Page 50 - Majalah Berita Indonesia Edisi 58
P. 50
50 BERITAINDONESIA, 20 Juli 2008BERITA HUMANIORATidak CukupModal Pintaretiap pertengahan tahun, lulusanSMA sederajat ambil ancangancang masuk perguruan tinggi(PT). Bahkan ada perguruan tingginegeri dan swasta sudah melaksanakan tesseleksi penerimaan mahasiswa baru.Beragam nama pun muncul, mulai darijalur umum, jalur khusus, jalur prestasi,jalur alih jenjang, dan sejumlah namalainnya. Beruntunglah mereka yang bisaikut tes seleksi karena diyakini orangtuaatau keluarganya punya persiapan untukbiaya kuliah, mengingat biaya kuliah diIndonesia kini luar biasa mahal.Saking mahalnya, banyak orang cumabisa gigit jari. Jangankan kuliah di perguruan tinggi swasta (PTS), kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) pun sudahmembuat orang tua sesak napas. SejumlahPTN besar seperti Universitas Indonesia(UI) Depok, Universitas Gadjah Mada(UGM) Yogyakarta, Universitas Diponegoro (Undip) Semarang, dan InstitutTeknologi Bandung (ITB) mematok biayamasuk mulai Rp 100 juta hingga Rp 250juta. Belum lagi biaya-biaya lainnya.Akibatnya, mereka yang pintar tapikoceknya tipis, duduk di bangku PTseperti mimpi di siang bolong.Semua orang tua tahu, PT bermutumemang membutuhkan biaya sangatbesar. Salah satu PT BHMN bahkan menyebut biaya operasional per tahun sekitarRp 1 triliun, sedangkan dana dari pemerintah hanya sekitar Rp 300 miliar.Kekurangannya, antara lain, ditutupi darimahasiswa yang menempuh \sus\Malaysia, pemerintahnya menganggarkankin terjebak dalam praktik komersialisasipendidikan. PTN semakin menjauhi kepentingan masyarakat miskin yang berpotensi.Menurut Direktur Jenderal PendidikanTinggi Departemen Pendidikan NasionalFasli Jalal, dari 25,3 juta penduduk Indonesia berumur 19-24 tahun, hanya 4,3 jutayang mengikuti pendidikan tinggi. Ini artinya, angka partisipasi kasar (APK) perguruan tinggi di Indonesia hanya mencapai 17,28 persen. Angka ini jauh lebihrendah dibandingkan dengan negara Asialainnya seperti China (20,3 persen), Filipina (28,1 persen), Malaysia (32,5persen), dan Thailand (42,7 persen). Sedangkan Korea Selatan memiliki APK tertinggi 91 persen, dimana 9 dari 10 penduduknya melanjutkan pendidikan keperguruan tinggi.Selain itu, sekitar 80 persen pendudukmiskin harus bersaing memperebutkan 20persen kursi PTN. Itu artinya, hanya siswayang sangat pandai yang beruntungmasuk PTN. Sebaliknya, 20 persen orangdana besar untuk pendidikan hingga biayakuliah murah. Singapura malah gratis.Sedangkan di Indonesia, pendidikanseperti anak tiri yang kadang-kadang sajadiperhatikan. Buktinya, ketika UUDmenyerukan supaya pemerintah menggelontorkan 20 persen APBN untukpendidikan, belum pernah tercapai dengan berbagai alasan. Pendidikan nomorsekian, korupsi nomor satu. Menyedihkan.Pada perjalanannya, pemerintah sepertilepas tangan dan menyerahkan padapengelola PTN untuk swadana demi yangkatanya 'peningkatan mutu'. Maka lahirlah istilah jalur umum, jalur khusus danjalur prestasi dan lainnya sehingga kinibanyak PT swasta lebih murah dibandingnegeri.Langkah PTN membuka berbagai 'jalur'itu merupakan dampak dari diubahnyastatus PTN menjadi Badan Hukum MilikNegara. Ironisnya, praktik ini dibiarkanterjadi. Banyak PTN berlomba-lombamenjaring sebanyak mungkin mahasiswa,dan sebanyak mungkin dana. PTN semaTotal Biaya Kuliah 4 tahun (8 Semester) = UP 1 kali + DPP 1 kali + DKFM 8 semester + BOP 8 semesterBesarnya biaya pendidikan bagi mahasiswa yang diterima melalui seleksi PPKB, SNMPTN dan UMB adalah sama.SBagi mereka yang pintarnamun koceknya tipis,duduk di bangku perguruantinggi seperti mimpi di siangbolong.KOLAM DANA: PTN berlomba-lomba menjaring sebanyak mungkin mahasiswa, dan sebanyak mungkin danaJENIS /JURUSAN FK, FKG, FT, FASILKOM FH, FE, FIB, FPsi, FISIP FKM, FIK, FMIPA, FIBTotal Biaya Kuliah 4 Tahun Rp 86.400.000 Rp 51.400.000 Rp 46.400.000Biaya Kuliah di Universitas Indonesia (Per Juni 2008)Biaya Operasional Pendidikan (BOP) Rp 7.500.000 Rp 5.000.000 Rp 5.000.000Dana Kesejahteraan Fasilitas Mahasiswa (DKFM) Rp 100.000 / semester Rp 100.000 / semester Rp 100.000 / semesterUang Pangkal (UP) Rp 25.000.000 (Thn 1 Smt 1) Rp 10.000.000 (Thn 1 Smt 1) Rp 5.000.000 (Thn 1 Smt 1)Dana Pelengkap Pendidikan (DPP) Rp 600.000 (Thn 1 Smt 1) Rp 600.000 (Thn 1 Smt 1) Rp 600.000 (Thn 1 Smt 1)