Page 51 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 51


                                    BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008 51BERITA FEATUREayangansepatu berwarna merah yang terletak disamping kedua kata 'Kick Andy' menggantikan lambang telapak kaki yang duludipakai.Kemudian, hari dan jam tayang acarajuga diubah, yang tadinya Kamis pukul22.00 Wib menjadi Jumat pukul 21.30-23.00. Perubahan waktu penayangan inilebih dikarenakan permintaan pemirsasetia Kick Andy agar memperpanjang jamtayang. Perubahan tampilan juga terjadi,set panggung diperbaharui tapi latarbelakang gedung bertingkat yang mencerminkan Jakarta sebagai 'kampung halaman' tetap dipertahankan. Situskickandy.com juga diperbaharui agar citraKick Andy semakin solid.Selain itu, diluncurkan pula, Kick AndyFoundation (KAF) yang nantinya menjadimedia penyalur sumbangan bagi orangorang yang tergerak hatinya setelahmelihat tayangan dalam Kick Andy. \ang sebenarnya banyak yang mau membantu hanya tidak tahu ke mana menyalurkan. Kalaupun tahu, ada yang khawatirdiselewengkan,\baru diresmikan, KAF telah melakukanberbagai macam kegiatan, antara lain gerakan 1000 kaki palsu yang sudah disokong dana 1 miliar. Tim Kick Andy bersama para donatur menggandeng SugengSiswoyudono, si pemilik Bengkel Kaki Palsu menyediakan kaki palsu bagi merekayang memerlukan. \dan membuat kita makin tahu bersyukuratas hidup ini,\Kutu Loncatyang Sleborangkot bersama teman, dengan harapan dibayari.Ia juga paling senang kalau diajak ke pesta ulangtahun sebab bisa makan gratis.Sentuhan pertama Andy di dunia jurnalistikboleh dibilang tanpa sengaja. Waktu itu, sekitarpengujung Oktober 1985, ia mengantar seorangtemannya melamar kerja di majalah Tempo -- dania tertarik mengikuti tes. Andy pun diterima danditempatkan sebagai reporter buku Apa & SiapaSejumlah Orang Indonesia yang diterbitkan olehmajalah berita mingguan itu. Di sanalah iaberkenalan dengan Rahman Tolleng, pemimpinpenerbitan yang kemudian diakuinya sebagai gurujurnalistiknya yang pertama.Tempo adalah tonggak pertama dalam perjalanan karir Andy, yang dilakukan sembari kuliah.Tapi pada 1986, karena kesulitan membagi waktu,ia memutuskan berhenti kuliah dan berkarir penuhsebagai wartawan. Dua tahun bergabung denganTempo, ia bergabung ke harian Bisnis Indonesiayang baru terbit. Andy cuma betah sekitar duatahun di sana.Pada 1988, Andy melompat ke Matra, majalahkhusus lelaki. Sekitar awal 1992, Andy kembaligelisah. Naluri kutu loncatnya kambuh lagi. Lelakiberkaca mata minus itu kemudian loncat ke koranMedia Indonesia (MI). Ketika stasiun televisiswasta RCTI mendapat masalah di tahun 1999,Andy diminta membantu memimpin PT Sindo,anak perusahaan RCTI, dan juga memperlancarproses transisi ke RCTI. Tahun 2000, ketika MetroTV telah mendapatkan ijin siar, Surya Palohsebagai pendiri stasiun televisi berita itu kembalimenghubungi Andy untuk memimpin Metro TVsebagai pemimpin redaksi. Setelah tiga tahun,Andy beranjak menjadi pemimpin redaksi disuratkabar Media Indonesia. Masuk tahun 2006,ia menjadi wakil pemimpin umum di Media Indonesia, merangkap pemimpin redaksi Metro TVmenggantikan seniornya. Setelah lama bekerja dibalik layar, tahun 2005 Andy akhirnya mencobamuncul di depan kamera dengan menjadi presenter acara Kick Andy. Andy mengakui, awalnyaia tidak mau menjadi pembawa acara karena iatipe pemalu. Namun berkat dorongan Surya Paloh,ia terus tampil hingga sekarang.Hari-hari Andy di Metro TV boleh dibilangsupersibuk. Ia terkadang baru pulang larut malam,bahkan pagi hari. Kendati demikian, hubungannyadengan keluarganya tetap hangat. Istrinya, RetnoPalupi, yang dinikahinya pada 1987 menyebutbahwa hidup bersama Andy Noya itu penuhdinamika. Mereka dikaruniai tiga anak lelaki. „Kepekaan Andy terhadap orang-orang keciltidak lepas dari keluarganya yang hidup paspasan. Ayahnya yang seorang tukang servis mesinketik dan ibunya tukang jahit harus berjuangmenghidupi lima orang anak termasuk si bungsuAndy.Meski anak bungsu, Andy tergolong anak nakaldan 'slebor'. Waktu kecil ia sering tidak pulang kerumah, ikut mencuri mangga dan burung darauntuk dijual. Kalau tak dikasih uang, kaca-kacarumah ia pecahkan. Kenakalan ini membuatkakak-kakaknya berpikir kalau Andy suatu saatkelak bisa menjadi penjahat.Manusia bisa berpikir apa saja, tetapi Tuhanjuga yang menentukan. Itulah yang dialami Andyyang bersekolah di sekolah teknik (STM) atasdorongan ayahnya. Alasannya, agar Andy bisalangsung bekerja setelah lulus dan membantu orang tuanya. Namun titik balik kehidupan Andy,dimulai setelah membaca artikel di sebuahmajalah remaja tentang sekolah wartawan,Sekolah Tinggi Publisistik (kini ISIP). Andy tertarikdan mendaftar ke STP.Keputusan Andy memang tidak salah sebabbakat menulis dan melukisnya sudah terlihat sejakSD. Saat bersekolah di Sekolah Teknik Negeri(setara Sekolah Menengah Pertama-Red), iasempat beberapa kali juarai lomba karikatur. Saatduduk di STM, ia menjuarai tiga lomba mengarangtingkat SMA se-Papua.Semasa kuliah, pria kelahiran 6 November1960 ini harus pandai-pandai mengatur pengeluaran. Penampilannya yang 'slebor' dengankaos dan jeans sobek, sepatu butut dan rambutkribo yang tebal, memberi 'keuntungan' tersendiribagi dia. Setiap kali naik angkot, penampilan'gembel'-nya itu sering kali membuat kondektur ibasehingga tidak tega meminta ongkos. Kalau sangkondektur menagih ongkos, dengan enteng diaturun dari angkot itu lalu naik angkot lainnya.Penampilan ini tetap ia pertahankan saat meliputsebagai reporter di Tempo.Andy juga terpaksa nongkrong berjam-jam diperpustakaan karena tidak sanggup membelibuku. Ia memilih mencatat bahan-bahan pelajarandi buku daripada memfotokopi karena inginmenghemat uang agar bisa makan siang gadogado Rp 500. Kalau ada kesempatan, ia ingin naikBuku yang berisi curahan hati Andy Flores Noya ini diberi judul Andy's Corner. Prof. Dr.Komaruddin Hidayat, yang menulis kata pengantar berpendapat, Kick Andy itu sepertikuliah kapita selekta kehidupan yang sarat dengan human interest, berbagai aspekpengalaman hidup manusia dari strata sosial atas sampai paling bawah disajikansecara otentik dan menarik. Seakan membaca reportase kehidupan yang disajikanlayaknya sebuah novel.Terdiri dari 21 bab, Andy menuliskan curahan hatinya saat memandu acaraKick Andy, bagaimana ia tergugah dengan kehidupan para narasumber. Andyjuga membuka sedikit demi sedikit tabir kehidupannya sambil merefleksikannya dengan peristiwa kehidupan yang dilihatnya. Pengalaman pahit,dendam, penyesalan, kebanggaan, dan kebahagiaannya lengkap tergambardalam buku kecil bersampul hardcover ini.Cara Andy menulis begitu lugas membuat buku ini enak dibaca. Sayang rasanya,bila tidak sampai tuntas membaca lembar demi lembar pengalaman hidup sang wartawanyang katanya ‘pemalu’ ini. Kemampuan menulisnya tak perlu diragukan lagi. Layaknya sebuahdiari, buku ini ringan dan bermanfaat karena Andy menulisnya dengan hati.Andy's Corner
                                
   45   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55