Page 66 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 66


                                    66 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA BUKUkut-pautnya dengan iklim global” (hal. 55).Maka hadirlah sejumlah rujukanperistiwa semisal Konferensi TingkatTinggi Penyelamatan Bumi (Johannesburg, 2003), temuan topik kelompokpenyelam, pemanasan global di lapisanes di Greenland, grafik anomali suhuudara di Amerika (tahun 1880-2000)dan lain sebagainya. Cerita merambatpelan di awal. Tapi snapshot sejumlahfakta melesat begitu cepat. Sejumlahasumsi dan perangai data dikendaraisebagai konflik. Lalu dikenalkanlah kitapada tokoh utama, pengacara muda Peter Evans yang tengah digandeng GeorgeMorton, seorang pengusaha yang punyasemangat filantropi. Kedua orang inilahyang menjadi sumbu cerita dari novelbergenre thriller ini.Barulah kita sadar, sejumlah fakta,asumsi, kiraan teori dan data (lengkapdengan catatan kaki dan 165 rujukandaftar pustaka) yang berserakkan dalamnovel ini sengaja dihadirkan untukmemperkuat fiksi yang aktual. DuniaBarat menyebut novel ini sebagai salahsatu techno-thriller yang lahir karenakondisi yang krusial.Morton yang menjadi donatur terbesar kelompok lingkungan NationalEnvironmental Resource Fund (NERF)mencium gelagat tak beres. NicholasDrake, yang menjabat direktur NERFdiduga telah menyelewengkan danayang telah digelontorkan Morton. Tindakan Drake inilah yang kelak akanmembawa petualangan duo EvansMorton ke sejumlah tempat di Antartikademi membuktikan dugaan atas penyelewengan dana tersebut.Novel ini menjadi menarik bukanhanya karena provokasi pembuktian isupemanasan global. Crichton memberikan kemungkinan-kemungkinan barudalam isu yang sudah terlanjur mengglobal semacam lingkungan ini. Perangkat teori pemanasan global dijadikan isuyang sengaja dihembuskan oleh paraaktivis lingkungan. Mereka hanya inginmengejar keuntungan dari “bencana”yang mereka ciptakan. Dan yang terlebih mengejutkan adalah bagaimanabencana alam itu hanyalah semata-matatreatment untuk menimbulkan kondisiyang menakutkan dalam masyarakat.Layaknya sebuah thriller, novel Stateof Fear berhasil menyuguhkan jalinancerita yang menegangkan. PerburuanEvans-Morton, serta John Kenner,seorang agen rahasia yang menyamarsebagai seorang peneliti, dan terutamayang menyedot perhatian adalah kelakuan para teroris berkedok cintalingkungan (eco terrorits) yang berusaha menghentikan mereka.Usaha Crichton memfiksikan pemanasan global terbilang lihai. Kendatibanyak dituding hanya mencuri momenuntuk mengejar popularitas novelnya,tapi toh akhirnya karyanya yang bicara.Jika Anda teliti dan mau menyiletsejumlah teraan daftar pustaka dancatatan kaki dalam novel ini, niscaya,kita akan menemukan lagi mengapa orang begitu yakin kalau pemanasan global sebuah kemutlakan hegemoni yangrasanya tak pantas didebat lagi. Barangkali atas nama sains para penganutpemanasan global bicara. Di sudut lainCrichton mendebatnya, meski lewat fiksisemata. „ CHUSMicheal Crichton yang tak Pernah JeriLayaknya seorang kreator, pemiliknama lengkap John Michael Crichtonselalu dianggap mengusung nilai barudalam setiap karyanya. Selain kerapmemberi kejutan, kelihaiannya dalammengeksplorasi karya dilandasi pesanmoral yang kuat.Crichton lahir di Illinois, Chicago 23Oktober 1942 dari keluarga yang gemarmelahap buku. Kecintaannya terhadapdunia sains tak membendung rasarakusnya terhadap bacaan sastra. Penggemar George Orwell, Edgar Allan Poedan Mark Twain ini meneruskan studikedokteran di Harvard College danmenggondol gelar MD dengan predikatsumma cum laude hingga ke jenjangPascadoktoral sebagai Peneliti Utamabidang biologi di Institute Salk. Katanya,“dunia sains sama indahnya dengandunia sastra, apalagi jika keduanyasaling melibatkan diri…”Dari sinilah ia kemudian mempunyaibekal saat menggarap serial televisi E.R(Emergency Room) yang mengundangbanyak pujian. Serial E.R dianggapsebagai potret paling nyata di ruanggawat darurat. Pesona fiksi telah melibatkan totalitas emosi para pemainnya. “Inilah kisah yang berpegang darikisah nyata di dunia medis,” katanyamelanjut, “banyak akurasi peristiwasaintifik yang kasat mata tapi sebenarnya banyak melibatkan peristiwa psikis.” E.R tidak akan pernah melepaskandari tali kekang sains dan direkatkandengan formulasi fiksi yang kental.Itulah rahasia resep keberhasilan Crichton yang mengawinkan science denganfiction dalam setiap karyanya.Orang tak akan pernah melupakanbagaimana ia menghidupkan kembaliimaji dinosaurus dalam novel spektakulernya, Jurassik Park (1990). Sejumlahnovel istimewanya yang lain telah mengobarkan semangat perdebatan dalamsudut pandang sains seperti Congo(1980), Sphere (1987), Rising Sun(1992), dan Disclosure (1994). Setelahdi abad sebelumnya telah tercetak IsacAsimov, kini dunia memberi tempattertinggi bagi Crichton sebagai bapakscience fiction mutakhir.Novel State of Fear (2004) terbilangistimewa sepanjang karier kepenulisannya karena telah menyulut api silangpendapat dan dianggap “menyesatkan”oleh penganut teori pemanasan global.Di penghujung hidupnya, Crichtonmasih melanjutkan novel terakhirnya,Next (2006). Di tengah serangan kankeryang mengganas, akhirnya Crichtonistirahat untuk yang terakhir kalinya diCalifornia pada 4 November 2008.Bapak novel techno-thriller itu telahwafat di usia ke-66 tahun, tak tampakjeri penanya menatap pujian sekaligussangkaan. Saat ia menelurkan karya, iaselalu meyakini, “menulis adalah keindahan realita,” katanya suatu ketikadulu.Kini Crichton telah tiada. Dengan 23novel ia mewariskan pondasi yang kuatbagi khazanah novel berbasis sains.Itulah sebuah keindahan tanpa rasajeri.„ GALLUS
                                
   60   61   62   63   64   65   66   67   68