Page 13 - Majalah Berita Indonesia Edisi 76
P. 13
BERITAINDONESIA, Mei 2010 13BERITA UTAMAfoto: dok. pssiBanyak pencapaian spektakuler dimulai dengan mimpi.Jadi mimpi Indonesia mengikuti, bahkan jadi tuan rumahturnamen sepakbola Piala Dunia jangan dilecehkan. Bolehjadi mimpi tersebut sebagai penggerak untuk membenahitotal persepakbolaan Indonesia.arapan pernah menggunung.Belakangan ini berubah jadikekecewaan yang sangat dalam. Kecewa, sedih dan prihatin, itulah perasaan-perasaan yangdipendam jutaan penggemar sepakbolabegitu mendapatkan kenyataan duniasepakbola Indonesia yang carut-marut.Awal mula rusaknya persepakbolaanIndonesia digulung oleh skandal perjudian. Pemilik klub, wasit dan pemain,disuap oleh bandar judi. Hampir tidak adaturnamen liga yang lolos dari tangan jahatjudi. Tidak ada pertandingan liga yangbisa dipercaya. Pembinaan pemain hancur lebur, wibawa wasit ambruk dansistem pengawasan berantakan.Sekarang yang dipanen hanyalah badai.Pemain berkelahi di lapangan, wasitdikejar atau dikeroyok pemain, penontonmenyerbu ke dalam lapangan atau merusak dan membakar di luar lapangan.Sungguh realita persepakbolaan yangsangat memalukan.Dampaknya, tim nasional Indonesiatidak pernah menang di laga internasional, bahkan di arena ASEAN sekali pun.Selalu terpuruk di nomor sepatu. Bahkantim sepakbola belakangan tidak dimasukkan ke dalam kontingen Indonesia ke SEAGames.Padahal, tahun 1950-an sampai 1970-an, Timnas disegani di Asia, bahkanpernah masuk per empat final Olympiade,Melbourne, Australia, tahun 1950-an.Nama Ramang, Saelan dan Mangindaan,pernah berkibar di seantero negeri.Demikian juga di era 1960-an, namaSutjipto Suntoro dan kawan-kawan, dandi era 1970-an nama Rony Paslah, RonyPattinasarany, Jacob Sihasale dan AbdulKadir, dielu-elukan bagai dewa oleh parapencinta sepakbola Tanah Air.Sebenarnya, Indonesia ketika masihbernama Hindia Belanda pernah mengirim tim sepakbola ke Piala Dunia,tahun 1938. Tim Nederlandsh IndichVoetbal Unie (NIVU) mewakili Indonesia,semestinya bersama Persatuan SepakbolaSeluruh Indonesia (PSSI) yang sudahdidirikan tahun 1930. Namun demikian,di dalam tim tersebut, terdapat 9 pemainpribumi dan keturunan China.Sekarang mimpi ikut di Piala Duniadibangun kembali. Lantas muncul keinginan pemerintah yang diamini olehpengurus PSSI untuk membenahi semuacarut-marut tersebut. Maka pemerintahmenggelar Kongres Sepakbola Nasional(KSN) di Malang, akhir Maret 2010.KSN melahirkan 7 rekomendasi, diharapkan dapat dilakukan oleh seluruhpemangku kepentingan sepakbola nasional - pemerintah, KONI dan PSSI - untukmeraih kembali kejayaan sepakbolanasional. Kongres yang digagas olehPresiden Susilo Bambang Yudhoyono(SBY) untuk meredakan badai yang takkunjung berlalu, supaya persepakbolaannasional dapat mengukir prestasi.SBY mengedepankan lima tujuan muliadari KSN. Intinya, bangkitnya kembaliprestasi dan kejayaan sepakbola Indonesia, tak hanya di Asia, tetapi juga dunia,sehingga mengharumkan nama Indonesia. Para pihak yang dilibatkan dalampembangunan kembali persepakbolaannasional, yaitu KONI, PSSI, PWI danKementerian Pemuda dan Olahraga.KSN yang dipimpin oleh mantan KetuaUmum PSSI, Agum Gumelar itu cukupspektakuler. Hadir di GOR Ken Arok,Malang, Presiden SBY, 5.000 suporter, 15menteri, pejabat KONI, PWI, KetuaUmum PSSI Nurdin Halid dan wakilwakil PSSI dari seluruh daerah.SBY menginginkan, pertama, sepakbolaIndonesia berprestasi, bangkit kembali diAsia dan dunia. Kedua, bangun persatuan,jangan bertengkar. Ketiga, KSN harusmengevaluasi secara menyeluruh persepakbolaan Indonesia. Keempat, bantuPSSI agar lebih berhasil di waktu yangakan datang. Kelima, 5 tahun lagi Indonesia dapat menjadi macan AsiaTenggara, dan 10 tahun ke depan bisamenjadi macan Asia, dan akhirnya macandunia.Tidak hanya SBY yang optimis, tetapijuga PSSI. Di tengah kemandegan persepakbolaan, PSSI melangkah denganrencana yang sangat ambisius. Dengansegala dana dan upaya, PSSI mempersiapkan pemain-pemain muda dari sekarang untuk meloloskan Timnas ke PialaHSEMANGAT: Walau prestasi tim nasional Indonesia terpuruk, namun suporter tim nasional tetap fanatik mendukung