Page 60 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 60
60 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA PUBLIKMemacu PembangunanPerkeretaapianMembangun perkeretaapian di Sumatera Utara, dan KotaMedan khususnya, menjadi tantangan tersendiri bagiDirektorat Dirjen Perkeretaapian.ebagai salah satu dari tiga kotaterbesar di Indonesia, Medanmemiliki tingkat kemacetan seperti kota-kota besar lain di Indonesia. Tindakan antisipasi menguraitingkat kepadatan jalan raya perlu dilakukan. Kereta api sebagai angkutan massaldan intermoda, memiliki peran yangsemakin strategis di masa depan.Untuk itu, Direktorat Dirjen Perkeretaapian pun seakan berpacu dengan waktudan situasi untuk meningkatkan perkeretaapian di daerah ini. Untuk mengetahui lebih jelas sejauh mana prioritasyang diberikan Direktorat ke daerah ini,Berita Indonesia sengaja berkunjung keMedan.Saat Berita Indonesia berkunjung kestasiun Medan dan berbagai stasiun laindi Sumatera Utara, sejauh mata memandang terbentang rel dengan jenis R25 yangmasih layak digunakan. Di antara rel jenisitu, dalam skala yang kecil terdapat jugarel jenis R42. Namun, sayangnya rel jenisR54 belum satupun yang terlihat.Menurut Edward Silaen, anggota satuankerja (Satker) Perkeretaapian SumateraUtara, sejauh ini pembangunan infrastruktur perkeretaapian diarahkan untukpeningkatan jalan rel (R) dari R25 ke R42dan peningkatan bantalan dari kayu kebeton. Di samping memperkecil kelambatan laju kereta, seperti lintas Medan -Rantau Prapat, kecepatan kereta apimampu dipacu antara 70-80 km/jam,dari sebelumnya hanya berkisar 40-50km/jam.Dengan meningkatnya prasarana menjadi lebih baik, diharapkan tingkat kenyamanan pengguna jasa kereta api jugamakin meningkat, waktu tempuh perjalanan lebih cepat dan keamanan perjalanan kereta lebih terjamin.“Adanya pembangunan prasarana yangdilakukan pemerintah, dalam hal iniDirektorat Dirjen Perkeretaapian, masyarakat Medan khususnya makin merasakan derap pembangunan, terutama masyarakat di sepanjang jalur perkeretaapian yang sedang diperbaiki. Selain itu,dinamika pembangunan prasarana perkeretaapian mampu menyerap tenagakerja yang lumayan besar sebagai solusimasalah tenaga kerja,” ungkap Edward.Pada tahun 2007 sepanjang 22 kmprasarana diperbaiki, sementara, melaluianggaran 2008 sepanjang 17 km kondisiprasarana ditingkatkan. Tahun 2009,melalui DIPA regular dan sebagian diusulkan melalui APBN direncanakan rehabilitasi prasarana sepanjang 20,6 km danpembangunan sistem persinyalan sertatelekomunikasi di stasiun Medan. Danmelalui anggaran 2009-2010 diharapkanpersinyalan dan telekomunikasi di Medansetara dengan di Jawa.Seperti diketahui, kata Edward, sejakpersinyalan dipasang sekitar tahun 90-ansampai sekarang, belum ada yang baru.Semuanya sebatas perawatan. Kamiberharap pembangunan persinyalan dantelekomunikasi di stasiun Medan akanberkembang ke stasiun lain di SumateraUtara. Disamping itu wesel-wesel tipisyang kecil dan sudah tua diadakan penyesuaian dengan kondisi track agar menjamin keselamatan perjalanan kereta.Berdasar yang pernah kami dengar,kata dia, dulu (semasa Perkeretaapian dibawah Dirjen Perhubungan Darat) adakesepakatan, bila di Jawa penggantian reldari R42 ke R54, rel bekas bongkarannyadigunakan ke Sumatera Utara. “Di samping R42, penggunaan rel R54dan jalur ganda nantinya bisa dinikmatioleh pengguna jasa kereta api di Medandan Sumatera Utara, sehingga perjalanankereta semakin lancar dan optimal. Saatini kedua hal itu belum terpasang diPerkeretaapian Sumatera Utara, kamiberharap suatu saat kemajuan prasaranadi Jawa berkembang di Sumut,” ujarnya.Dengan adanya Direktorat JenderalPerkeretaapian, peningkatan pembangunan prasarana di Sumatera Utaradiakui semakin terasa, baik pembangunanfisik maupun pelayanannya yang dampaknya dirasakan pengguna jasa kereta api.Pembangunan prasarana KA memilikiarti strategis, mendukung percepatan lalulintas perekonomian masyarakat antarkota di satu daerah, antar daerah danantar propinsi.Diakui, saat ini perhatian baru di lintasutama yang berhubungan dengan pengguna jasa yang jauh lebih banyak. Tapi secara bertahap akan berkembang ke lintaslain. “Program diarahkan dalam skalaprioritas dan bersifat strategis, sesuaikebijakan regulator yang harus diaplikasikan dengan tepat,” tutur Edward. RISEdward Silaen (Satker PerkeretaapianSumatera Utara)Stasiun Pulo Brayan-Medan track jenis R42, R25 dan bantalan kayufoto: dok berindo