Page 58 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 58
58 BERITAINDONESIA, November 2008Harapan di Tengah Kematusan bahkan ribuan anak tidak bisa mengenyam pendidikan karena didera kemiskinan.Film dengan latar Pulau Belitung era tahun 1974 ini bisa dijadikan pelajaran yang sangatberarti, terutama mengenai kisah 10 anak miskin asal Belitung yang tanpa menyerahuntuk menimba ilmu di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Gantong yang serba terbatas.Film kisah nyata adopsi dari novelpertama karya Andrea Hirata ini menjadiinspirasi banyak orang tentang pentingnya pendidikan bagi semua lapisanmasyarakat tanpa memandang status.Dengan serba ketidakberdayaan danketerbatasan tidak menyurutkan semangat para Laskar Pelangi, sebutan bagi kesepuluh anak SD Muhammadiyah Gantong itu untuk terus maju menatap masadepan dengan segudang mimpi dan anganyang terbentang luas di depan.Himpitan kemiskinan, keterbatasanfasilitas, sarana dan prasarana sekolahbukanlah menjadi kendala bagi mereka.Yang ada hanya keinginan untuk merubahdunia menjadi lebih cerah meski harusmelewati jalan cukup berliku dan tidakmudah. Lihatlah gedung sekolahnya,hanya berbentuk bangunan dari kayuyang disanggah dengan batang pohonagar tak roboh. Dinding dan atap bangunannya penuh lubang, lantainya beralaskan tanah. Tak ada pakaian seragam,tak ada sepatu, mereka bersekolah bertelanjang kaki dengan baju yang penuh dengan robekan di sana-sini. Gurunya hanyaada dua, Ibu Muslimah dan Pak Bakriditambah kepala sekolah, Bapak Harfan.Ibu Muslimah yang merupakan salah satutokoh sentral dalam novel berdasarkankisah nyata ini sering tidak menerima gaji.Tapi, ia bisa bertahan, sementara rekannya Pak Bakri harus hengkang dari sekolah itu demi mendapatkan kehidupanyang layak. Sekolah itu sempat akanditutup oleh Depdikbud Sumatra Selatan,gara-gara jumlah muridnya kurang darisepuluh orang.Riri Reza sang sutradara dan MiraLesmana sang produser merupakan duoyang sangat jeli menangkap dan memvisualisasikan buku novel best seller yangditulis Andrea Hirata tahun 2005 ini kedalam layar lebar. Awalnya, baik Ririmaupun Mira sempat mengalami degdegan bila karya film mereka tak seindahnovel yang telah dibaca ribuan orang itu.Tapi, semuanya seakan sirna denganpenampilan adegan-adegan yang sangatbagus dan menyentuh dalam filmnya.Film yang skenarionya ditulis SalmanAristo (penulis skenario ayat-ayat cinta)ini didukung oleh para pemain senior. CutMini (ibu Muslimah), Lukman Sardi (Ikaldewasa), Selamet Raharjo Djarot (Zulkarnain), Alex Komang (ayah Lintang),Ikranegara (Pak Harfan), Tora Sudiro(Pak Mahmud), Mathias Muchus (ayahIkal), Rieke Diah Pitaloka (Ibu Ikal) danBERITA HIBURANRfoto-foto: flickr.com

