Page 17 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 17


                                    BERITAINDONESIA, November 2008 17BERITA UTAMAmenuhi amanat undang-undang Pilpresyang menyaratkan bahwa bakal Capresharus mendapat dukungan Parpol ataugabungan Parpol yang memiliki 20-30%kursi di DPR atau masuk melalui jalurindependen. Apalagi PKS, pernah menunjukkan minat untuk melamar Sultansebagai Capres yang dipasangkan denganKetua MPR Hidayat Nurwahid. Tetapitawaran itu masih sebatas ancang-ancang.Sedangkan Amien Rais, masih harusbersaing secara internal dengan SoetrisnoBachir untuk mendapat paspor pencalonan PAN. Sudah jadi rahasia umumbahwa dalam sosok Soetrisno terpendamambisi untuk maju sebagai kandidatpresiden. Belakangan dia gencar melakukan upaya pencitraan diri di media massa,khususnya di televisi. Dia juga memanfaatkan berbagai momen publik untukmengangkat citra dirinya. Belum lama ini,Soetrisno menyambangi Gus Dur untukmeminta dukungan pencalonan dirinya.Lantas bagaimana peta kekuatan mesinpartai yang dipimpinnya, PAN? Faktanya,kekeliruan garis politik Amien menjelangPemilu legislatif 2004, telah menggelincirkan PAN ke urutan ketujuh, tersalipoleh Demokrat dan PKS. Amien mencobamemperhatikan basis nasional ketimbangmengelola dukungan penuh dari wargaMuhammadiyah.Persoalannya sekarang, mampukahSoetrisno mengangkat kembali citra PANdi depan para pemilih Muhammadiyah?Di tangan Soetrisno, PAN dijadikanpartainya kaum profesional. Jadi sangatsulit menemukan pijakan di Muhammadiyah, karena PAN telah kehilanganorientasinya. Apalagi setelah tampilnyaPartai Matahari Bangsa (PMB) yangsecara terang-terangan mengakomodasiaspirasi politik warga Muhammadiyah.Keberanian Yusril untuk menyatakandiri maju sebagai Capres, patut dihargai,walaupun peluangnya sangat kecil. Yusriljuga telah datang ke Gus Dur untukmeminta dukungan bagi pencalonannya.Memang Yusril punya pengalaman sebagai menteri dan penulis teks pidato PakHarto. Sebagai menteri nyaris dia takpernah mengakhiri masa kerjanya sepenuhnya. Dia menjabat menteri pada masapemerintahan Gus Dur, Megawati danSBY. Apalagi partai yang didirikannya,PBB, terpuruk, tertinggal jauh dari PKS.Dua partai Islam yang cukup potensial- PPP dan PKS - mengalami nasib samaseperti Golkar, menghadapi krisis tokohkunci. Meskipun memiliki potensi untukmengajukan Capres, Golkar, PPP danPKS, tak memiliki tokoh kunci yang patutdiandalkan.Koalisi PermanenDi dalam sistem demokrasi multipartai, seperti di Indonesia, pemerintahanakan lebih kuat dengan membangunkoalisi permanen mayoritas yang mengikat. Bayangkan dalam Pemilu legislatif2009 akan tampil 38 partai nasional dan6 partai lokal Aceh untuk memperebutkan172,8 juta lebih suara pemilih. Koalisimemang akan lebih ideal bilamana dibangun usai Pemilu legislatif. Soalnya,partai-partai sudah bisa menakar kekuatan masing-masing.Bilamana hasil Pilkada Gubernur jaditolok ukur, maka kemenangan para calonditentukan oleh perputaran mesin partai.Kinerja partai selama Pemilu legislatifakan menjadi barometer bagi suksestidaknya para calon tersebut meraih suaraterbanyak di dalam Pilpres. Hasil Pilkadatersebut bisa memberi gambaran bagipartai-partai, di provinsi-provinsi manamereka akan kalah atau menang.Sampai saat ini fraksi-fraksi di DPRbelum mencapai kata sepakat tentangbesaran dukungan agar sebuah partai ataugabungan partai-partai bisa atau tidakmengajukan calon presiden-wakil presiden. Di dalam pembahasan RUU (perubahan) Pilpres, Fraksi Demokrat masihberkutat pada dukungan partai yangmemiliki 15% dari jumlah 550 kursi DPRatau 77 kursi. Tetapi belakangan sudahbergeser ke 20%. Sedangkan sejumlahfraksi lainnya menghendaki besaranKetua DPP PDI-P Megawati Soekarno Putri masih diperhitungkan dalam Pilpres 2009Partai Gerindra mendeklarasikan Prabowo Subianto sebagai Capres pada Pemilu 2009foto-foto: flickr.com
                                
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21