Page 46 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 46


                                    46 BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008LenteraL ENTERA46hal yang banyak menyatakan kebaikan orang lain, tidak hanya menyatakan kesalahannya, apalagi bila kesalahan itu tidak(belum tentu) pernah dilakukannya atausudah sangat lama atau hanya perbedaanpemikiran, faham dan pandangan.Lagi pula, bagi kami, untuk menyongsong ke depan dan menjemput masa depan, tidak perlu selalu berorientasi ke belakang. Kalaupun ada kalanya perlu menoleh ke belakang hanya untuk mengasahkebajikan yang berorientasi kekinian danmasa depan yang lebih baik. Bukan malahmenafikan kekinian dan masa depanhanya karena masa lalu. Biarlah masa lalusebagai bagian dari sejarah yang membimbing setiap orang lebih memilikikebajikan dan kebijakan menjalani hidupkekinian dan menjemput masa depannya.Boleh saja, di mata jurnalis lain atauorang lain, hal itu telah menjadi kelemahan kami dalam menyikapi perkembangan baru (pasca reformasi). Namun, bagikami, biarlah kelemahan itu menjadi kekuatan. Kami ingin mengembangkan jurnalisme yang bermanfaat untuk menyatakan perbuatan baik, dan pada saatnya juga menyatakan kesalahan untukmemperbaiki kelakuan serta mengajardan mendidik orang dalam kebenaran demi masa depan yang lebih baik. Dengandemikian para jurnalis mutlak diperlengkapi untuk setiap perbuatan baik secara tulus, bijak dan interdependen, baikitu tatkala menyatakan kesalahan.Maka bagi kami, sesungguhnya kala itu,surat yang menyatakan bahwa Syaykh ASPanji Gumilang sebagai seorang tokoh fenomenal berkaliber dunia, telah cukupkuat mendorong kami untuk segera bisamenulis kiprah tokoh ini di website TokohIndonesia dan Majalah Tokoh Indonesia.Apalagi, salah satu surat itu dari seseorangyang bernama Ryutaro berbunyi: “Sayaharap Tokoh Indonesia mengupasnyadengan suci.” Pernyataan dan harapanRyutaro ini juga ditimpali pembaca(penulis surat) lainnya, tatkala kamidipersalahkan para pembaca lainnyalantaran selalu menonjolkan perbuatanbaik orang lain (si tokoh): “Hanya orangyang berhati mulia yang mampumengapresiasi kebaikan orang lain,seperti yang dilakukan Tokoh Indonesia.”Memang, salah satu kebiasaan burukmanusia (animal) adalah gemar membicarakan (gossip) kesalahan, kelemahandan keburukan orang lain dan malah enggan membicarakan kebaikan, kelebihandan kebenaran orang lain. Ya, memang itujuga menjadi misteri manusia yangsemuanya memiliki sisi baik dan buruk(jahat). Yang membedakannya adalah kemauan dan kemampuan seseorang mengedepankan sisi baiknya dan menekansisi jahatnya. Maka ajaran agama menjadiamat penting untuk membimbingmanusia ke arah sisi baiknya, berhatimulia.Pernyataan berhati mulia ini sungguhsuci untuk menginspirasi (mengilhami)kami untuk segera mengirim surat via posLagi pula, bagikami, untukmenyongsong kedepan danmenjemput masadepan, tidakperlu selaluberorientasi kebelakang.Kalaupun adakalanya perlumenoleh kebelakang hanyauntuk mengasahkebajikan yangberorientasikekinian danmasa depan yanglebih baik.Salah satu gedung pembelajaran Kampus Al-Zaytun foto: berindo wilson
                                
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50