Page 47 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 47
BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 47LINTAS MEDIAIsu Ratifikasi di TNI dan Kemenangan HM SoehartoIsu ratifikasi di TNI, dan kemenangan mantan PresidenHM. Soeharto di pengadilan kasasi menjadi berita terbesarpertengahan September. Dugaan keterlibatan salah satukorporasi nasional dalam bisnis senjata, danperkembangan bisnis syariah di Indonesia juga jadi topiklaporan utama majalah lainnya.aporan utama majalah Gatra(20-26/9) mengangkat isupemberian hadiah (ratifikasi)dana prajurit kepada para mantan petinggi TNI. Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) TB Silalahidisebut-sebut ikut menikmati kucurandana yang diberikan Henry Leo, DirekturPT Dutaraya Kawijaya yang kinimenjadi tersangka kasus korupsi dana milik prajurit sebesarRp410 milyar di Badan Pengelola Kesejahteraan PerumahanPrajurit (BPKPP) itu.Dalam pemeriksaan Kejagung,Henry Leo mengaku memberikan rumah ke sejumlah jenderaltermasuk T.B. Silalahi. Namun,pria bernama lengkap TiopanBernhard Silalahi itu dalam kesaksiannya di Kejagung, Kamis(13/9), membantah menerimarumah dimaksud. Bahkan kepadaGatra, Silalahi mengaku tak pernah ikut terlibat maupun mengetahui secara langsung kasus dana prajurititu. “Saya kan MenPAN, sedangkan ituurusan Dephankam (Departemen Pertahanan dan Keamanan),” ujarnya.Sehari sebelumnya, Rabu (12/9), Kejagung juga memeriksa mantan KSADJenderal R. Hartono. Mantan KSADmengaku telah menerima hadiah beruparumah dari Henry Leo pada tahun 1995.Namun, dia menyebut tidak tahu alasandi balik pemberian rumah tersebut. “Itudia, saya nggak tahu (alasan Henry Leomemberikan rumah), mungkin karenasaya KSAD,”ujarnya. Rumah itu sendirimenurut Hartono tidak pernah ditempatinya. Bahkan baru tahun 2006, atau 11tahun setelah diberikan, dilakukan perubahan kepemilikan atas namanya. Padasaat diperiksa, Hartono pun menyerahkansertifikat rumah tersebut kepada Kejagung. Senin (17/9), rumah itu pun disitaKejagung.Selain Silalahi dan Hartono, didugamasih ada lagi mantan petinggi TNI lainmenerima aliran dana tersebut. Namunsejauh ini, Puspom TNI-AD tidak menemukan adanya keterlibatan anggotaTNI yang masih aktif. Sementara HenryLeo sendiri dan mantan Direktur Asabri,Mayjen (Purn) Subarda Midjaja, yang jaditersangka dalam kasus ini, sudah ditahandi Kejaksaan Agung. Sedangkan majalah Tempo (17-23/9),mengangkat laporan utama tentang vonisMA kepada majalah Time edisi Asiaterkait permohonankasasi yang dimenangkan mantanPre,sidenSoeharto.VonisyangmewajibkanmajalahTime ,membayargantirugi Rp1 triliundanme,mintamaaf melalui media cetak tiga kali berturut-turut, itu dijatuhkan karena dua hal.Pertama, illustrasi Soeharto di majalahTime terbitan tanggal 24 Mei 1999 dinyatakan mencemarkan nama baik Soeharto karena disitu digambarkan, Soeharto memeluk rumah besar padahalrumah itu bukan milik Soeharto. Kedua,beritanya yang menyebut ada transferuang US$9 miliar milik Soeharto daribank di Swiss ke rekening di Austriadinyatakan tak bisa dibuktikan. MajalahTempo sendiri menanggapi vonis MA itumenyebutkan, vonis itu sebuah loncengkematian bagi kebebasan pers.Sementara majalah Trust (17-23/9)mengangkat laporan utama tentangdugaan keterlibatan satu korporasi Indonesia (Djajanti) dalam penjualan senjatabertaraf internasional. Trust menyebutkan, di balik kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan mantan Presiden Liberia, Charles Tyalor, terselip namaDjan Djajanti sebagai pemasok senjatanya. Moduasnya menurut laporan DKPBB, senjata itu dibarter dengan kayu.Dugaan keterlibatan Djan Djajanti ituterungkap berkaitan dengan proses hukum yang sedang dijalani mantanPresiden Liberia, Charles GhankayTaylor di Mahkamah Internasional, Den Haag, Belanda yangdituduh melakukan kejahatanperang (war crimes) dan kejahatan kemanusiaan (crimeagainst humanity).Menurut DK PBB, kejahatanTaylor didukung oleh OrientalTimber Company (OTC), sebuahkonglomerasi terbesar di Liberia.OTC sendiri mempunyai kaitandengan Global Star Holding,sebuah korporasi yang berbasisdi Hongkong yang merupakanbagian dari Djan Djajanti. DjanDjajanti sendiri adalah perusahaan nasional yang bergerak dibidang perkayuan dan lainnya. Djajantididirikan pada tahun 1956 oleh BurhanUray alias Wong Ming Kiong yang kelahiran Kalimantan.Sedangkan laporan utama majalah Investor (11/9-10/10) mengangkat bisnissyariah di Indonesia. Menurut majalahini, peranan bisnis syariah di Indonesiamasih minim. Aset bank syariah barumencapai 1,7% dari total aset perbankannasional. Dilihat dari jumlah pendudukmuslim, Indonesia sebenarnya berada diposisi teratas dunia. Di atas kertas, jumlahpenduduk muslim yang besar itu merupakan potensi yang luar biasa namun, peluang itu masih sebatas potensi. Untukmemajukan industri syariah di Tanah Air,menurut majalah Investor ada beberapalangkah antara lain: Memperluas pemasaran produk syariah di luar masyarakatmuslim, memperbanyak instrumen investasi, khususnya obligasi syariah (sukuk),menyelesaikan aturan investasi dan perpajakan, mempersingkat tahapan birokrasidi level pemerintah, dan lainnya. MSL