Page 63 - Majalah Berita Indonesia Edisi 69
P. 63
BERITAINDONESIA, Agustus 2009 63BERITA HIBURANklinik-klinik ortopedik untuk merangsang tulangyang patah agar sembuh kembali,” kata Rubin.Ia menduga ramuan Skele-Gro memanfaatkanprotein-protein untuk menumbuhkan tulang. Iamengajukan satu kemungkinan, yakni TGF-â atauprotein morfogenetis tulang. Dengan pemikiran ini,Rubin sampai berkelakar, jika Madam Pomfrey(yang fiktif itu) sampai kehabisan Skele-Gro, iasanggup menawarkan alternatif yang lebih lambatsehingga ia bisa tenang jika ada kecelakaan dipertandingan quidditch lagi.Demistifikasi SihirBagi Highfield, Harry Potter bukan lagi ceritafantasi yang tak berujung-pangkal. Bahkan iamenjamin, ketika menyaksikan gambar bergerakdalam seluloid di bioskop bersama anak-anaknya,ia bisa menjelaskan bagaimana banyak hal yangdijumpai dalam film bisa dijelaskan secara ilmiah.Menurutnya, banyak ahli di berbagai bidang sains,bukan hanya kimia, tapi ilmu matematika, biologi,astronomi, dan fisika yang bisa menjelaskan danmengupas hal-hal kecil yang berkaitan dengansistem pemberian nilai di sekolah Hogwarts denganteori permainan yang membuat John Nash mendapatPenghargaan Nobel. Jubah sekolah yang tak bisakusam dihubungkan dengan kain karbon. KacangSegala Rasa Bertie Bott dengan teori aroma danrasa makanan serta konstruksi hidung dan sistempencecap lidah. Dan lain sebagainya.Dengan genetika, Highfield berpendapatmakhluk raksasa seperti Hagrid bisa di-”cipta”-kan.Penjaga sekolah Hogwarts ini campuran dariraksasa dan manusia. Penerima hadiah NobelPaul Nurse pernah menemukan mekanismemutan kecil yang membawa pada pemahamantentang pembelahan sel. Ahli ini pernah mempromosikan lembaga anti-kankernya dengan mengenakan topi runcing Harry Potter di Stasiun King’sCross, London, Inggris. Penelitian terhadap tikustikus yang telah direkayasa gennya mamputumbuh hingga 25-30 persen lebih besar dari tikusnormal. Dengan menggunakan teknik yang sama,prosedur ini bisa membuat seseorang “dibesarkanukurannya” seperti Hagrid.Bagi penikmat film Harry Potter versi layar lebar,bisa jadi butuh keterangan tambahan untukmenikmati uraiannya. Tapi sebaliknya, salah satukelebihan menikmati film Harry Potter adalahmenemukan hal-hal kecil yang menarik, danlangsung tampak secara visual dan mudah untukmenggiringnya ke dalam isu sains. Akan tetapidari sisi ini, bisa jadi kita bisa mengetahuibagaimana Highfield ingin menunjukkan bahwasihir dan sains itu sebenarnya tidak jauh beda,atau bahkan, mungkin saja sama. GALLUS“Saya menulis kisah ini dengan kepaladan hati saya sebagai seorang ibu, dansengaja menjebakkan diri saya dalamkisah cerita fantasi yang tidak simpel. Jikaternyata anak-anak menyukai, saya berharap dia menjadi teman sebaya bagi Harry (Potter) yang beranjak dewasa sampaibuku ke tujuhnya tamat,” kata Rowling.Meski demikian, di Amerika sendiri,pemberlakuan pembatasan usia penontonDavid Yates, sang sutradara cukupmampu menggambarkan suasana kelamseperti dalam bukunya. Bagaimana siHarry merasa tercekam hanya denganmelihat bayangan masa lalu. KekuatanYates sebagai sutradara kampiun filmdrama serial dari Inggris Raya, terciumsejak menit pertama film dimulai. Dan,(untungnya) paduan gemilang dari gambar dengan kekuatan efek yang apik daripenata visual kenamaan Tim Burke mampu menghidupkan fantasi dalam ceritanya. Maka nikmatilah sensasi gothicsaat Harry mendekati sang Profesor…“Dari sanalah kunci kekuatan sihirVoldemort bisa ditemukan. Kita harusmencari tahu dan membuka tabir misterikekuatannya,” kata Dumbledore meyakinkan Harry.Sebenarnya, pembuka film ini terasaberat untuk penonton usia anak-anak, dansedikit berbeda corak dengan lima serisebelumnya. Apalagi, setelah 30 menitpertama, film Harry Potter and the HalfBlood Prince penuh dengan intrik danstrategi alam pikir ketimbang gerak sihiratau aksi laga.Sesuai dengan bukunya, film ini memang menonjolkan sisi cerita (plot)dibanding aksi dan unsur fantasinya.Paparan awal pembuka film tadi sajasudah membuktikan inilah babak barukisah Harry Potter yang tidak lagi kanakkanak. Bukan hanya terlihat adegan dimana Harry mulai mencukur bulu halusdi dagunya, tapi pertaruhan yang sesungguhnya terletak dalam alam nalar ketimbang aksi badaniah. Melihat kenyataanfilm yang memasuki tahun keenam iniminimal 13 tahun mengundang proteskeras. Ini menunjukkan, bahwa penontonfilm Harry Potter and the Half-Blood bisajadi bukan hanya yang sejalan dengan usiasebaya dengan si Harry itu. Bahkan sudahmelebar ke “adik kelas” mereka, yang tertinggal 3-5 tahun sebelum mereka melekaksara.Drama-FantasiFilm Harry Potter and the Half-BloodPrince mengisahkan, berkat bantuan kepala sekolah Albus Dumbledore (MichaelGambon), Harry Potter (Daniel Radclife)akhirnya mampu mengenal kembali sosokmusuh abadinya Lord Voldemort (diperankan dengan gemilang oleh RalphFiennes). Dumbledore terus meyakinkanbahwa Harry mampu menandingi kekuatan gelap dari Voldemort dengan caramendekati Profesor Horace Slughornsebagai kunci penguak tabir masa laluVoldemort.erus meyakinkan kalau Harry mampu menandingiDr. Roger HighfieldHarry Potter (Daniel Radclife) dan dua sahabatkaribnya: Hermione Granger (Emma Watson)dan Ron Weasley (Rupert Grint)