Page 61 - Majalah Berita Indonesia Edisi 41
P. 61


                                    BERITAINDONESIA, 05 Juli 2007 61BERITA LINGKUNGANwab Siapa?nyebab terjadinya peningkatan panas dibumi. Efek rumah kaca berasal dari energimatahari yang menerangi bumi. Sebagianbesar energi ke bumi adalah radiasi gelombang pendek termasuk cahaya tampak.Ketika energi ini mengenai permukaanbumi, maka energi ini akan berubah daricahaya menjadi panas dan menghangatkanbumi. Permukaan bumi memantulkankembali sebagian dari panas ini sebagairadiasi infra merah gelombang panjang keangkasa luar, walaupun sebagian tetapterperangkap di atmosfer Bumi.Gas-gas tertentu di atmosfer termasukuap air, karbondioksida, dan metana,menjadi perangkap radiasi ini. Gas-gas inimenyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumidan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana kaca dalamrumah kaca sehingga dikenal sebagai gasrumah kaca.Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer makasemakin banyak panas yang terperangkapdi bawahnya. Semua kehidupan di Bumitergantung pada efek rumah kaca ini,karena tanpanya Bumi akan sangat dinginsehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi, bila gas-gasini jumlahnya terlampau banyak di atmosfer akibatnya adalah pemanasan Bumiyang terus berlanjut.Dampaknya Bagi IndonesiaSecara umum dampak dari pemanasanglobal terhadap cuaca mengakibatkan kenaikan permukaan air laut, perubahaniklim, kerusakan lingkungan baik pada organisme maupun ekosistem serta pengaruhterhadap ketersediaan air dan pertanian.Naiknya suhu rata-rata di bumi adalahsalah satu bukti telah terjadi perubahaniklim. Pola cuaca menjadi semakin tidakdapat diprediksi dan lebih ekstrim. Parailmuwan juga mengatakan daerah bagianutara dari belahan Bumi Utara akan lebihpanas dari daerah-daerah lain di bumi.Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil.Fenomena alam juga menjadi anomalidi beberapa daerah yang beriklim hangatsebab akan menerima curah hujan yanglebih tinggi, tetapi tanah juga akan lebihcepat kering. Kekeringan tanah ini akanmerusak tanaman bahkan menghancurkan persediaan/cadangan makanan dibeberapa tempat di dunia.Fenomena pemanasan global di Indonesia dan umumnya di Kawasan AsiaPasifik sudah dirasakan dengan terjadinyabanjir akibat hujan yang tidak beraturandan juga ditandai dengan jangka waktumusim panas yang lebih lama dari biasanya. Secara keseluruhan kondisi cuacadan iklim menjadi semakin tidak dapatdiperkirakan (diramalkan).Dalam harian Jurnal Nasional (8/6),Emil Salim yang sekarang menjabatsebagai anggota Dewan PertimbanganPresiden (Wantimpres) bidang Lingkungan mengatakan sebagai negara yangberada di wilayah khatulistiwa dengankondisi geografis kepulauan maka Indonesia akan merasakan dampak negatifakibat perubahan iklim yang disebabkanfaktor industrialisasi global.Menurutnya, dengan garis pantai sepanjang 80.000 km, perubahan iklimakan menyebabkan naiknya permukaanlaut yang mengakibatkan tenggelamnya15.000-17.000 pulau yang ada. Perubahan iklim juga berdampak pada perubahanmusim tanam (pola tanam), irigasi,ketersediaan air yang berpengaruh padasektor pertanian.Dampak terburuk menghilangnya sejumlah pulau-pulau kecil Indonesia pada30 tahun mendatang juga dikemukakanoleh Walhi (Wahana Lingkungan Indonesia). Berdasarkan data yang dimiliki olehWalhi, kenaikan permukaan air lautberpotensi menenggelamkan 50 meterdaratan dari garis pantai Kepulauan Indonesia, yang panjangnya 81.000 kilometer. Diperkirakan lebih dari 405.000hektar daratan Indonesia akan tenggelam,ribuan pulau kecil pun akan sirna daripeta Indonesia, ratusan ribu hektar tambak dan sawah di daerah pasang surutakan hilang, dan abrasi pantai dan intrusiair laut pun semakin mengancam penduduk bumi.Saran Konstruktif IndonesiaMenteri Lingkungan Hidup RahmatWitoelar bahkan mengusulkan agar negara maju turut bertanggung jawab atasreforestry hutan Indonesia yang sudahrusak. Masyarakat global harus membayar dan harus mau reforestry denganbiaya satu miliar per tahun dari Departemen Kehutanan.Dia menginginkan usulan ini menggantikan Protokol Kyoto yang sudah kadaluarsa. Bahwa hutan juga menjadi tanggung jawab negara yang tidak mempunyaihutan. Menurutnya, sudah 180 negarayang mendukung dan hanya dua negarayang tidak sepakat yaitu Amerika Serikatdan Australia.Padahal Amerika Serikat, menurut MoektiSoejachmoen, Wakil Direktur EksekutifPelangi dalam situs www.pelangi.or.id, menduduki peringkat pertama sebagai negarapengemisi karbon terbesar di dunia.Diperkirakan 20-25% emisi karbon global disumbangkan dari negara adidaya inisedangkan jumlah penduduk AmerikaSerikat hanya sebesar 4% dari totalpenduduk dunia. Pada tahun 2000, totalemisi karbon dunia mencapai lebih darienam miliar metrik ton. Tingginya emisikarbon AS karena tingginya aktivitasindustri yang menggunakan bahan bakarfosil. Sejak 1990, peningkatan emisikarbon AS mencapai 8,3% per tahun.Pada tanggal 3-4 Desember mendatangIndonesia akan menjadi tuan rumahKonferensi Internasional Perubahan Iklimyang akan digelar di Bali. Sebagai tuanrumah konferensi, maka Indonesia berhak menentukan agenda pembahasan,menentukan cara untuk mendapatkan dana pelestarian hutan, termasuk juga mendesak negara maju menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Konferensiini harus menjadi momentum untukmemperjuangkan kepentingan Indonesiadari dampak perubahan iklim akibatpemanasan global .Budaya ramah lingkungan juga sangatdiperlukan dalam mengurangi dampakpemanasan global di Indonesia dengandidukung partisipasi masyarakat. Misalnya dengan tidak menggunakan kulkasatau AC yang bahan freonnya terbuat darijenis CFC, melakukan hemat energi, melakukan sistem pengelolaan sampah terpadu, melakukan penghijauan di sekitarrumah, dan menggunakan teknologi yangtepat guna dan ramah lingkungan. „ CPdinya peningkatan panas di bumi.
                                
   55   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65