Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 43
P. 66
66 BERITAINDONESIA, 02 Agustus 2007BERITA KESEHATANAntara Kura-kuradan SalmonellaBukan rahasia lagi bahwa banyak wargamampu yang memanipulasi data agar mendapatkan Askeskin. Namun mulai 1 Juli tahunini, ada beberapa perubahan dalam aturanAskeskin yang membuat kecurangan semacamitu bisa dicegah.Seperti dilaporkan Gatra, 5-11 Juli 2007, datapeserta Askeskin akan ditentukan oleh BadanPusat Statistik (BPS). Warga yang mengajukanAskeskin akan dicocokkan dengan data BPS. Jikacocok, baru akan disetujui.Peraturan baru lainnya adalah dihapusnyaketentuan surat keterangan dokter yangdikenal protokol terapi. Sehingga, obat-obatanrujukan dokter yang tidak tercantum dalamAskeskin tak akan dilayani. Dalam hal inipemerintah hanya membatasi obat-obattertentu bagi penyakit kanker, jantung, diabetes dan lain-lain.Menurut Kepala Pusat Pembiayaan KesehatanDepartemen Kesehatan Ida Bagus Indra Gotama,pembatasan itu perlu dilakukan karena banyakobat baru bermunculan dan dianjurkan pabrikobat. Harganya mahal padahal khasiatnya takjauh beda. Pedoman Askeskin 2007 mencantumkan 358 jenis obat yang ditanggung pemerintah.Lebih sedikit dibanding jenis obat dalam Askeskin2006.Pembatasan obat ini menimbulkan kekhawatiran dari pihak rumah sakit. Peraturantersebut membuat pelayanan di rumah sakitterjepit. Di satu sisi pasien tidak boleh dikenaibiaya sepeser pun, di sisi lain mereka takboleh memberi obat selain di daftar. Padahal,dokter punya standar baku pengobatan danreaksi obat terhadap tubuh pasien berbedabeda.Pemangkasan jumlah obat ternyata terkaitdengan anggaran. Menurut Indra Gotama, jumlahpeserta Askeskin terus meningkat setiap tahun,namun anggaran APBN untuk Depkes takbertambah. RHAnggaran Cekak Untuk Si Miskini pinggir jalan pasarJatinegara yang ramai tampak toplestoples plastik berisibayi kura-kura. Para penjualnya duduk di emperan menunggu pembeli. Beberapa orang dengan membawa anaknya mampir dan membeli seekor dua ekor lengkap dengankandangnya yang berbentuktoples persegi. Harganya taklebih dari Rp 30.000.Di Indonesia, penjualan hewan kecil ini cukup menarikminat. Pembelinya kebanyakan anak-anak, untuk dipelihara di rumah. Namun banyakyang tidak mengetahui bahwabayi kura-kura mengandungbakteri yang berbahaya bagimanusia.Di Amerika Serikat, Centersfor Disease Control and Prevention (CDC), 5 Juli lalumengumumkan bahwa kurakura bukanlah hewan peliharaan yang aman.Diberitakan harian JurnalNasional (10/7), kotoran padabayi kura-kura ternyata mengandung bakteri Salmonella,bakteri ini diberitakan telahmenyebabkan kematian seorang bayi berumur empatminggu di Florida, AS. Kasusitu terjadi awal tahun ini.Dalam penyidikannya, CDCmenemukan terjadi peningkatan angka penjualan bayikura-kura. Padahal hukum federal 1975 secara tegas melarang pemeliharaan hewan ini.Ketika Food and Drug Administration (FDA) juga mengumumkan bahwa bayi kurakura tidak aman dipelihara dirumah dan menyebabkan penyakit serius terhadap anakanak, masyarakat AS mulaimenyadari bahayanya.Salmonella adalah bakteripenyebab penyakit serius dinegeri Paman Sam tersebut.Bakteri ini mampu bertransformasi ke dalam tubuh manusia, ketika melakukan kontaklangsung dengan bayi kura-kura. Bakteri ini biasanya berkoloni dengan kura-kura, termasuk dalam kotoran hewan ini.Sejak 2006-2007, CDC menemukan 15 orang yang terinfeksi strain baru Salmonella.Di mana 80 persen di antaranya melakukan kontak langsung dengan bayi kura-kura,seminggu sebelum dinyatakanterinfeksi.Sebanyak 1,4 juta pendudukAS menderita infeksi nontypoid yang menyebabkan 15ribu orang dirawat di rumahsakit dan 400 orang meninggal, diantaranya bayi berumurempat minggu itu. Gejalanyademam dan infeksi akut, bahkan pemberian antibiotik tidakdapat menyelamatkan nyawanya. RHBayi kura-kura menyebabkan penyakit serius terhadap anak-anak.DBayi kura-kura ternyata mengandung bakteri Salmonella.