Page 16 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 16
16 BERITAINDONESIA, November 2008BERITA UTAMAKemerosotan tersebut, paling tidak,dipengaruhi dua faktor utama: lemahnyakinerja pemerintahan SBY dan tidakadanya langkah-langkah spektakuler yangbisa dilakukan PD selaku partai yangberkuasa.Satu hal yang mampu mendongkrakperolehan suara PD dan SBY, mungkinempati keluarga miskin (sekitar 19 jutaKK) yang menerima bantuan langsungtunai (BLT) dari pemerintahan SBY.Selain itu, SBY masih memiliki faktorkeberuntungan, yaitu tercabiknya PKBGus Dur di Jatim. PKB Muhaimin yangberseteru dengan PKB Gus Dur, sedangmerapat ke SBY, secara diam-diam atauterang-terangan. Namun keunggulan diJatim saja tidaklah cukup untuk mendongkrak posisi SBY yang terkepung dibanyak daerah.Menyadari kemungkinan mengendornya dukungan terhadap dirinya dan PD,Presiden SBY pagi-pagi melamar pucukpimpinan Golkar dan Wapres Jusuf Kalla(JK) untuk tetap berpasangan dengannyadalam Pilpres 2009. Hasil survei TNSIdan RSI (27%) membuktikan kemerosotan tajam popularitas SBY, di manadalam survei-survei sebelumnya, perolehan SBY tidak pernah kurang dari 50%.Bagaimana dengan ketokohan JK diGolkar? Kekecewaan mengendap di internal partai, baik di tingkat pusat maupundaerah. JK memimpin Golkar ibaratmengendalikan sebuah perusahaan, lebihdiwarnai kalkulasi untung-rugi. KalauPilkada bisa jadi rujukan, banyak calongubernur Golkar yang kalah di daerahdaerah kantong suara mereka sendiri.Bilamana JK memaksakan diri majusebagai Capres, nasibnya sudah bisadiprediksi, takkan jauh berbeda denganpara calon gubenurnya yang berguguran,seperti di Jawa Barat, Sulawesi Selatan,Sumatera Utara dan NTB. Padahal dalamPemilu 2004, Partai Golkar menang dihampir semua provinsi, kecuali Bali,Bangka Belitung, Jawa Tengah, JawaTimur dan DKI Jakarta. Tetapi JK sudahmenerima “pinangan Presiden Susilo”untuk mempertahankan duet SBY-JKdalam Pilpres 2009. Walaupun PartaiGolkar belum tentu akan merestuinya.Persaingan sepuluh tokoh dalam tubuhGolkar untuk menjadi Capres atau Cawapres resmi Partai Golkar masih akanberlangsung setelah Pemilu legislatif. JKakan menghadapi saingan berat yakni SriSultan dan Akbar Tandjung.Bagaimana tentang Wiranto? Setelahmeninggalkan Golkar, peluang untukunggul semakin jauh dari gapaian Wiranto. Boleh jadi peluang untuk masukCapres bisa lepas sama sekali dari tanganWiranto. Soalnya, Partai Hati NuraniRakyat (Hanura) masih butuh banyakwaktu untuk membangun jaringan danbasis politik, kecuali terjadi mukjizat,seperti yang pernah dialami Demokrat.Nasib Prabowo kurang lebih akan samadengan Wiranto. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), sama seperti Hanura,masih butuh waktu untuk membangun jaringan dan basis politik. Namun Gerindrasedikit lebih beruntung dari Hanura kalauHimpunan Kerukunan Tani Indonesia(HKTI) yang dipimpin Prabowo mampumenggerakkan mesin politik Gerindra.Dalam beberapa tahun terakhir, palingtidak, Prabowo dengan mesin dananyaberhasil menarik empati keluarga petani,nelayan dan para pedagang pasar tradisional. Atau kalau Prabowo cerdikmemanfaatkan kekerabatan dan sentimenSoeharto (almarhum) yang masih melekatdi hati banyak pemilih pedesaan. Sekarang, Prabowo gencar melakukan kampanye pencitraan diri di banyak stasiuntelevisi. Namun dalam sosok Prabowo adabeban cacat sejarah yang tak bisa dihapusbegitu saja.Lantas bagaimana peluang mantanGubernur DKI Jakarta Sutiyoso? Meskipun tanpa dukungan terang-terangan daripartai pengusung, kecuali Partai Indonesia Sejahtera (PIS) yang tidak banyakdikenal, Sutiyoso paling dini menyatakankesiapan jadi Capres 2009. Untuk mendukung dan mewujudkan ambisinya,Sutiyoso telah mendirikan Sutiyoso Center yang berhiaskan potret dirinya yangsangat mencolok di sudut Jalan Diponegoro, Jakarta. Sutiyoso terang-teranganmenyiapkan segala sesuatunya untukmaju sebagai Capres, sejak pertengahantahun 2007.Modal Sutiyoso hanyalah keberaniandan pengalaman jadi gubernur DKI Jakarta selama dua periode di bawah pemerintahan lima presiden - Soeharto, B.J.Habibie, KH Abdurahman Wahid, Megawati dan SBY. Membandingkan DKI Jakarta dengan Indonesia memang tidakproporsional, meskipun dianggap sebagaiwajah mini Indonesia. Namun selamamemimpin DKI Jakarta, Sutiyoso tidakmemperlihatkan kinerja yang spektakuler. Malah mewariskan transportasi yangsemrawut, sungai-sungai yang kotor,sampah, banjir dan pemukiman kumuhpada penggantinya, mantan wakil gubernur Fauzi Bowo.Lantas, bagaimana dengan Sri Sultan?Mencuatnya nama Sultan Hamengkubuwono X dalam berbagai survei sempatmenggetarkan Istana Presiden. Dalamsurvei TNSI dan RSI, Sultan meraihdukungan masing-masing 6% dan 7,12 %.Survei ini dilaksanakan sebelum Sri Sultan menyatakan diri bersedia dicalonkanjadi presiden. Setelah Sri Sultan bersediadicalonkan, diperkirakan namanya akanmasuk tiga besar yakni SBY, Megawatidan Sri Sultan.Sri Sultan mengandalkan dukungan riildari masyarakat DIY dan Jawa Tengah.Belum lama ini, Sultan mendapat “pinangan” dari SOKSI, organisasi sayappartai Golkar, yang mengusungnya sebagai Capres 2009. Partai RepublikaN jugasudah membulatkan tekad mengusung SriSultan sebagai Capres. Diperkirakan, SriSultan akan memenangkan persainganCapres dalam tubuh Golkar. Jika demikian, Sri Sultan berpeluang besar meMenurut beberapa lembaga survei, Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat yang juga PresidenRI Susilo Bambang Yudhoyono berada di atas Ketua PDI-P Megawati.foto: presidensby.info