Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 57
P. 41
BERITAINDONESIA, 19 Juni 2008 41BERITA UTAMAtanya terus soal bagaimana solusinya,dan Tokoh itu menyebut agar diciptakanberas yang sejahtera jangan ada berasmiskin, kejengkelanlah yang mengakhiridiskusi itu.Bahkan sampai-sampai diskusi itu olehPak Menteri dijadikan sebagai pembicaraan di departemennya, termasuk bagaimana melampiaskan kejengkelannya kepada si tokoh dan anggota DPRD hanyagara-gara keduanya membicarakanpenggunaan bahasa Raskin yang dianggap salah kaprah.Si Tokoh dan anggota DPRD itu memang mengusulkan istilah Raskin supayadiubah, sebab beras bantuan miskinbagaimanapun memberi kesan kurangbaik.Kisah ini, memang mencerminkan realitas perbincangan di tengah masyarakat. Bahkan tidak berlebihan, mungkinmenunjukkan kualitas kebijakan tentangRaskin itu. Bagi seorang pemimpin yangvisioner, berpikir strategis dan melihatjauh ke depan, Raskin dianggap salahkaprah. Tapi bagi seseorang yang inginmempertahankan jabatan dan popularitas semata, Raskin sebuah cara yangefektif. Bahkan kebijakan ini disosialisasikan sebagai bukti nyata keberpihakankepada rakyat miskin. Rakyat miskin punsenang dan rela ngantri berhimpitanuntuk memperolehnya.Program Raskin ini akhirnya cukup populis. Pemerintah pun terus melanjutkannya. Bahkan ketika Bayu Krisnamurthi, Deputi Bidang Koordinasi Pertanian dan Kelautan Kantor Menko Perekonomian, menjelaskan kebijakan HPPberas naik 10%, juga mengaitkannyadengan Raskin. Menurut Bayu, kebijakanbaru itu memberi penekanan pada pengamanan daya beli masyarakat berpendapatan rendah, terutama masyarakatpenerima beras untuk rakyat miskin(raskin) yang mencapai 19,1 juta rumahtangga. Pengamanan ini tetap mempertahankan Program Raskin yang diperbanyak, yakni dari 10 kg menjadi 15 kg.Menurut Bayu, masyarakat membutuhkan jaring pengaman pangan yangterkait dengan daya beli. Dengan begitu,katanya, apabila terjadi kenaikan hargayang tiba-tiba, masyarakat berpendapatan rendah tidak akan panik. Sementara,pemerintah pun memiliki daya untukmembantu masyarakat miskin.Bayu menjelaskan, raskin diadakandengan latar belakang filosofi bukanhanya menjual dengan harga murah,tetapi memberi kesempatan kepadakeluarga tidak mampu untuk mengalokasikan dana beras untuk keperluan lain.Bayu menjelaskan, selain raskin, pemerintah juga menyubsidi harga minyakgoreng Rp 2.500 per liter dan kedelai Rp1.000 per kg. Dia mengungkapkan,pemerintah juga sedang mendiskusikankemungkinan pemberian subsidi langsung walaupun tidak semua pihak setuju.Di bidang pertanian, kata Bayu, pemerintah menggelontorkan subsidi Rp 19 triliun. Sebagian besar, Rp 6,7 triliun, digunakan untuk subsidi pupuk. Dengankenaikan harga gas, Bayu memprediksi,subsidi pupuk meningkat Rp 13 triliunRp 14 triliun.Penjelasan juga disampaikan KamanNainggolan, Kepala Badan KetahananPangan Departemen Pertanian (Deptan).Pemerintah, katanya, berusaha mengamankan daya beli masyarakat denganmemperluas jangkauan program berasuntuk rakyat miskin (raskin) dari 15,7juta rumah tangga miskin (RTM) menjadi19,1 juta RTM.Penerima raskin kini bukan hanyamasyarakat yang tergolong miskin dansangat miskin, tetapi juga masyarakatyang masuk dalam kategori hampirmiskin. Sementara itu, Perum Bulogjuga memyatakan siap memperbaiki mekanisme pembagian raskin. PerumBulog, menurut Direktur PelayananPublik Perum Bulog Abdul WariesPatiwiri mengatakan, berencana membagikan 1.020.966 ton raskin bulan ini.Rakyat miskin pun senang dan terlenamendengarnya. BI/RBHPersediaan: Pembatasan eksporsama saja dengan menimbunberas di level nasional.miskin. “Isunya jelas, kemampuan untuk membeli. Masyarakat miskin harus segeramendapatkan bantuan. Lebihbaik melakukan rangsangankeuangan langsung dibandingkan dengan kebijakan moneter,” ujar Nag.Direktur Pelaksana ADB itumengatakan harga pangantidak akan kembali murahseperti sediakala. “Zaman beras murah telah berakhir. Dunia harus membiasakan halini,” katanya.Menurut ADB, persediaanberas Asia memang berada dilevel terendah dalam 10 tahunterakhir ini. Namun ADB tetapyakin masih cukup untuk memenuhi permintaan. Sesuaicatatan ASB permintaan berasinternasional tahun 2007 meningkat 0,9%, sedangkan peningkatan produksi hanyamencapai 0,7%.Sementara, dalam laporannya pada awal bulan lalu, ADBmenyatakan risiko terbesarbagi negara-negara di duniaadalah tingkat inflasi yangdiperkirakan akan meningkatmenjadi 5,1% tahun ini. Hal inimenandakan inflasi tertinggidalam 10 tahun terakhir. BI/MLP-RBH-BHS