Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 42
P. 47


                                    BERITAINDONESIA, 19 Juli 2007 47BERITA TOKOHK.H. Ma’ruf AminTidak Ada Yang BerubahLin Che WeiMundur KsatriaIa analis pasar modal paling terkemuka di tanah air. Lahirdi Bandung 1 Desember 1968, Lin Che Wei menyelesaikanpendidikan S1 di Universitas Trisakti, dan MBA dari Universitas Nasional Singapura.emilik nama lain WeibinantoHalimdjati ini meroket di jagatperpolitikan nasional tatkalaterlibat dalam berbagai hal menjelang Pilpres 2004. Ia, misalnya, tampilsebagai salah seorang panelis dari pasangan calon presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla, dalam debat antarcalon presiden. Ia tampil begitu atraktif,cerdas, dan tanpa diselimuti amarah.Darah Cina yang mengalir pada diri LinChe Wei memberikan keuntungan tersendiri bagi pasangan yang akhirnya terpilihtersebut. Terlebih, tatkala komunitasChina mempertanyakan secara resmidalam sebuah forum kampanye yangberlangsung di sebuah hotel di Jakarta,tentang orientasi salah seorang dari keduakandidat dalam sebuah buku, yang mengajak masyarakat Indonesia untuk berpaling ke timur.Tetapi tak ada makan siang yang gratis,kata pepatah. Maka Lin Che Wei pun“diganjar” diangkat menjadi Staf KhususMenko Perekonomian Aburizal Bakrie,lalu Staf Khusus Menneg BUMN Sugiharto, hingga akhirnya sejak hari Jumat17 Juli 2005 diangkat menjadi Dirut PTDanareksa (Persero).Naiknya Lin Che Wei ke BUMN sebetulnya mengagetkan. Sebab, dalam sebuahartikelnya di harian Kompas Desember2000, ia pernah menulis, “Musuhi saya jikaterlibat politik dan birokrasi pemerintahan.” Energitasnya yang demikian stabil sebagai analis yang cerdas, sekaligus idealis,membuatnya sesungguhnya lebih tepattetap sebagai profesional swasta murni.Dari semangatnya yang cinta Tanah Air takterbersit sedikit pun keinginan pamrih apabila kandidat yang didukungnya terpilih.Tetapi itulah, usai dilantik menjadi dirut, Lin Che Wei menggagas empat program. Salah satunya, mewujudkan rencana pengerucutan 158 BUMN menjadisekitar 85 BUMN.Tetapi, sejak Kamis 21 Juni 2007 ketikaRUPS sedang berlangsung, secara resmiLin Che Wei menyatakan undur diri dariDanareksa. Selama ini ia berkinerja baik,sebab berhasil menaikkan pendapatankeuangan perusahaan ini.Walau demikian, sejumlah kasus turutmembayangi tekad mundur Lin Che Wei.Tetapi apapun itu, bagi Lin Che Wei,masihlah lebih baik bersikap ksatriamundur sebelum dimundurkan, sebuahsikap yang masih jarang dimiliki orang Indonesia. „ HTPKiyai asal Banten, K.H. Ma’rufAmin (64 tahun) tak mempersoalkan apabila banyak pemimpin umatpada terjun ke dunia politik. Sepanjang itu dimaksudkan untuk pengawalan-pengawalan terhadap NKRI,Pancasila, dan jiwa keagamaansupaya konsisten tetap di dalamkoridor mencegah semacam terjadiupaya sekularisasi pemahaman.“Indonesia ini kan bukan negaraagama. Tetapi, negara yang memosisikan agama dalam posisi yang terhormat. Dan agama itu memberikan semacam landasan berpikir, mewarnai,”ucap Ma’ruf Amin, Ketua Majelis UlamaIndonesia (MUI), yang juga salah seorang anggota Dewan PertimbanganPresiden (Wantimpres), bidang Keagamaan.Ma’ruf menyebutkan bagusbagus saja aksi perpolitikan parakiyai untuk pengawalan, bukandalam arti mengejar kedudukan,mencari posisi, atau merebutkekuasaan. Ia membedakan langkah politik kiyai ke dalam dua hal:antara kiyai politik, dan politik kiyai.Kiyai politik, menurutnya, yaitukiyai yang larut dalam perilakupolitik. Artinya, dia terbawa aruspolitisi yang lain, seperti menghalalkan cara, kemudian terjebak kepada aspek-aspek perebutan kekuasaan dan sebagainya. “Itu kiyaipolitik,” ucap Ma’ruf, pengawassyariah di Bank Muamalat.Sedangkan politik kiyai, urainya,yaitu politik yang ikut kiyai. “Artinya,melakukan pengawalan-pengawalansupaya negara ini tetap, tidak terjadike kanan, atau ke kiri. Kalau dalamposisi itu, saya kira tidak masalah,”ujarnya. Sejatinya, Ma’ruf melihat bagus-bagus saja kiyai berpolitik. Sebab,kalau tidak, bisa-bisa preman semuayang menjadi politisi, atau pelawak.Walau sudah terpilih menjadianggota Wantimpres, Ma’ruf Amin,mengaku tidak ada yang berubahpadanya setelah menempati posisiterhormat berada di lingkaran pusatkekuasaan.“Tidak ada yang berubah. Sayatetap saja ceramah, biasa. Tidakada yang harus berubah. Wong saya di sana hanya menyampaikan,supaya Presiden tetap konsistenmelaksanakan tugas-tugas kenegaraan. Jangan terprovokasi olehgangguan-gangguan, oleh isu-isuyang menggoda. Karena isu-isuyang menggoda tetap saja ada.Sehingga program-program sepertiyang diinginkan, waktu Beliau maujadi Presiden harus tetap di posisiseperti itu,” ucap Ma’ruf, yangsudah memberikan berbagai pertimbangan kepada Presiden, baiksecara perorangan maupun secarakelembagaan. Tapi ia engganmenyebutkan apa saja pertimbangan yang sudah diberikannya.Selain tidak ada yang berubahMa’ruf juga mengaku tidak memperoleh tambahan fasilitas apa-apa.Semua kehidupannya disebutkannya biasa saja. “Bahkan orang-orang mencurigasi saya, janganjangan jadi Kiyai Istanaha...ha...ha..” ucapnya. „ HT
                                
   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50   51