan secara bersamaandengan kecepatan yang sama pula. Dan untuk itu, dibutuhkan pemimpin yang punyamimpi besar, punya visi besar, dan yanglebih penting lagi, pemimpin yang tahubagaimana menerjemahkan visi besarnyadalam tindakan. Pemimpin di sini termasuk para menteri serta anggota parlemen.Sementara Republika 15/6 menyorotipro kontra soal efektifnya kebijakan ini.Yang kontra kebijakan ini, menilai kebijakan itu lebih pada tataran konsep. Sementara yang pro menyambut positif, walaupun tetap meminta kebijakan itu tidakdi atas kertas saja. Maka saran harian ini,Pemeo yang selama ini menyebut bangsaini sebagai jagoan konsep tetapi lemah dipelaksanaan harus dipatahkan menjadijago di konsep, jago pula di pelaksanaan.Harapan banyak orang, kebijakan ini bisamengangkat perekonomian, jangan dibiarkan menjadi kekecewaan. „ MSIHarapan Pada Pakjun Harapan Pada Pakjun
                                
   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67