Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 73
P. 15


                                    BERITAINDONESIA, Januari 2010 15BERITA UTAMAmenjadi prioritas tinggi di negara itu dannasabahnya rakyat kecil.Menanggapi hal ini, Miranda yakinbahwa Burhanuddin dan Anwar pun kalauada di dalam bisa merasakan kekhawatiran yang sama dengan yang dirasakanDewan Gubernur BI yang saat itu dipimpin Boediono. “Saat itu mereka tidak adadi dalam BI. Mereka tidak melihat datajam per jam, hari ke hari, sehinggamungkin kekhawatiran, risiko, kurangdekat ke hati mereka,” ucapnya.Meski demikian, Miranda juga menegaskan bahwa BI saat itu hanya memutuskan kebijakan Bank Century sebagai bank gagal, sedangkan soal sistemikhanya membuat prakiraan. Keputusanakhir tentang bank gagal sistemik adapada KSSK yang dipimpin Menteri Keuangan.Misteri BI dan KSSKBeredar transkrip Rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yangakhirnya memutuskan Bank Centurysebagai bank gagal berdampak sistemikpada 21 November 2008, pukul 04.25-05.30. Terungkap adanya pro-kontradalam rapat sebelum akhirnya diambilkeputusan akhir menyelamatkan BankCentury dengan mengucurkan dana talangan melalui Lembaga PenjaminanSimpanan LPS.Selain itu, pro-kontra juga terjadiseputar kehadiran Marsilam Simanjuntakdalam rapat KSSK itu. Kehadiran Marsilam Simanjuntak yang waktu itu menjabat Ketua Unit Kerja Presiden untukPengelolaan Reformasi (UP3R) dalamrapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan(KSSK) disebut adalah permintaan dariPresiden Soesilo Bambang Yudhoyono.“Kehadiran Marsilam diminta Presidenuntuk kerja sama dengam KSSK,” kataRaden Pardede yang saat itu merupakanSekretaris KSSK dalam konferensi pers diGedung Depkeu, Jakarta, Minggu (13/12/2009).Marsilam pun membenarkan. “KSSKminta agar Presiden mengizinkan sayaagar bekerjasama dengan KSSK, titik,”kata Marsilam usai acara konferensi persitu, mendampingi Menteri Keuangan SriMulyani mamberikan bantahan ataspernyataan anggota panitia angket DPRBambang Soesatyo, yang mengira suaraMarsilam sebagai suara pemilik BankCentury Robert Tantular. Konferensi persitu menggunakan jasa konsultan mediaWimar Witoelar.Namun, kemudian Presiden SusiloBambang Yudhoyono, melalui Juru BicaraKepresidenan Julian Aldrin Pasha, membantah telah menginstruksikan MarsilamSimanjutak yang waktu itu menjabatsebagai Ketua Unit Kerja Presiden untukPengelolaan Reformasi (UP3R) untuk ikutdalam rapat Komite Stabilitas SistemKeuangan (KSSK). Diakui kehadiranMarsilam dalam rapat itu karena kapasitasnya sebagai Penasehat Menteri Keuangan.“Itu tidak ada hubungannya, baikinstruksi maupun perintah Presiden.Semata-mata karena kapasitas Marsilamsebagai penasihat Menkeu,” ujar JulianAldrin Pasha, di kediaman Presiden, PuriCikeas, Bogor, Sabtu (26/12/2009). “Diamemang sebagai Ketua UKP3R. Tetapikonteks dalam kasus Bank Century saatpengambilan keputusan dana bailout,tidak mewakili Presiden sama sekali,”tandasnya. Bantahan ini telah mengaburkan kehadiran Marsilam dalam rapatKSSK itu.Namun, betapa pun ada usaha untukmengaburkan adanya kemungkinan konspirasi dalam pengambilan kebijakan bailout Bank Century, Badan PemeriksaKeuangan (BPK) atas permintaan DPRtelah mengungkap berbagai kejanggalan(misteri) yang ada di dalam prosesnya.Dalam rapat konsultasi Panitia AngketDewan Perwakilan Rakyat dengan BadanPemeriksa Keuangan (BPK), Rabu (16/12), banyak fakta yang diungkap. BPKmembeberkan bahwa kelembagaan Komite Koordinasi (KK) belum pernahdibentuk berdasarkan undang-undang.Padahal, begitu Komite Stabilitas SistemKeuangan (KSSK) memutuskan BankBurhanuddin Abdullah Miranda S GultomMarsilam SimanjuntakSejumlah pihak termasuk BPK menilai Bank Indonesia lemah melakukan pengawasan
                                
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19