Page 54 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 54
54 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009BERITA HUMANIORAMari Berhitung Secepat KilatBerbagai metode baru untuk memudahkan anakmenyelesaikan perhitungan matematika semakin banyakbermunculan di Indonesia.paya menemukan metode penyelesaian hitungan matematikayang lebih cepat sudah menjadibagian dari kehidupan manusia.Metode dengan menggunakan jari misalnya, diyakini sudah sama tuanya dengankehidupan itu sendiri. Kini, di tengah semakin canggihnya teknologi, ternyata metode penyelesaian perhitungan matematika yang lebih efektif terus berkembang.Metode penyelesaian perhitunganmatematika dengan bantuan jari ataumetode Jarimatika misalnya, terus berkembang dan diminati sampai sekarang.Metode yang diperkenalkan Septi PeniWulandani ini memanfaatkan tangankanan yang diibaratkan tangan satuandan tangan kiri sebagai tangan puluhan.Selain metode Jarimatika, kini munculmetode penyelesaian perhitungan matematika dengan konsep horizontal. Berbeda dengan penyelesaian perhitunganmatematika yang selama ini memakaikonsep vertikal atau dari atas ke bawah,ada dua konsep baru yang dibuat yaitumetode perhitungan dari kanan ke kiriatau dari kiri ke kanan.Metode penyelesaikan matematika darikanan ke kiri dikembangkan oleh Stephanus Ivan Goenawan, pengajar di Universitas Katolik Atma Jaya. Sementarametode penyelesaian matematika denganmetode horizontal dari kiri ke kanan dikembangkan oleh Petrus Maxwell D.Silalahi sekaligus pendiri Sataka Indonesia, sebuah lembaga pendidikan luarsekolah yang khusus mengajarkan metodepenyelesaian perhitungan matematikadengan sederhana dan efektif.Metode perhitungan dari kiri ke kananini kemudian Maxwell namai metodeSataka. Dengan metode ini, pelajaranmatematika diharapkan tidak lagi menjadisesuatu yang membosankan bagi anak,namun menyenangkan. “Sataka sendiriartinya sahabat angka. Bagaimana persoalan yang sulit itu mudah bagi anak-anak.Kalau yang mudah menjadi menyenangkanitu biasa. Tetapi kalau yang sangat sulitmenjadi menyenangkan, itu tugas kita,”kata Maxwell dalam wawancara seusaiacara lomba matematika Sataka Indonesiase-Jabodetabek di Pusat Grosir Jatinegara,Jakarta Timur, 29 Maret lalu.Menurut Maxwell dalam wawancaraseusai acara lomba matematika SatakaIndonesia se-Jabodetabek di Pusat GrosirJatinegara, Jakarta Timur, 29 Maret lalu,metode Sataka sama seperti mengejahuruf. Dikatakan, dengan metode ini,perhitungan matematika dapat diselesaikan dengan langsung sehingga waktu yangdiperlukan pun dapat dipangkas.Sekadar contoh: Pengalian 32 dengan38. Dengan metode Sataka, 32 x 38 = (3 x3 + 3) = 12 (diletakkan di kolom ribuandan ratusan). Kemudian, 2 x 8 = 16(diletakkan di kolom puluhan dan satuan).Hasilnya: tinggal digabung menjadi 1216.Selain menjelaskan soal metode, Maxwell menekankan pentingnya peran gurudalam mengajar. Karena menurutnya,modul yang berat tapi tanpa guru yangbagus, itu adalah sia-sia. Guru yang bagustanpa penyampaian yang bagus, itu jugamenurutnya sia-sia. Untuk itu menurutnya, kualitas guru menjadi hal pertamayang perlu distandarkan. “Jangan sepertiselama ini sertifikat didahulukan, bukanmutu. Kulitnya dulu dibandingkan isinya,itu mungkin salahnya,” katanya. Berkaitan dengan itu, sampai saat ini, dia jugamengaku, timnya terus melakukan risetmatematika.Mengenai lomba matematika SatakaIndonesia se-jabodetabek di Pusat GrosirJatinegara, Jakarta Timur yang BeritaIndonesia amati, peserta lomba yangkebanyakan dihadiri anak-anak sekolahdasar itu, semuanya sangat antusias.Respon orang tua untuk mengajak anakanaknya mengikuti lomba tersebut sangattinggi. Bahkan peserta lomba juga ada darikelompok TK (Taman Kanak-kanak) dariSemarang.Secara umum, orang tua peserta merasapuas atas lomba tersebut. Seperti yangdiakui salah satu orang tua peserta, ApriliWijaya dari TK Candle Tree yang menjadijuara di 4 level, kelas satu sampai kelasempat. “Saya baru mengenal Sakata 2bulan yang lalu waktu lomba di Cibubur.Untuk jangka waktu 2 bulan sebenarnyaterlalu singkat untuk menilai, tapi darisatu kali lomba saja, saya melihat adakomitmen dari Sataka. Bukan hanyasekadar lomba. Tapi juga hal-hal yangbersifat edukasi,” katanya.Lahirnya berbagai metode matematika diIndonesia sudah selayaknya mendapatdukungan dari berbagai pihak. KetuaUmum Himpunan Pengembang KurikulumIndonesia Hamid Hasan, misalnya pernahmengatakan, untuk menciptakan pembelajaran matematika sehingga menjadimenyenangkan, perlu kreativitas guru. Gurubisa saja memanfaatkan metode pembelajaran matematika yang berkembang diluar kelas. “Apalagi jika metode belajarmatematika yang inovatif itu hasil pemikirananak bangsa. Kenapa tidak diperkenalkansebagai salah satu metode belajar. Yangpenting, anak-anak paham konsep belajarmatematika dan bisa menggunakannyauntuk kehidupan,” katanya seperti dirilissitus Kompas. SAN, MAR, LORULomba matematika Sataka Indonesia se-Jabodetabek di Pusat Grosir Jatinegara, Jakarta Timur,29 Maret 2009foto: dok berindo