Page 62 - Majalah Berita Indonesia Edisi 66
P. 62


                                    62 BERITAINDONESIA, April - 15 Mei 2009 foto: bernardBERITA DAERAHJangan AlergiTerhadap WartawanKeberadaan media yang sudah diatur dalam undangundang diperlukan untuk mempublikasikan program dankinerja pemerintah.upati sudah memberikan komitmennya terhadap pers danitu juga sudah jelas diaturdalam UU Pers No 40 tahun1999. Jadi sebaiknya pejabat harus tanggap atas kepentingan berita yang dibutuhkan wartawan.” Demikian diungkapkanSekretaris Daerah Kabupaten PurwakartaProvinsi Jawa Barat Drs. Maman Rosaman KM., MM menjawab pertanyaanwartawan Berita Indonesia ketika dimintapenjelasannya mengenai bagaimanasebenarnya keberadaan pemberitaan media di mata pejabat Pemda Purwakartaterutama pejabat di lingkungan dinas dankantor yang dibawahi Maman. Apakahmasih dibutuhkan dalam mempublikasikan program?Pertanyaan itu sendiri sengaja BeritaIndonesia lemparkan kepada Sekdadalam kesempatan bincang-bincang diKantor Pemda Purwakarta mengingatadanya gejala ‘alergi’ atau kurang responnya beberapa pejabat bawahannyaterhadap kehadiran wartawan dalammemburu berita.Sekadar contoh, perlakuan yang dialamiwartawan Berita Indonesia dari Ir. Martono, MM yang baru dilantik sebagaiKepala Dinas Cipta Karya dan Tata RuangKabupaten Purwakarta beberapa waktuyang lalu. Pasca pengambilan sumpahMartono ketika itu, Berita Indonesiamencoba meminta konfirmasi seputarlangkah atau metode yang akan dialakukan dalam menjabarkan atau merealisasikan amanat bupati saat itu, tapipermintaan tersebut tidak mendapattanggapan dari sang Kadis.Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi SHseperti disampaikan Kahumas PemkabPurwakarta Ade Zaenudin SH kepada perssesaat setelah pelantikan Martono, menyampaikan pesan dan harapan besar kepada Kadis Cipta Karya yang baru itu.Beliau mengatakan, kalau tahun 2009adalah tahun peningkatan infrastrukturjalan maka target tahun 2010 adalahtahun air bersih. Tahun itu diharapkantidak ada lagi masyarakat yang kekurangan air bersih. Selanjutnya, CiptaKarya harus melakukan intervensi terhadap tata ruang Kabupaten Purwakartadengan membuat desain kota yang memadai. Ke depan pembangunan kotaharus atas dasar pikiran para ahli.Kembali ke masalah ‘alergi’-nya Martono terhadap pers. Berita Indonesia yanghingga dua hari berturut-turut memintawaktunya hanya untuk menanyakanmetodenya merealisasikan pesan bupatitadi, tetap tidak bersedia dengan alasanyang tidak menyenangkan. Dia hanyaberlalu tanpa peduli walau sudah ditunggu berjam-jam.Padahal, sebagaimana diutarakan Sekda Maman Rosaman, sebagai Sekda diasudah berulangkali memaparkan kepadajajaran di bawahnya agar selalu bekerjasecara sistematis yang diurainya dalamP4, yaitu Polo, Pola, Pele, dan Palu.Polo, Maman artikan sebagai kemampuan untuk memikirkan terlebih dahulusecara objektif. Ketika kemampuan ituternyata sudah dimiliki, kemudian perluPola, yaitu merancang segala sesuatumenjadi terencana dan terkonsep. Setelahitu, masuklah pada Pele, yang dipinjamdari nama legenda sepak bola si kaki emasyang dikenal sangat taat pada aturanmain. Artinya, semua kegiatan pentingmengutamakan team work. Dan yangterakhir adalah Palu. Melambangkanketegasan yang harus dilakukan dalammencapai keberhasilan.Kepada jajarannya, putra Purwakartakelahiran 7 Juni 1953 yang sebelum menjabat Sekda telah sukses mengelola berbagai dinas seperti Kadis Pariwisata, KepalaBapeda, dan Kadis Cipta Karya ini selalumenekankan agar berdisiplin pada setiapaturan yang berlaku. Menurut alumni Sarjana Ekonomi UNPAD 1976 ini, disiplintidak berarti kaku. Tetapi juga bisa luwes.Putra pasangan H. A. Anan dan Hj.Oman Komariah, ini juga menginginkansetiap jajaran di bawahnya memilikikreativitas dan prakarsa dalam melaksanakan pekerjaan termasuk pentingnyakeberadaan media.Suami dari Hj. Ela Nurlela, ini memimpikan jajaran pemerintah yang bertindakprofesional. Menurutnya, profesionalitasdi jajaran pemerintah bisa terukur daritiga aspek. Pertama, dari aspek pengetahuan atau pendidikan. Kedua, aspekkeahlian yang dicapai melalui mekanismeberjenjang. Dan ketiga, aspek perilaku.Dari pengalaman di beberapa SKPD,ayah dua orang putra ini mendapati sifatpekerjaannya nyaris sama, yaitu padatatanan teknis, sebagai Sekda dia bertangung jawab memberikan perhatianpada seluruh tatanan.Melihat pola pikir yang ditanamkanMaman Rosaman kepada bawahannya,tidak munafik apabila dia berprinsipbahwa jabatan bukanlah tujuan utamanya. Dia juga hanya ingin melakukanistikomah, yakni terus berbuat yangterbaik dalam posisi apa dan di mana punjabatan yang didudukinya. Makanya,jabatan menjadi Manager KabupatenPurwakarta (Sekda) pun baru diterimanyatahun 2006 padahal permintaan itu sudahdiusulkan beberapa pihak terkait kepadanya sejak tahun 2004. „ BND“BKOMPAK: Bupati Purwakarta Dedy Mulyadi SH dan Sekda Drs. Rosaman, KM., MM
                                
   56   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66