Page 21 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 21
BERITAINDONESIA, November 2008 21Hal ini antara lain karena tingkat resistensi masyarakat padanya paling rendah.Setidaknya hal ini terlihat dari hasilbeberapa survei belakangan ini.Sri Sultan HB-X sendiri seorang kaderPartai Golkar (PG). Partai ini memilikisejumlah kader yang memiliki kapasitasdan ambisi menjadi Capres dan Cawapres.Dalam Rapimnas di Jakarta 19 Oktober2008 lalu, Partai Golkar merekomendasikan penetapan calon presiden dariPartai Golkar harus menunggu hasilPemilu Legislatif 2009 lebih dahulu.Namun, dalam pandangan umum beberapa dewan pimpinan daerah (DPD)Golkar ada 10 nama tokoh yang masuknominasi Capres-Cawapres. Yakni, JusufKalla, Sultan Hamengku Buwono X, SuryaPaloh, Agung Laksono, Aburizal Bakrie,Muladi, Fahmi Idris, Akbar Tandjung,Fadel Muhamad, dan Yuddy Chrisnandi.Maka, sudah barang tentu persaingandi antara mereka akan sangat ketat.Sementara, mekanisme penentuanCapres-Cawapres PG akan dilakukandalam mekanisme Rapimnas dan akanmeninggalkan mekanisme konvensi.Dari 10 nama tersebut, tiga di antaranyayakni Sri Sultan, Jusuf Kalla dan AkbarTandjung diperkirakan lebih berpeluangmemenangkan persaingan. Jusuf Kallatidak bakal mudah mengalahkan Akbardan Sri Sultan. Begitu pula Akbar pastisulit mengalahkan Sri Sultan dan JusufKalla. Demikian pula Sri Sultan tidakterlalu mudah mengalahkan Jusuf Kalladan Akbar.Pencalonan Partai RepublikaN dan dukungan beberapa ormas, di antaranyaSOKSI atas pencalonan Sri Sultan, kemungkinan akan lebih membuka peluang Sri Sultan memenangkan persaingan untuk merebut tiket Capres dari Partai Golkar.Peningkatan popularitas Sri Sultan,juga membuka peluang yang baik baginyauntuk dicalonkan menjadi Capres atauCawapres, selain oleh Partai Golkar danRepublikaN, juga oleh beberapa partailainnya. Beberapa kader Partai Golkarsendiri sudah mewacanakan Sri Sultansebagai Capres dari Partai Golkar.Kalaupun tidak menjadi Capres, Sri Sultan diperkirakan akan menjadi Cawapresrebutan bagi Capres yang lain. PDI-P melalui beberapa kali survei menominasikannya sebagai Cawapres pendamping Megawati. Juga Partai Demokrat akan memasangnya sebagai Cawapres bagi SBY.Hasil survei Lembaga Survei Nasional(LSN) pada 2 -14 Mei 2008 di 33 provinsi,menempatkannya sebagai figur peringkatketiga yang akan menjadi presiden danwapres 2009-2014, yaitu dengan urutanSBY, Megawati, Sultan, Wiranto, Prabowo, dan Hidayat Nur Wahid.Hasil survei itu juga menempatkanpasangan SBY dan Sri Sultan sebagaipasangan terfavorit Capres-Cawapres2009. Disusul pasangan SBY-Wiranto(47,9 persen), SBY-Prabowo (45,7 persen), SBY-Hidayat Nur Wahid (44,5persen), Megawati-Wiranto (44,3 persen),Megawati-Sultan (43,5 persen), SultanWiranto (42,3 persen), Wiranto-Sultan(41,8 persen), Prabowo-Sultan (41,2persen), dan Megawati-Prabowo (41persen). Sementara hasil survei LembagaRiset Indonesia (LRI) yang dilakukanpada pertengahan Mei 2008, juga menempatkan Sultan di posisi ketiga Capresdengan dukungan 17,61 persen responden.Berada di atas Wiranto yang mendapat8,76 persen. Di peringkat satu dan duaadalah SBY 35,6 persen dan Megawati25,51 persen.Sementara dalam survei LembagaSurvei Indonesia (LSI) September 2008,Sri Sultan Hamengku Buwono X mendapat dukungan 5% dari enam nama. SBYmenduduki peringkat pertama 37%,disusul Megawati 28%, Wiranto 8%,Prabowo Subianto 7%, Sri Sultan Hamengku Buwono X 5%, Sutiyoso 1%, dan14% responden menjawab belum tahu.Menurut Direktur Eksekutif LSI SaifulMudjani, potensi Sri Sultan HamengkuBuwono X bersaing dalam bursa calonpresiden sangat terbuka. Menurutnya,jika terus disosialisasikan, Sultan potensial bersaing, mengingat tingkat resistensi masyarakat padanya palingrendah. Dari 1.239 responden, 793 diantaranya mengetahui Sultan. Dan dari793 yang mengetahui tersebut, 86% sukadengan Sultan.Demikian pula untuk Cawapres, Sri Sultan berada di urutan kedua (27,71 persen)setingkat di bawah Hidayat NW (29,67persen). Jusuf Kalla hanya 12,71 persen,Jenderal (Pol) Sutanto 7,09 persen, DinSyamsuddin 6,93 persen, Akbar Tandjung4,48 persen, dan Panglima TNI DjokoSantoso 3,75 persen.Di tengah makin meningkatnya popularitas (daya tarik) Sri Sultan yang tergambarkan dari berbagai hasil survei,pengamat masalah politik dan sosial,Fachry Ali mengatakan, jika pada Pilpres2009 Jusuf Kalla berpasangan denganSultan HB X, maka pasangan itu akanmenjadi duet yang menarik. Menurutnya,duet Kalla-Sultan bisa menjadi model duetNusantara karena merupakan perpaduanunsur Jawa dan luar Jawa. Bisa saja nantidalam Rapimnas Partai Golkar keduatokoh ini akan diduetkan.Jika diamati dari gaya kepemimpinan,duet JK-Sri Sultan, mungkin lebih idealdaripada duet SBY-Sri Sultan. Sebab gayaSBY dengan Sri Sultan tak jauh berbeda.Sementara dengan JK, akan dapat salingmengisi dan saling melengkapi. Bisa sajaSri Sultan sebagai Capres dan Jusuf Kallasebagai Cawapres atau sebaliknya.Kecenderungan ini juga terkesan samardari pernyataan Ketua Umum PartaiGolkar Jusuf Kalla bahwa pihaknyalegawa bila Sultan dicapreskan partai lain.“Ada dua hak asasi manusia dalam politik,hak untuk memilih dan dipilih. Keduanyatidak bisa dilarang oleh siapa saja. Karenaitu, silakan kalau ada partai lain yangmencalonkan kader Golkar untuk menjadicalon presiden atau calon wakil presiden,”kata Jusuf Kalla menanggapi pertanyaanwartawan tentang rencana Sri SultanHamengku Buwono X menerima pinangan DPP Partai RepublikaN sebagai capres,seusai tasyakuran HUT Ke-44 PartaiGolkar di aula Kantor DPP Partai Golkar,Jakarta (20/10).Kalla berjanji tidak akan memberikansanksi berupa pemecatan atau pengucilanseperti yang terjadi pada sejumlah kaderGolkar menjelang Pilpres 2004, bila Sultan memang dicalonkan sebagai presidenoleh partai lain. MS, LPBERITA UTAMAKetua Presidium Partai RepublikaN saat mengumumkan pencalonan Sri Sultan HB-X di HotelSultan, Jakarta, 28 Oktober 2008.foto: berindo