Page 52 - Majalah Berita Indonesia Edisi 58
P. 52


                                    52 BERITAINDONESIA, 20 Juli 2008nak adalah titipan Tuhan yangharus dirawat dengan penuhkasih sayang. Namun, banyakpula yang malah membuangbayinya karena berbagai alasan di antaranya tidak mau menanggung malukarena hamil di luar nikah. Bagi pasanganyang sulit mendapatkan anak, tindakanoknum yang tidak bertanggung jawab itumembuat miris hati mereka. Berbagai carasudah mereka lakukan untuk mendapatkan anak. Tidak sedikit di antarapasangan ini akhirnya putus asa dan bercerai karena anak yang ditunggu-tunggutak kunjung datang.Diperkirakan 10%-15% pasangan suamiistri di seluruh dunia mengalami gangguan kesuburan. Jumlahnya mencapai 80juta pasangan usia subur. Angka terbanyak diderita wanita yaitu 40%-60%.Ironisnya hanya 15% yang datang di klinik\ untuk mendapatkan penanganan gangguan kesuburannya.Dr Muchsin Jaffar SpPK, pakar bayitabung dari Family Fertility Clinic kepadaBerita Indonesia menjelaskan, gangguankesuburan atau infertilitas diartikansebagai gagalnya pasangan usia reproduksi untuk mendapatkan kehamilansetelah dua belas bulan atau lebih usiaBERITA KESEHATANAnak Hasil TeknologiMeski tingkat keberhasilannya di bawah 50 persen, bayitabung layak dicoba oleh pasangan yang sulit mendapatanak.pernikahannya dengan frekuensi hubungan suami-istri teratur, yaitu 2-3 kaliseminggu tanpa perlindungan kontrasepsi. Dia menyebutkan, persentase faktorkegagalan memperoleh anak dari pihakwanita adalah 30% dan pihak pria 30%.Kemudian, faktor yang disebabkan keduabelah pihak sebanyak 30%. \diketahui penyebabnya 10%,\Muchsin dalam sebuah seminar beberapawaktu lalu.Biasanya, pasangan yang sulit memperoleh anak akan menempuh berbagaicara. Mencari tahu penyebab gangguankesuburan (infertilitas) adalah langkahawal yang baik. Beberapa penyebabgangguan kesuburan (infertilitas) antaralain: umur ibu tua (>35 tahun), beratbadan berlebih (>15% dari berat badanstandar), gaya hidup tidak sehat sepertimerokok dan minum kopi, ibu dengantingkat stres tinggi, pengaruh radiasi danbahan kimia, penyakit radang panggul, kelainan-kelainan pada rahim seperti endometriosis dan kista ovarium.Syukurlah, dengan semakin canggihnyateknologi, kasus infertilitas dapat ditangani. Fertilisasi in vitro (FIV) atau lebihdikenal bayi tabung adalah solusi yangmembangkitkan harapan dan sudahterbukti. Louise Brown adalah bayi tabungpertama di dunia yang lahir pada 25 Juli1978. Di Indonesia bayi tabung pertamalahir 2 Mei 1988 bernama Nugroho Karyanto. Program fertilisasi in vitro yangdiprakarsai oleh Prof. DR. Dr. SudrajiSumapraja, SpOG (disebut Bapak BayiTabung Indonesia) merupakan teknologireproduksi manusia tercanggih saat itu.Teknik fertilisasi in vitro dimulai denganpemberian suntikan hormon hCG (humanchorionic gonadotropin) sebagai pemicuovulasi. Lalu sel telur yang cukup matangdiambil dan dimasukkan ke dalam mediabiakan pada cawan petri. Sedangkansperma dipilih yang baik (gerakannyaaktif, bentuknya utuh). Dr. Muchsin Jaffarmenjelaskan, pada fertilisasi in vitrokonvensional dibutuhkan 10.000 spermayang disebar di sekitar sel telur (oosit).Setelah dibuahi dan berkembang menjadiembrio, kemudian ditransfer ke dalam rahim ibu. Kehamilan dapat dideteksimelalui pemeriksaan urin dua minggusetelah transfer embrio.Selanjutnya Muchsin menambahkan,apabila suami yang mengalami infertilitas,teknik fertilisasi in vitro konvensionaltidak dapat dilakukan. Teknik unggulanuntuk kasus ini yaitu ICSI (Intracytoplasmic Sperm Injection). Cukup satu spermaterbaik disuntikkan langsung ke dalam seltelur (oosit). Bila telah dibuahi danmenjadi embrio, siap ditransfer ke rahimibu. Di Indonesia teknik ini pertama kaliditerapkan pertengahan 1995 dan bayi tabung ICSI pertama lahir pada April 1996.Angka keberhasilannya mencapai 30%.Pada kasus yang lebih berat yaitu tidakadanya sperma pada air mani (azoospermia) dibutuhkan penanganan yang berbeda. Dr. Yuslam Edi Fidianto, SpOGkepada Berita Indonesia menjelaskan,sperma diambil secara langsung ke dalamepididimis melalui teknik MESA (Microsurgical Epididymal Sperm Aspiration).Pengambilan juga dapat dilakukan langsung ke testis dengan teknik TESE (Testicular Sperm Extraction). Pengambilanini dilakukan beberapa kali. Kemudiansperma disuntikkan ke sel telur. Spermayang lebih dapat disimpan untuk dipakaikembali bila diperlukan. Teknik ini jugatelah dilakukan di Indonesia. Terbuktipada Februari 2004 lahirlah bayi tabungpertama hasil teknik ini.Umumnya embrio yang ditransfermaksimal 3. Bila masih ada embrio yanglebih, dapat disimpan dengan teknikkriopreservasi. Teknik ini meliputi prosespembekuan, penyimpanan, dan pencairankembali. Bagi pasien yang gagal hamil daningin hamil lagi, dapat langsung padatahap transfer embrio. Tidak perlu mengulang FIV dari tahap awal. Keberhasilanhamil melalui transfer embrio simpanbeku mencapai 15%.A
                                
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56