Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 70
P. 14
14 BERITAINDONESIA, September 2009BERITA UTAMAfoto-foto: daylife.comadanya evaluasi tahunan. Anggota kabinetyang dinilai tidak layak akan diganti danyang dinilai tidak tepat posisinya dirotasi.Bukti dari kerumitan itu terjadi manakalaKabinet Indonesia Bersatu harus mengalami reshuffle dua kali.Presiden SBY dalam keterangan perstentang Pengumuman Reshuffle KabinetTerbatas di Istana Merdeka, Jakarta,Senin, 7 Mei 2007 lalu merasa perlumenjelaskan bahwa reshuffle terbatas inimemiliki tujuan. Tujuan pertama untukmeningkatkan efektifitas dan kinerjaKabinet yang ia harapkan akan bekerjalebih baik lagi, lebih efektif lagi duasetengah tahun mendatang sampai batasakhir dari masa bakti Kabinet IndonesiaBersatu. Tujuan kedua, berkaitan peningkatan teamwork atau kerjasama tim internal Kabinet, dan juga berkaitan denganapa yang sering kita dengar, sering kitasebut the right man on the right place, sehingga lebih efektif lagi, lebih meningkatlagi kinerja dari menteri yang bersangkutan.Kerumitan dan kekurangsempurnaanjuga tersirat dari pernyataan Presiden SBYketika mengumumkan reshuffle terbatasmenteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu pertama di Gedung Agung, Yogyakarta, 5 Desember 2005. “Saya akanmenyampaikan proses sampai dilaksanakannya reshuffle terbatas KabinetIndonesia Bersatu. Ini penting, karena adakomentar, pemerintah ragu-ragu, pemerintah seperti tidak punya arah bagaimana penataan kembali kabinet dilaksanakan,” kata SBY.SBY mengatakan bahwa ia dibantuWakil Presiden, melakukan evaluasi.Evaluasi itu menyangkut evaluasi kinerjakabinet secara menyeluruh, evaluasi timtim tertentu dan juga evaluasi terhadapkinerja atau capaian dari menteri-menteritertentu.Keraguan atas kemampuan anggotaKabinet Indonesia Bersatu memangsudah mengemuka sejak awal. Sebagaimana hal itu juga dikemukakan PresidenSBY dalam sambutan ketika melantikKabinet Indonesia Bersatu di IstanaNegara pada 21 Oktober 2004. “Sayamendengar dan memahami, banyakterjadi pro dan kontra terhadap pengangkatan menteri-menteri dalam KabinetIndonesi Bersatu ini. Bahkan ada kesangsian apakah Saudara, termasuk sayadan Pak Jusuf Kalla dapat mengembantugas yang tidak ringan ini. Dalam suasana demokrasi, dalam nuansa yangpositif, anggaplah itu sebagai pemicu,sebagai cambuk dan penantang untuk kitabisa bekerja dengan baik. Tidak perlukesangsian, atau keragu-raguan rakyatterhadap kita, terhadap Saudara, dijawabdengan kata-kata, jawablah dengan kerjadan karya nyata,” kata SBY.Tegakkan PresidensialDiyakini, kerumitan seperti penyusunan kabinet 2004-2009 itu, tidak akanterjadi lagi. Hal ini sudah terindikasi dariketeguhan prinsip SBY ketika memilihBoediono sebagai Cawapresnya. Padahalpartai-partai mitra koalisinya sudahmengajukan nama-nama untuk Cawapres. Bahkan sempat ada partai koalisiyang bernada mengancam akan keluardari koalisi jika SBY mempertahankanBoediono sebagai Cawapres. Tetapi SBYtetap teguh pada pilihannya. Ia inginmenegakkan sistem pemerintahan presidensial.Tampaknya, setelah pengalaman periode pertama 2004-2009, SBY sangatmenyadari bahwa sistem presidensial merupakan perangkat paling baik gunaPERIODE 2009-2014: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (kedua dari kanan) dan isterinya Ani Yudhoyono (kanan) didampingi pasangannyawapres Boediono (kedua dari kiri) dan isterinya Herawati Boediono (kiri) menyapa para pendukungnya setelah memberikan pidato kemenangandi Jakarta, 20 Agustus 2009