Page 53 - Majalah Berita Indonesia Edisi 59
P. 53


                                    BERITAINDONESIA, 29 Agustus 2008 53BERITA MEDIAdisodori tulisan-tulisan tentang suatumasalah yang ditulis oleh para pakar danwawancara eksklusif setiap hari denganbeberapa tokoh elite politik dan pengusaha kondang. Selain itu, pengunjung bisamendapatkan informasi kepadatan lalulintas di DKI Jakarta secara real time.Untuk itu, Inilah.com menjalin kerjasamadengan Traffic Management Center PoldaJaya. Inilah.com juga memberi tempatkhusus bagi band-band anak muda yangbelum terkenal dan chatting langsungdengan para selebriti. Dengan semuakelebihan-kelebihan ini, Inilah.com optimistis, titik impas investasi (break eventpoint/BEP) bisa tercapai sampai akhirtahun ini dimana investasi awal mencapaiRp 6,5 miliar.Sebagai pemain lama yang sudah beroperasi 10 tahun, Kompas.com memilihmelakukan repositioning dan membuatinvestasi baru demi memenuhi ambisimenjadi sebuah portal berita terlengkap(mega portal). Kompas.com yang awalnyahanya menyajikan berita dari media cetaknya, kini mulai menyatukan semua koran, tabloid, dan majalahnya dalam satuportal. Selain itu, para pengunjung jugabisa menonton tayangan singkat berita lewat KompasTV dan SelebTV (menggandeng tayangan gosip artis Seleb.tv).Untuk lebih memanjakan pengunjung,Kompas.com menyediakan media untukberinteraksi dan berkarya lewat KompasForum, Kompas Community (citizen journalism), Kompas Images (citizen photojournalist), dan VideokuTV. Boleh dibilang, hampir semua kanal berita di Kompas.com memungkinkan pengunjung untuk turut menyumbang content. SemangatWeb 2.0 benar-benar ingin diterapkanKompas di situsnya ini.Yang terbaru, Harian Kompas mulaitampil dalam bentuk digital pada 3 Julilalu. Sehari sebelumnya, \itu, Kontan, juga sudah online di kontan.co.id. Sejumlah penerbitan grupKompas Gramedia juga akan hadir dalambentuk digital. Kompas digital bisa diaksesdi epaper.kompas.com atau kompascetak.com. Dari segi fisik, isi kedua situsini berbeda dengan Kompas.com. Halyang sama juga sudah dilakukan KoranTempo (epaper. korantempo.com) danRepublika.Untuk bisa mengembangkan situs megaportal, Kompas.com ditengarai telahmenghabiskan dana lebih dari Rp10miliar. Berbeda dengan Inilah.com yangberharap bisa BEP akhir tahun ini,Kompas.com memilih lebih realistis dengan tidak terburu-buru menentukanwaktu kapan bisa meraup laba bersih.Dengan page views yang telah mencapai80-90 juta per bulan dan terus akanmeningkat, Kompas.com berharap jumlahpemasang iklan bisa meningkat terutamamenjelang Pemilu 2009.Sedangkan situs KanalOne.com yangkabarnya akan diluncurkan 24 Juli,hingga tulisan ini diturunkan belum jugaonline. Rencananya, situs yang sahamnya99,99% dikuasai Grup Bakrie dan bersinergi dengan TVOne ini akan menyajikanberita yang lebih dalam dengan aksescepat. Kurang lebih 40 unit server sebagaitahap awal sudah disiapkan untuk mengantisipasi membludaknya traffic pengunjung.Lalu bagaimana situs-situs ini bisa hidup? Agar bisa bersaing dan bertahan, situs-situs ini mengharapkan pemasukandari iklan. Nukman, salah satu mantanpemilik portal berita Detik.com menilai,situs portal baru selama ini hanya menyerap sekitar 2% dari total belanja iklan,sehingga potensi pertumbuhan sangatbesar. Iklan baru tumbuh rata-rata di atas20% per tahun. Dia mencontohkan, media online di Inggris kini mampu mengalahkan perolehan iklan stasiun televisi. Sedangkan di Amerika Serikat pendapataniklan berita portal juga sanggup menyalippendapatan iklan stasiun radio.Kesuksesan meraup keuntungan dari iklan sudah dirasakan Detik.com yangmempunyai 230 staf ini. Dalam empattahun terakhir, Detik.com sukses membukukan laba bersih. Tahun 2007, pendapatan tercatat Rp 100 miliar dan laba bersih Rp 10 miliar. Laba bersih diprediksibisa menembus Rp 15 miliar sampai akhirtahun. Pendapatan terbesar berasal dariiklan, sisanya jasa mobile content, dancommerce.Selain pendapatan dari iklan, sejumlahsitus membuka layanan 'pay for content'.Situs Detik.com menggunakan merekadagang detikPortal (sebelumnya detikPlus) untuk menyajikan konten khususyang bisa diakses setelah pengunjungmembayar sejumlah uang. Saat ini, pengunjung harus membayar Rp 5.000 perbulan atau Rp 50.000 untuk satu tahun.Langkah yang sama juga dilakukanTempo Interaktif (tempointeraktif.com).Unit bisnis dari Tempo Group ini mengenakan iuran bulanan bila para pengunjungingin mengakses versi online dari KoranTempo dan Majalah Tempo (Indonesiadan Inggris). Hal yang sama juga dilakukan Media Indonesia Online.Terobosan bisnis lain yang dilakukanoleh situs-situs ini adalah dengan menjalinkerjasama dengan memanfaatkan operator seluler yang sedang giat-giatnyamengembangkan value added service(VAS) dari SMS. Layanan SMS VAS inibisa berupa informasi berita aktual, jadwalfilm, acara, horoskop, logo ponsel, ringtone hingga game interaktif. „ MLPVersi cetak harian Kompas, tabloid Kontan, Koran Tempo, danRepublika yang bisa dibuka di dunia maya diberi nama e-paper.
                                
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57