Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 47
P. 52


                                    52 BERITAINDONESIA, 04 Oktober 2007BERITA BUKUTahun 1997 saat kematiannya, pelayanannya sudah menyebar di 123 negara dengan 610 misi termasuk menyediaerbeda dengan peringatan 10 tahun meninggalnya PutriDiana yang dihadiriribuan orang terkenal akhirAgustus lalu, peringatan 10tahun meninggalnya Ibu Teresa dihadiri ribuan kaum papa, 5 September lalu. Ribuanorang yang datang bukan mendoakan dan mengenang sosokputri istana yang bergelimangharta. Mereka mengenang seorang biarawati yang mendedikasikan hidupnya kepadaTuhan dan kemanusiaan. “IbuTeresa membantu saya mendapatkan pekerjaan dan bertahan hidup saat tidak ada yangbisa diharapkan dalam hidupsaya,” kata Harihar Sahu, seorang tunanetra.Dalam terang cahaya lilin,ribuan orang berlutut khidmatdi depan makam Ibu Teresa dibiara Ordo Misionaris KasihSayang di Kolkata, India. Doabersama lintas agama juga digelar. Pemuka umat Islam,Hindu, dan Kristen membacakan ayat-ayat dari kitab sucimasing-masing dan berdoauntuk kerukunan. “Ibu Teresamengajarkan toleransi danmenunjukkan kepada kita tentang harmoni,” kata MaulanaAbdul Rahim, seorang ulama.“Sudah 10 tahun sejak ibu kitatercinta meninggal dunia dandia tetap bekerja dari atassana,” kata Suster Nirmala,penerus Ibu Teresa.Kehidupan Ibu Teresa memang terus menginspirasi kehidupan banyak orang dariberbagai agama. Ia menjadi sahabat bagi mereka yang termiskin di antara orang miskin.Dunia mengenalnya sebagaipendiri organisasi kemanusiaan Missionary of Charity, berkembang dari seorang wanitayang dianggap kehilangan akalsehat di Calcutta pada tahun1948 menjadi sebuah mercusuar dunia yang menyuarakankegiatan kemanusiaan. Iamenjadi salah satu figur kemanusiaan terbesar dalam 100tahun terakhir, dimana kegiatan pelayanannya tampaksangat erat dengan kedekatannya dengan Tuhan, yang begitusering terlihat dalam kesunyian diri dan dalam doa yang begitu damai. Namun, dalam buku terbaru berjudul MotherTeresa: Come Be My Lightmenyeruak pergumulan batinnya yang seolah-olah menjalani dua dunia. Satu duniatentang kasih, damai dan kemuliaan. Dunia yang lain tentang gurun gersang di manaSang Kuasa telah pergi.Buku setebal 416 halamanini merupakan kumpulan surat-surat antara Ibu Teresa dengan pastur pengakuan dosaselama periode lebih dari 66tahun. Surat-surat tersebut,yang sebagian disimpan walautidak sesuai dengan permintaan Ibu Teresa (Ibu Teresa telahmeminta agar surat-suratnyadimusnahkan tetapi ditolakoleh otoritas gereja), mengungkapkan bahwa pada paruhterakhir dari hampir separuhabad hidupnya, Ibu Teresatidak merasakan kehadiranTuhan dalam hidupnya - atau,sebagaimana ditulis oleh editor dan penghimpun suratsurat untuk buku tersebut,Pendeta Brian Kolodiejchuk,“[Teresa tidak merasakanNya] baik dalam hatinya maupun dalam ekaristi”.Dalam sebuah surat kepadaseorang rekan spiritualnya,Pendeta Michael Van Der Peetyang ditulis tiga bulan sebelumia menerima Nobel Perdamaian, Ibu Teresa menyatakanKristus yang tidak hadir. “Yesus memiliki rasa cinta yangsangat khusus padamu,” ujarIbu Teresa kepada Van DerPeet. “[Tapi] untukku – kesunyian dan kehampaan begitu besar – aku memandangtapi tidak melihat, mendengarkan tetapi tidak mendengar [apapun] – lidahku bergetar [dalam doa] tetapi tidakberucap sepatah kata pun…Aku ingin kau berdoa untukku,bahwa aku membiarkan-Nyamemiliki tangan yang bebas.”Dalam surat-surat yang lain,Ibu Teresa juga menguraikanpergumulan batinnya. “Di mana imanku? Bahkan jauh didalam tidak ada apa-apa selainkekosongan. Jika [memang]ada Tuhan — tolong ampuniaku.” Ini merupakan perkataan Ibu Teresa sejenak setelahpelajarannya di tempat kumuhdi Calcutta dimulai. “Buat apaaku berkarya? Jika tidak adaTuhan, [maka] tidak bisa adajiwa. Jika tidak ada jiwa maka,Yesus, Engkau juga tidak benar[‘tidak ada’]”. “Aku diberitahubahwa Tuhan hidup di dalamaku - namun realitas dari kegelapan dan kedinginan dankekosongan begitu dalam sehingga tidak ada apapun yangmenyentuh jiwaku.” “Akuingin Tuhan dengan semuakekuatan jiwaku - namun diantara kita ada keterpisahanyang mengerikan.”Perasaan akan hilangnyaTuhan dalam hidup Ibu Teresatampaknya bermula sejak iamulai melayani kaum miskindi Calcutta, dan – kecualiuntuk suatu masa 5 minggupada tahun 1959, perasaan itutidak pernah berhenti. Meskipun acapkali tampak gembiraBSisi Lain Bunda KaumMenjelang peringatan 10 tahun meninggalnya Ibu Teresa, sebuah buku berjudMy Light diterbitkan. Dalam buku berisi kumpulan surat yang ditulis Ibu Teresa66 tahun itu menyeruak pergumulan batinnya yang seolah-olah menjalani duakasih, damai dan kemuliaan. Dunia yang lain tentang perasaan gersang di manBuku Mother Teresa: Come BeMy Lightfoto: time foto: iloveindia.com foto: bbc.co.ukfoto: booksamillion.com
                                
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56