Page 57 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 57


                                    BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 57BERITA MANCANEGARA‘Darah Biru’Politik MalaysiaDato Sri Mohamad Najib bin TunHaji Abdul Razak lahir pada 23 Juli1953 di Kuala Lipis, Pahang, Malaysia.Ia adalah anak tertua dari enam bersaudara berayahkan Abdul RazakHussein, PM kedua Malaysia, dankeponakan Hussein Onn, PM ketigaMalaysia. Bapaknya dihormati karenaberhasil menyelamatkan negara dariambang bencana, menyusul kerusuhanrasial pada 1969 dan meletakkan dasarbagi Malaysia modern.Abdul Razak juga memperluas koalisi berkuasa dan menciptakan apayang kini dikenal sebagai koalisi Barisan Nasional (BN). Dia juga memperkenalkan Kebijakan Ekonomi Baruyang memprioritaskan etnis Melayu dilapangan pekerjaan, pendidikan, danbisnis, demi menipiskan jurang antaraorang miskin Melayu dengan minoritasTiongkok yang kaya.Sang anak, Najib termasuk orangtermuda di Malaysia yang terpilihsebagai anggota parlemen. Ia menggantikan kursi bapaknya di Pekandalam pemilu pada 1976 di usia 22tahun, setelah bapaknya meninggalkarena leukemia. Ia dapat mempertahankan posisi itu selama enampemilu berturut-turut. Ia juga pernahmenjadi menteri kepala di NegaraBagian Pahang.Saat pertama masuk ke parlemen,Malaysia dipimpin oleh MahathirMohamad, yang pernah mengatakanberutang budi kepada Abdul Razakkarena mendukungnya hingga sampaike posisi PM.Najib dipandang sebagai ‘darah biru’dalam politik Malaysia. Di Pahang, iamemegang gelar Orang Kaya InderapuraShahbandar Pahang Darul Makmur.Najib tamat sekolah dasar dan menengah di John’s Institution KualaLumpur, lalu melanjutkan studi keMalvern College di WorcestershireInggris dan Universitas Nottingham.Najib lulus sarjana ekonomi industripada 1974.Ia pertama kali menikah denganTengku Puteri Zainah Tengku Eskandar. Sekarang ia beristrikan Datin SriRosmah Mansor. Ia dikarunai tigaputra serta dua putri.Kiprah politiknya berkibar sejak1980-an saat memimpin sayap mudaOrganisasi Kebangsaan Melayu Bersama (UMNO). Sayap itu antara laindikenal saat meminta darah orangTiongkok di keris Melayu.Setelah resmi disumpah menjadi PMkeenam, Jumat (3/4), Najib berjanjimenyatukan seluruh etnis dan mendesak seluruh rakyat Malaysia untukbersatu.Najib yang gemar bermain golf inimemiliki jaringan pertemanan danpendukung dari lingkaran elite bisnisMalaysia. Adiknya, Nazir Razak, saatini memimpin CIMB, bank terbesarkedua di Malaysia. „punya kepekaan mendalam terhadapsejumlah persoalan yang berkembang ditingkat “akar rumput”.Najib adalah putra PM kedua Malaysia,Abdul Razak Hussein, dan keponakan PMketiga Malaysia, Husein Onn. Jelas, Najibadalah sosok “darah biru” dalam politikMalaysia, yang merasakan banyak kemudahan politik dari latar belakang keluarganya. Latar belakang ini memunculkantanda tanya apakah Najib cukup bisa berempati terhadap kesulitan ekonomi yangdiperkirakan akan makin dirasakan rakyat Malaysia akibat tekanan krisis global.Dalam konteks ini, pihak oposisi AnwarIbrahim yang berasal dari kalangan“rakyat biasa” jelas lebih punya citrapopulis dan artikulatif dibandingkanNajib. Anwar telah berupaya mengakomodasi kegelisahan etnis non-Melayu yangmemandang NEP (New Economic Policy)yang memprioritaskan ekonomi etnisMelayu sebagai kebijakan yang sudahwaktunya diakhiri.Sekitar 30 persen dari rakyat Malaysiayang hidup saat ini lahir setelah kerusuhan rasial tahun 1969, yang melatarbelakangi dikeluarkannya kebijakan NEPoleh PM Razak Hussein (ayah Najib).Ironisnya, wacana yang kini kian berkembang luas adalah tuntutan agar Najibsegera mencabut kebijakan NEP yangdiluncurkan ayahnya sendiri.Persoalannya, identifikasi sosial danpolitik berdasarkan garis etnis sudahmenjadi sesuatu yang mendarah dagingdalam sistem politik Malaysia. Partaipartai yang ada kebanyakan dibentukberdasarkan garis etnis. Dalam rangkamempertahankan dukungan etnis Melayuyang merupakan basis konstituennyainilah mayoritas politisi UMNO masihtetap berkeinginan untuk mempertahankan NEP.Dengan demikian, ada kesenjanganbesar antara realitas dan idealitas dalampolitik Malaysia. Karena itu, secaravisioner dapat dikatakan, tantanganterbesar bagi kepemimpinan politik Malaysia dewasa ini adalah bagaimanamemelopori transformasi dari politiketnis yang cenderung rasialis kepada“politik kebangsaan” yang inklusif. „ LORuniaNajib Rajak
                                
   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61