Page 49 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 49
BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007 49BERITA MANCANEGARAJepang di Persimpangan JalanMengganti Perdana Menteri belum menjadijaminan akan berakhirnya kebuntuanpolitik di Jepang.atkala dilantik padaSeptember 2006,Shinzo Abe dipandang sebagai penerus citra pendahulunya, Junichiro Koizumi. Abe menjanjikan semangat reformasi seperti yang diusung Koizumi.Namun janji-janji pembaruanyang dihembuskan oleh ShinzoAbe kurang dari satu tahunlalu itu menguap dengan cepat.Dalam janji-janjinya, Abemisalnya, ingin merevisikonstitusi pasifis tahun 1947.Pemimpin termuda dalam sejarah modern Jepang itu jugabertekad meningkatkan kewibawaan negaranya di panggung dunia dengan memperbesar peran diplomatik danmiliter di samping ekonomi. Iapun mendapatkan dukunganluas terutama dari generasiyang tidak memiliki traumaperang. Suanana optimismesempat meruak di seanteroJepang setelah sejumlah rencana ambisius yang dicanangkan berhasil dicapai padaawal-awal masa jabatannya.Dia berhasil mencairkan hubungan politik dengan Chinadan Korea Selatan yang seringtegang. Abe juga merevisikonstitusi pasifis 1947, meningkatkan peran Jepang dalam diplomasi internasional.Hampir semua media massadalam tulisannya menaruh harapan yang besar di pundaknya.Sayang, dalam setiap langkah kepemimpinannya, Abeharus melalui banyak kerikildan batu besar. Sebagian besardikarenakan ketidakmampuannya menciptakan jaringan pendukung dalam partainya sendiri dan kegagalanberulang-ulang dalam memilih para pembantu yang tepat. Kesulitan mulai menghampiri Abe saat dia memicukemarahan di sejumlah negaraAsia karena mengatakan militer Jepang tidak terbukti memaksa perempuan Asia menjadi budak seks semasa PerangDunia II. Skandal korupsi dansuap juga menimpa kabinetAbe hingga empat menterimengundurkan diri dan satuorang menteri bunuh diri. Halini memicu kritik berkepanjangan yang meragukan kepemimpinannya dan meminta iaturun dari jabatannya. Popularitasnya di mata publik Jepang pun makin anjlok.Posisi pemerintahan Abesemakin payah setelah PartaiDemokratik Liberal (LDP)yang dipimpinnya mengalamikekalahan dalam Pemilu Majelis TinggiParlemenJepang, 29Juli. LDP dipermalukankarena kekalahan itumerupakankekalahanpertama dalam sejarah.Meski demikian, Abemencoba bertahan. Dia kemudian melakukan perubahankabinet, membuat pidato politik dan berbicara kepadarakyat mengenai upaya-upayayang akan dilakukannya untuktetap mempertahankan jabatannya sekaligus menyatakan program-program ekonomi dan politiknya belumtuntas dijalankan.Tak disangka-sangka, belumlama menyampaikan tekadnyauntuk bertahan itu, Abe menyatakan mengundurkan diridari jabatannya sebagai Perdana Menteri (12/9) setelahgagal meyakinkan kelompokoposisi dari Partai DemokratJepang untuk mendukung keputusannya memperpanjangdukungan Jepang atas operasiantiterorisme AS di LautanHindia. “Jepang memerlukanpemimpinbaru memerangi terorisme danrakyat memerlukanpemimpinbaru yangdidukungdan dipercaya oleh rakyat,” kata Abe dalam pernyataan pers yang ditayangkan secara nasional. Sehari setelah mengumumkanpengunduran diri, Abe dibawake rumah sakit, Kamis (13/9).Toshifumi Hibi, dokter yangmerawat Abe, mengatakansakit yang dialami oleh Abekarena kelelahan fisik ekstremdan stres psikologis.Media Jepang kemudianramai-ramai mengecam keputusan tiba-tiba Abe untuk mengundurkan diri itu sebagaitindakan “tidak bertanggungjawab” dan menyerukan dilakukannya pemilihan umum.“Dia baru saja melakukan perubahan kabinet, dia membuatpidato politik dan berbicarakepada rakyat mengenai upaya-upaya yang akan dilakukannya untuk tetap mempertahankan jabatannya. Sebagaipemimpin negara, ini sangattidak bertanggung jawab,” tulisharian liberal Asahi Shimbun.Pengunduran diri Abe inimenjadi tamparan bagi PartaiDemokratik Liberal (LDP). Disisi lain, ini merupakan “kemenangan” kubu Partai Demokrat pimpinan Ichiro Ozawa,yang dalam Pemilu MajelisTinggi akhir Juli berhasilmengungguli LDP dengan perolehan kursi 109 berbanding83. Ozawa yang keluar dariLDP tahun 1993 tampak mengerti benar bagaimana meniupkan isu korupsi yang amatsensitif dalam masyarakatJepang untuk memukul Abe.Kalangan oposisi terutama kubu Partai Demokrat lalu menekan Majelis Rendah yang dikuasai LDP untuk menggelarpemilu dini. Padahal, pemiludi Majelis Rendah, yang berhak memilih PM, tidak akandigelar hingga 2009. Namun,kebuntuan politik di parlemenbisa memicu digelarnya pemilu dini.Siapapun Perdana Menteriyang terpilih nanti, menggantiPM belum menjadi jaminanakan pulihnya kepercayaanmasyarakat Jepang terhadappemerintah. Jepang memerlukan pemimpin yang bisa membentuk sebuah koalisi besardalam pemerintahan, melanjutkan reformasi termasukmengurangi peningkatanutang nasional dan membangun kembali dana pensiun.Tampaknya politik Jepangakan tetap berada di “simpangjalan” yang tidak mudah dilalui dalam waktu lama. MLPTShinzo Abe mengundurkan diri sebagai PM Jepang 12 September.Media Jepang mengecam keputusan Abe.foto: xinxua_photofoto: yahoo.com