Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 56
P. 21


                                    BERITAINDONESIA, 1 Mei 2008 21BERITA UTAMAPusat. Satu mobil Kijang LGXbernopol DK 1832 CF miliktersangka dan satu DaihatsuXenia milik penyidik KPK.Suasana terasa sangat tegang,saat Urip dikeluarkan dariKijang dengan tangan diborgol. “Jangan, jangan diambilgambarnya dulu,” ujar seorangpenyidik KPK seraya menyilangkan kedua tangannya tanda melarang wartawan memotret.Wajah jaksa Urip terlihatsangat kuyu. Dia diapit duapolisi berpistol dan senapan.Urip memakai kemeja putihdan celana jins biru muda.Beberapa penyidik KPK jugamengiringnya dari belakanglangsung membawa Urip keruang pemeriksaan. Sampai disitu saja wartawan bisa menyaksikan.Tak berapa lama, beberapapenyidik KPK bersama tersangka turun lagi menuju kemobil tersangka yang diparkirdi depan gedung KPK. TerlihatUrip berusaha melawan. Tampaknya dia enggan dibawakeluar menuju ke mobilnya.Sempat terjadi tarik-menarikantara tersangka dan dua personel Brimob yang mengapitnya. Sampai-sampai seorangpersonel Brimob harus menarik lengan kiri tersangka seraya menggenggam pistolnya.Juga membentak dan menendang kaki kanan tersangkauntuk memaksanya menuju kemobil tersangka. “Katanyasaya yang ambil,” ujar Uripmembentak kedua polisi yangterus memegang kedua tangannya itu.Rupanya penyidik KPK meminta Urip kembali ke mobilnya untuk mengambil sebuahkardus minuman mineral yangberisi tumpukan kertas dansebuah map biru tua di bagianatasnya. Setelah benda itudiambil, tersangka kembalidibawa ke ruang pemeriksaan.Sekitar satu jam kemudian,Jubir KPK, Johan Budi, tiba diKantor KPK dan memberi keterangan kepada pers.Sekitar pukul 20.30, seoranglaki-laki dibawa penyidik keKPK. Namun, pria yang memakai jaket warna merah danputih itu tidak diborgol. Pukul20.45, seorang wanita setengah baya, yang kemudiandiketahui bernama ArtalytaSuryani, juga digelandangpenyidik ke KPK.Sekitar pukul 23.02, setelahdiperiksa lima jam, Urip dibawa lagi ke mobilnya untukmengambil barang bukti yangdituduhkan kepadanya. Darijok depan diambil sebuah tashitam milik tersangka. Serayamenyaksikan pengambilanbarang bukti tersebut, Uripmenyempatkan bicara denganwartawan menyangkal uangitu ada hubungannya dengankasus BLBI. “Itu hasil penjualan permata. Pembeli dankuitansi penjualannya ada,”tegasnya kepada wartawan.“Saya berani jamin 100% tidakada kaitannya dengan kasusBLBI,” ulang Urip yang kemudian ditahan KPK di penjaraBrimob, Kelapa Dua, Depok.Namun, Jubir KPK JohanBudi mengatakan, KPK menduga penyuapan terhadap tersangka ada hubungannya dengan kasus BLBI. “Mengakusih boleh-boleh saja itu jualbeli permata. Yang jelas, diakita dapatkan tertangkap tangan ketika menerima suap disebuah rumah di kawasanJakarta Selatan,” tegas Budi.Artalyta:Bukan rumah SjamsulNamun, teka-teki kasus inijuga makin mencuat tatkalaArtalyta sebelum diperiksaKPK, Senin (17/3) siang,dalam penjelasan kepadawartawan, membantah telahtertangkap tangan. Bahkania juga membantah rumahyang menjadi tempat transaksi pemberian dan penerimaan uang 660.000 dollarAS itu adalah rumah SjamsulNursalim.Artalyta juga membantahdirinya tertangkap tangansedang memberikan uang kepada jaksa Urip Tri Gunawan. “Saya tertangkap tangan, itu tidak benar,” katanya. Ayin menjelaskan, padahari H di luar pekaranganrumahnya, dan tanpa sepengetahuannya, jaksa Uripditangkap KPK. Saat itu security memberitahu kepadanya ada ribut-ribut di luar.Lalu ia menyuruh putranyamenemui dan membukakanpintu. “Mereka meminta saya untuk memberikan keterangan di Kantor KPK, sayabersedia,” kata Artalyta. Ayinjuga membantah soal rumahJalan Hang Lekir KavlingWG 9 adalah rumah SjamsulNursalim. “Itu tidak benar,yang benar itu rumah milikpribadi saya sejak beberapatahun yang lalu,” tegasnyakepada pers 17/3. Siapa yangbenar? KPK harus bekerjakeras membuktikannya! „ BI/TSL-MLP-MSKantor KPK di Jalan HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta berindo/ws
                                
   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25