Page 20 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 20


                                    20 BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008BERITA UTAMAmobilnya.Akhirnya, Urip menemukanrumah Nursalim. Rupanya iasudah ditunggu. Serta-mertapintu gerbang pun segera dibuka. Pada saat gerbang dibuka, mobil petugas KPK lewat,untuk menghindari kecurigaan, kemudian putar balik diujung jalan. Beberapa anggotatim KPK yang sudah berada dikawasan Simprug sejak pukul14.00 pun tampak serempakmerapat ke rumah itu. Dengantidak terlalu menyolok, mereka menunggu sampai Uripkeluar.Sekitar pukul 16.30, mobilUrip pun keluar. Dengan cekatan mobil-mobil petugas KPKmemepet mobil Urip dari muka dan belakang. TampaknyaUrip mulai menyadari adayang tidak beres. Dia berupayamenghindar dan melawan. Tapi mobil petugas KPK sengajamenabrak Mobil Urip daribelakang sehingga bempernyapenyok.Urip masih berupaya melawan dan mengatakan bahwaia petugas. Tapi petugas KPK(empat personel Brimob) takpeduli, bahkan berupaya menjatuhkan Urip ke jalan aspaldan menekan kepalanya agartak bisa bergerak lagi. Kemudian, dengan mudah Urip diborgol. Beberapa warga sempat menyaksikan adegan ini.Petugas KPK juga memintawarga memanggil Ketua RT 06RW 09. Sambiyo ketua RT itusegera bergegas datang. TimKPK meminta Sambiyo menjadi saksi. Di belakang kursidepan (pengemudi) mobil Urip ditemukan kardus minuman ringan. Saat ditanya apaisi kardus itu, Urip menjawabcokelat. Lalu, petugas KPKmeminta Ketua RT untukmembukanya. Di dalamnyaada tumpukan amplop tebalberwarna cokelat. KemudianSambiyo membuka amplopitu. Ternyata, isinya uang dollar. “Banyak sekali uangnya,dolar lagi,” ucap Ketua RT.Setelah dihitung oleh KPK,jumlahnya 660.000 dollar ASatau sekitar Rp 6,1 miliar.Setelah itu, Urip pun mengatakan bahwa uang dolar (barang bukti) itu adalah hasiltransaksi jual-beli permata. Iamembantah uang itu ada sangkut-pautnya dengan perkaraapa pun.Kemudian, Tim KPK berusaha masuk ke dalam rumahberpagar hampir setinggi enam meter itu. Tetapi, pintusudah tertutup rapat. PetugasKPK meminta untuk dibuka,namun penghuninya tak mausegera membuka. Lebih satujam berikutnya, barulah pintudibuka. Petugas KPK menangkap Artalyta Suryani sertamembawa orang-orang di rumah itu sebagai saksi, di antaranya dua pembantu rumahtersebut. Rumah itu pun segera digeledah dan tidak adaditemukan permata.Ketua KPK Antasari Azharpun segera dilapori tentangpenangkapan jaksa itu. Beberapa menit setelah mendapatlaporan, Antasari Azhar segeramelaporkan melalui teleponkepada Jaksa Agung Hendarman Supandji. Tentu sajaHendarman sangat kecewamendengar anak buahnya tertangkap tangan. Dalam percakapan telepon itu, Hendarmanbertanya: “Ada BB (barangbukti)-nya?” Antasari menjawab: “Ada, Pak, uang US$660.000.” Kemudian, JaksaAgung menyilakan KPK mengusut kasus itu secara tuntas.Kemudian, terasa ada reaksiyang mengundang tanda tanyadari pihak Kejaksaan Agungsetelah mengetahui Jaksa Uripditangkap KPK dengan dugaanmenerima suap dari ArtalytaSuryani. Beberapa jaksa segeramerapat ke Gedung BundarKejagung, termasuk DirekturPenyidikan M Salim. JaksaAgung Hendarman juga dalamdialog di stasiun ANTV, Minggu malam 16/3 membeberkanbahwa dia dilapori tentangbelum ditangkapnya ArtalytaSuryani, orang yang didugaKPK memberi suap kepadajaksa Urip.Segera Jaksa Agung dilaporiakan dibuat surat perintahpenangkapan Artalyta Suryani. Direktur Penyidikan MSalim segera membuat suratpenangkapan terhadap Artalyta, sekitar dua jam setelahUrip ditangkap. Namun, penangkapan Artalyta batal dilakukan Kejagung. Rupanya,KPK tidak kalah cerdik dancekatan. KPK sudah lebih dulumenangkapnya.Namun bagi Chairul Imam,mantan Direktur Tindak Pidana Korupsi Kejagung, penerbitan surat perintah penangkapan Artalyta itu dinilai aneh(Kompas 17/3). Dia heran,bagaimana surat penangkapanditerbitkan mendahului suratperintah penyidikan?Sekitar pukul pukul 18.15,dua mobil berwarna silverberhenti di depan Kantor KPK,Jalan Rasuna Said, JakartaUrip Tri Gunawan digiring petugas ke kantor KPK repro kompas
                                
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24