Page 18 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 18


                                    18 BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008BERITA UTAMAperkara korupsi PT IndustriSandang Nusantara. Juga kasus suap Irawadi Joenoes dalam pembelian tanah untukpembangunan gedung KomisiYudisial.Tapi tidak semua kasus suapitu terbukti di pengadilan.Sebagian tidak ada tindaklanjutnya. Publik dibiarkanmaklum saja, layaknya guyonan para pengemudi biskota: Sesama metromini jangan saling mendahului.Tapi, paling tidak KPK telahmenunjukkan komitmennya.Ketika salah seorang penyidiknya, Ajun Komisaris Suparman, terlibat kasus suap dalamperkara korupsi PT IndustriSandang Nusantara. Suparman dituntut 12 tahun penjaradan oleh pengadilan tindakpidana korupsi dihukum selama delapan tahun penjara.Komitmen seperti ini, kiniditunggu dari pihak KejaksaanAgung. Sebagaimana dikemukakan Direktur Eksekutif Masyarakat Transparansi Indonesia Agung Hendarto di Jakarta,Selasa (11/3) agar KejaksaanAgung jangan mereduksi kasuspenyuapan jaksa Urip Tri Gunawan menjadi hanya kasusbisnis jual-beli permata. JaksaAgung seharusnya menjadikankasus ini sebagai terapi kejutkepada para jaksa yang kerapmenjadikan para tersangkasebagai ATM berjalan. (Kompas, 12 Maret 2008).“Selama ini publik belumpernah melihat sikap obyektifJamwas dalam memeriksa internal kejaksaan. Ini terbuktidengan tindakan administratifmutasi atau pemberian sanksiringan saja kepada jaksa-jaksayang nakal,” ujar Agung Hendarto. Agung bahkan menilaibahwa tindakan yang dilakukan Urip bukanlah tindakansendirian, melainkan Uripsebagai bagian dari jaringanmafia peradilan. Agung jugamempersoalkan kedekatanArtalyta Suryani dengan jaksajaksa di Kejaksaan Agung.Kekuatiran Agung Hendartoini diresapi pula oleh publik.Terutama setelah pihak JaksaAgung Muda Pengawasan(Jamwas) Kejaksaan Agung,menyalip KPK memeriksa Urip dan beberapa jaksa kasusBLBI untuk Bank Dagang Nasional Indonesia milik SjamsulNursalim.Konon, pemeriksaan itu terkait pelanggaran etika, tidakmenyangkut pidana dari kasussuap itu. Selain Urip, jaksayang diperiksa adalah BimaSuprayoga, Eko Hening Wardono, Yoseph Wisnu Sigit,Yunita Arifin, Alex Sumarna,dan Hendro Dewanto.Sejumlah pihak khawatirjangan-jangan pemeriksaaninternal kejaksaan hanya akanmereduksi dan melokalisasikasus suap Urip hanya menjadi masalah bisnis berjualanpermata. Jaksa Agung MudaPengawasan (Jamwas) MSRahardjo di Kejagung, Selasa(11/3) malam menanggapi kekhawatiran itu, menegaskan,pemeriksaan Bagian Pengawasan akan mengungkapkansemua fakta yang ada.Tapi kecenderungan ke arahbisnis permata terlihat terangdari keterangan Albab Setiawan, pengacara Urip Tri Gunawan. Albab mengatakan, kliennya bertemu dengan ArtalytaSuryani dalam kaitan bisnis.Oleh KPK, Artalyta Suryanibersama Urip, sudah ditetapkan sebagai tersangka dalamkasus suap.Namun pengacara Urip dengan tegas membantah: “Tidak ada kaitan dengan tugas.Karena itu hari Minggu, kan?Dan tugas BLBI juga sudahselesai.” Menurut Setiawan,Urip akan terjun di bisnispermata. Artalyta Suryanimembiayai bisnis itu. “Uripcari barang, lalu dibeli Ayin(Artalyta),” jelasnya.Tidak Terkait BLBI?Sementara, Jaksa AgungHendarman Supandji menanggapi kekhawatiran adapengalihan kasus dari suap kesoal dagang berlian, mempersilakan semua pihak mengikuti proses penyidikan yangtengah digelar KPK. “Apakahitu suap seperti dituduhkan,atau cuma dagang berlian.Pembuktiannya nanti di pengadilan,”ujar Hendarmanseusai rapat koordinasi terbatas di Kantor Menko Polhukam (12/3).Hendarman menjamin apayang dilakukan KejaksaanAgung tidak akan berbenturandengan proses penyidikanKPK. Proses penelitian yangdilakukan institusinya beradadalam koridor etika, sementara penyidikan KPK lebih terkait konteks pidana. “Penyidikan KPK lebih ke perbuatanUrip dengan orang yang memberi suap. Soal apakah nantipenyidikan berkembang, misalnya diketahui Urip disuruhatasannya, KPK harus mengungkap hal itu,” ujarnya.Hendarman sepertinya sangat yakin bahwa kasus yangmelibatkan Jaksa Urip danArtalyta Suryani (pengusahayang dekat dengan SjamsulNursalim) tidak terkait dengankasus BLBI. Hendarman beberapa kali menegaskan, bahwapelanggaran etika yang dilakukan Urip tidak ada kaitannyadengan keputusan penghentian penyelidikan kasus BLBIoleh Kejagung. Justru hasilkeputusan itulah yang menurut Hendarman telah dimanfaatkan Urip untuk mencarikeuntungan.Benarkah demikian? KPKyang harus menjawabnya dengan bukti-bukti. “Penyidiksudah memiliki cukup buktibahwa itu bukan jual-beli permata,” tegas juru bicara KPK,Johan Budi SP, Jumat 14/3.Menurut Johan, KPK memastikan tidak pernah ada bisnisjual-beli permata antara jaksaUrip Tri Gunawan dan ArtalytaSuryani. „ BI/CRS-BHS-DAPAlexander Tedja dan isteri, Sutanto dan isteri, Arthalyta Suryani, dan Murdaya Poh dan isteri, foto yang beredar di DPR. repro
                                
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22