Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 61
P. 62


                                    62 BERITAINDONESIA, November 2008BERITA METROPOLITANfoto-foto: beritajakarta.comJalan di Tempat‘Keahlian’ Foke-Prijanto menyelesaikan masalah Jakartabelum terlihat.etahun lalu, pada 7 Oktober 2007,Fauzi Bowo dan Prijanto dilantiksebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Kinerja BangFoke, sebutan akrab Fauzi Bowo, yangmulai bekerja di Balai Kota sejak 1970-anini perlahan-lahan makin disorot. Spanduk kampanye ‘Serahkan Masalah Jakartakepada Ahlinya’ sudah lama diturunkan.Namun hingga setahun kepemimpinannya, keahlian doktor ingenieur dariJerman ini belum juga terlihat.Sebuah hasil survei sempat menjadipembicaraan hangat Oktober lalu. Surveitersebut dilakukan oleh Pusat KajianKebijakan dan Pembangunan Strategis(Puskaptis) tentang Aspirasi dan PersepsiPublik terhadap Visi, Misi dan ProgramGubernur DKI Jakarta Satu Tahun Pertama. Survei ini dilakukan pada 25-30 September 2008, melibatkan 1.476 responden warga Ibukota yang tersebar di limakota administrasi dan satu kabupatenadministrasi, Kepulauan Seribu.Pertanyaan tentang “Tingkat Keyakinankepada Fauzi Bowo - Prijanto”, dijawab dengan mengatakan “Baik” (41,87%), “Buruk”(38,21%), dan “Tidak Tahu” (19,92%).Semua media berpendapat hampir senada,kalau hasil survei ini menunjukkan lampukuning sebab hampir 40 persen respondenmenilai kinerja Foke-Prijanto buruk.Menurut Ketua DPRD DKI Ade Surapriatna, hal itu karena Foke tidak tegas menindak bawahan yang bekerja di bawahargo. Ia memberi contoh proyek buswaykoridor VIII-X yang hingga kini belumdiresmikan. Padahal Sutiyoso merancangketiga koridor itu beroperasi Februari2008. Begitu juga dengan pembebasanlahan proyek Banjir Kanal Timur (BKT)sepanjang 23,2 kilometer dari Jaktim keJakut. Padahal rencananya, proyek pembebasan lahan ini harus selesai 2008 agarpembangunan fisik bisa dikerjakan Departemen Pekerjaan Umum pada 2009.Nasib monorel yang sudah mendapatpersetujuan presiden juga tidak jelas.Waterway yang sudah diujicoba jugadibatalkan. Bus sekolah gratis sebanyak37 unit tidak beroperasi lagi sejak Januari.Belum lagi masalah-masalah lain sepertipembuatan KTP yang gratis masih dipungut bayaran, pungli masih marak di unitpelayanan, jalur busway masih gagal disterilkan dari kendaraan lain, dan banyakrusun mubazir.Menanggapi hasil kinerja Foke-Prijantoselama setahun ini, pengamat ekonomiIndef, Dr Aviliani, memilih menjawab positif. Aviliani mengaku belum bisa menilaikinerja Gubernur DKI Fauzi Bowo danWakil Gubernur Prijanto dalam setahunmemimpin Jakarta. Sebab, hasil surveiyang dilakukan Puskaptis itu baru padatingkat keperluan warga. Survei itu jugabelum menyentuh keberhasilan pasanganFauzi Bowo-Prijanto.Aviliani juga berpendapat, Fauzi BowoPrijanto dalam setahun pertama menjabattelah memiliki modal positif, yakni tidakmudah digoyang secara politik. Bukan karena sewaktu pilkada banyak pendukungpartai politik (parpol), tapi lebih karenasosok keduanya memang bukan orangyang berkiprah di ranah politik. “Setahunaman dari goyangan politik, tetapi kedepan kita belum tahu. Saya kira, bisamenjadi modal untuk melanjutkan pembangunan Jakarta empat tahun mendatang,” kata Aviliani menambahkan.Sementara itu, Husin Yazid, DirekturEksekutif Puskaptis mengatakan, citra kepemimpinan Fauzi Bowo-Prijanto tidakterlalu jatuh. Harapan masyarakat terhadap kepemimpinan Fauzi–Prijanto masihtinggi. Dari survei itu juga menunjukkanbahwa ada keyakinan dari masyarakatyang menaruh harapan-harapannya padagubernur dan wakil gubernur terpilihuntuk menjalankan roda pembangunan.Sedikitnya ada 13 harapan masyarakatyang dikemas dalam program-programkepemimpinan Fauzi Bowo-Prijantoyaitu, harapan masyarakat agar keduapemimpin itu mampu menanggulangimasalah banjir (92,68 persen), mampumenangani bencana (81,30 persen),mampu menangani masalah tranportasidan kemacetan (92,28 persen).Kemudian masyarakat yang menginginkan pengentasan masalah pemukiman atau tempat tinggal (91,06 persen), polusiudara (95,12 persen), masalah kemiskinandan kesehatan (96,75 persen), pendidikan(95,93 persen), masalah kependudukan(94,72 persen), persoalan RTH (RuangTerbuka Hijau) dan LH (Lingkungan Hidup)(95,53 persen), pengangguran dan tenagakerja (93,50 persen), pemberantasan KKN(91,87 persen), sarana ekonomi menengahdan UKM (93,09 persen), serta ketertibanumum (92,68 persen).Di sisi lain, pengamat sosial dari Universitas Indonesia (UI), Erlangga Masdiana,menilai Fauzi Bowo adalah orang yangberpikiran cerdas. Tapi, kecerdasannyaitu belum bisa diterjemahkan oleh birokrat bawahannya sehingga apa yang dilakukan selama setahun menjadi gubernur belum terlihat. “Memimpin Jakartatak mungkin bisa dilakukan sendiri, tapiharus kolektif. Karena itu, perlu menggerakkan birokrasi yang menjadi stafnyauntuk mengangkat Jakarta ke arah yanglebih baik. Menggerakkan birokrat inimodal yang paling efektif,” ucap Erlangga.Pada dasarnya, komentar berbagaipengamat berujung pada satu kesimpulanbahwa masih terlalu dini untuk menilaikinerja Foke-Prijanto. Namun untukmendongkrak citra duet sipil-militer ini,mereka harus berani mengambil gebrakanatau inovasi dengan gagasan-gagasannyata. Selain itu, Foke juga perlu terusbahu membahu dengan Prijanto dalammembenahi aparat dan memantapkandisiplin kerja. „ LPSFauzi Bowo-Prijanto diharapkan mampu menangani masalah transportasi Jakarta
                                
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66