Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 48
P. 46
46 BERITAINDONESIA, 25 Oktober 2007BERITA KESEHATANenyakit alzheimerpertama kali didiagnosis oleh dokter ahlisaraf dari Jerman,Alois Alzheimer, pada tahun1906. Alzheimer merupakanpenyakit demensia (kepikunan) yang diawali dengan kelemahan kognisi ringan hinggaterganggunya kemampuanseseorang untuk berpikir, penurunan daya ingat, kesulitandalam berbahasa, kesulitandalam melakukan aktivitassehari-hari. Demensia terbagiatas demensia primer dansekunder. Demensia akibatalzheimer termasuk demensiaprimer yang paling seringditemukan dan ditakuti. Sedangkan demensia sekunderdapat disebabkan oleh stroke,tumor otak, cedera kepalaberat, infeksi pada otak, danpenggunaan narkoba.Menurut catatan AsosiasiAlzheimer AS, penyakit initelah menyerang 26 juta orangdi dunia, 5 juta di antaranya diAS. Diprediksikan, tahun 2050jumlah penderita alzheimer didunia akan menjadi empat kalilipat. Di AS dan Eropa, alzheimer adalah penyebab kematian keempat setelah kanker, penyakit jantung, danstroke. Sebut saja nama-namabesar yang tak luput dari alzheimer seperti Ronald Reagen,Enid Blyton, Charles Bronson,Winston Churchill, Ratu Juliana, Sugar Ray Robinson,Harold Wilson, dan MargarethRutherford. Setiap tahunnyajumlah penderita Alzheimermakin meningkat. Ini berkaitan dengan semakin banyaknya penduduk dunia yangtas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dalam seminar tentang alzheimer di Jakarta (19/9), penyakit “perampok pikiran” ini umumnyamulai menyerang pada usia40-50 tahun. Massa otak penderita berkurang karena sel-selsaraf mengalami kematiansecara cepat. Akibatnya, transmisi antarsel otak pun terganggu karena asetilkolin (zatyang berfungsi sebagai saranakomunikasi antarsel otak)jumlahnya turun. Mereka yangberisiko tinggi antara lain yangmempunyai riwayat keluargapenderita alzheimer, penderitaparkinson, penderita sindromDown, pernah cedera berat dikepala, memiliki gangguankelenjar tiroid, diabetes melitus, stroke, atau hipertensi.Gejala dini yang timbul antara lain penderita kehilanganmemori jangka pendek misalnya lupa pada orang-orang disekitarnya. Penderita tidakdapat melakukan aktivitassehari-hari seperti bagaimanamembuka baju, cara menyiapkan makanan, cara mandi,cara menelepon dan hal-halkecil yang dulunya rutin dilakukan. Kesulitan berbahasajuga gejala yang sering dijumpai. Pasien sulit menemukan kata-kata yang tepat. Kesulitan ini dapat berlanjutmaka mengganggu kemampuan berbicara dan menulis.Penderita Alzheimer seringmengalami disorientasi waktudan tempat. Mereka dapattersesat di tempat yang seringdikunjunginya, tidak dapatmembedakan siang dan malam. Mereka juga sering menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Perubahanmood/emosi yang tiba-tibaseperti marah, sedih tanpasebab. Gejala lainnya kehilangan minat. Mereka seringduduk di depan televisi berjam-jam, tidur lebih lama,tidak lagi melakukan hobi ataukebiasaan yang dulu disukainya. Pada tahap lanjut, penderita tidak dapat melakukanaktivitas dasar sehari-haritanpa bantuan orang lain. Timbul perubahan perilaku sepertibuang air kecil atau air besarsembarangan. Penurunan daya ingat yang tajam sehinggatidak mampu mengenali orangberusia lanjut, usia harapanhidup makin lama terutama dinegara maju. Sebagai akibatdari meningkatnya tingkatkesehatan dan kemajuan teknologi kedokteran.Dr. Suryo Dharmono, SpKJdari Departemen PsikiatriFakultas Kedokteran Universitas Indonesia menjelaskanpara penderita Alzheimer tidakdapat mengingat kegiatan apayang baru dilakukannya, apalagi peristiwa-peristiwa dalamhidupnya, pada anggota keluarga pun ia lupa, sehinggasetiap hari mereka mulai kehilangan sejarah hidupnya.Demikian penjelasannya saatseminar memperingati HariAlzheimer Sedunia tanggal 21September yang lalu.Untuk mendeteksi penyakitAlzheimer agak sukar, sebabbanyak yang berpikir, pikunpada orang tua adalah wajar.Padahal sebenarnya pikun adalah penyakit, bukan sesuatuyang normal. Biasanya, keluarga baru membawa pasienke dokter bila perilaku penderita mulai mengganggu. Misalnya buang air sembarangan,menjadi galak terhadap cucu,bermusuhan tanpa sebab, semakin tidak mampu mengurusdiri. Diagnosa yang terlambatmengakibatkan pula pada terlambatnya penanganan.Menurut Ketua Umum Asosiasi Alzheimer Indonesia, Samino, yang juga pengajar diDepartemen Neurologi FakulPWaspadaiPerampas MemoriApakah Anda belakangan ini mulai seringlupa pada orang sekitar, kesulitanmengenakan pakaian, salah menaruhbarang, mudah marah, curiga, dan tidakdapat melakukan hal-hal kecil yang rutindilakukan? Anda perlu waspada. Bisa jadiAnda memasuki fase dini alzheimer.