Page 15 - Majalah Berita Indonesia Edisi 76
P. 15


                                    BERITAINDONESIA, Mei 2010 15BERITA UTAMAilustrasi: sonny pSepakbola GajahAla IndonesiaIndonesia tidak bosan-bosan bermimpi tentangkebangkitan sepakbola nasional, namun upaya seriusuntuk membersihkan praktik suap-menyuap dalamolahraga ini belum terlihat hingga saat ini.asyarakat Indonesia sesungguhnya masih sangat merindukan kembalinya sepakbolanasional sebagai salah satuolahraga kebanggaan. Namun, seakanmenanti bintang jatuh dari langit, persepakbolaan nasional tak kunjung membaik. Malah boleh dibilang makin melorotdalam segala hal, baik dari ketersediaansarana-prasarana, pembibitan atau pengaderan, prestasi, bahkan sportivitasnya.Satu hal yang paling menyedihkan lagiadalah kebobrokan yang sengaja dipelihara oleh penggiat sepakbola sendiri. Demi meraih prestise semu, prestasi puntidak diindahkan. Semua ingin merebutjuara, semua ingin disebut hebat, walaupun itu dengan cara-cara tidak sportif,seperti praktek suap-menyuap. Tak ubahnya sepakbola gajah, olahraga palingpopuler di dunia ini pun akhirnya terkadang hanya sekadar sandiwara yangmenyedihkan. Karena, sebelum bertanding, pemenangnya diduga sering sudahditentukan.Suap ini ibarat bau busuk. Baunyatercium, namun wujudnya sulit dibuktikan. Modusnya bisa berbeda-beda. Misalnya, wasit meminta uang jasa kepada klubagar “dibela” dalam satu pertandingan,atau satu klub menyuap wasit agar “membela” timnya, atau klub menyuap pemaintim sendiri maupun pemain tim lawan.Namun yang jelas, tujuannya adalahuntuk mengatur kemenangan klub yangdidukung.Terkait kasus suap-menyuap ini, beberapa pengalaman buruk yang menghebohkan pernah mencoreng wajah Indonesia yang tidak mungkin terlupakan dalamsejarah persepakbolaan nasional. Contohnya, kasus suap yang melibatkanmantan Ketua Umum PSMS Medan,Syarief Siregar dan rekannya Indra Alamsyah alias Nyo Teng Liang tahun 1988.Ketika itu, keduanya divonis PN Medanmasing-masing 1 tahun penjara dan dendaRp 3 juta (subsider dua bulan kurungan)karena terbukti menyuap pemainnyasendiri, yaitu 11 pemain PSMS dan tigaorang pemain PSSI Sumut yang bertanding dalam Piala Marah Halim pada tahun1988 yang melanggar UU Anti Suap No11/1980.Pengalaman buruk kedua adalah ketikawasit-wasit nasional terlibat memintauang dari wasit luar negeri saat SEAGames 1997 di Jakarta. Akibatnya, wasitwasit nasional yang terlibat itu dihukumberat, termasuk Wakil Ketua KomisiWasit PSSI Djafar Umar. Salah satu wasitsepakbola internasional terbaik yangpernah dimiliki Indonesia itu dituduhmeminta “setoran” sebesar US$ 1.000kepada wasit yang memimpin laga diM
                                
   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19