Page 40 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 40
40 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010LenteraL ENTERA40 foto-foto: dok. berindobal. Di mana-mana dianjurkan menanam. Kemudian ujungnya setelah menanam bagaimana? Kantidak ada follow up. Akhirnya, hari ini menanamsatu juta, tahun depan kehilangan seratus jutabatang yang besar karena menanam satu juta yangkecil, satu tahun ke depan seratus juta pohon yanghilang. Oleh sebab itu, dari sini kita mengadakankoperasi bersama. Dari satu sisi saja, membuatpenghijauan lingkungan, ditata sendiri, ditunggulima tahun, itu kita sudah bisa menjual karbon, ituharganya mahal.Itu belum bicara kayunya, bisa menghasilkanoksigen dan dibeli oleh negara-negara yangmerusak oksigen. Dunia membeli hutan yang kitabuat. Bagaimana dengan bibit? Indonesia inisumber nutfah, nabati yang tidak kurang-kurangnya. Nah, kalau kita bergerak ke sana, ini saja satuperiode sudah bisa membeli kapal terbang. Jadidari Indramayu ke sini tidak 6 jam. Kita bisa 15menit naik helikopter. Itu dari usaha itu, dari usahapembibitannya saja. Coba bayangkan, trembesi itudijual berapa? Padahal sangat gampang melakukanpembibitan trembesi. Pembibitan jati juga sangatgampang.Maksud saya, bidang ekonominya seperti itu diantaranya. Kemudian mengadakan koperasi wargaMA, bagaimana menyuplai pangannya, bagaimanawarga ini menghidupi diri melalui koperasinya. Dinegara-negara maju sampai hari ini kok masihberkoperasi, sekalipun koperasi sudah barangusang tetapi masih dilakukan orang. Jadi gerakanekonomi, bukan bentuk ekonomi. Masuklah,berbicaralah tentang ekonomi, ekonomi itupenting.Orang mukmin yang mampu, jauh lebih baikdaripada yang tidak mampu. Maka masuklahorganisasi ini membahas ilmu dan ekonomi, agarbisa khasanah. Nah, itulah yang saya sebut gerakanekonomi, bukan bentuk ekonomi. Mau disebutkapitalis, kerakyatankah, terserah. Tapi kita harusberbicara untuk ekonomi, berbuat untuk ekonomimenopang kehidupan organisasi. Gerakan ekonomi, jadi ada usaha untuk mendapatkan sesuatuuntuk menopang organisasi yang berjalan dikaderisasi, pendidikan, dakwah dan ekonomi.Gema MA: Peserta dari Banten, Nasrullah dariUniversitas MA. Mencari ideologi yang tepat bagiGema MA jika bicara tentang Pancasila, saya rasasudah usang. Lihat saja ideologi yang digunakanoleh partai politik, jarang kita lihat asasnyaPancasila. Demokrat saja asasnya NasionalRelijius. Jadi kalau Gema masih memakai asasPancasila, saya kira usang, ketinggalan. Asas tetapyang lama. Paling strategi gerakan yang kita ubah,bagaimana strategi pendidikan, dakwah danekonomi, itu saja. Sudah cape bicara Pancasila,sekarang sudah tidak ada manusia yang Pancasilais, SBY saja tidak, dia mungkin demokratis. Jadibagaimana strategi gerakan generasi muda kedepan?Syaykh: Saudara, kalau hari ini Saudaramemandang usang kepada nilai-nilai dasar negaraIndonesia, na’udzubillah min dzalik. KetuhananYME kok usang? Kemanusiaan yang adil danberadab kok usang? Kerakyatan kok usang?Persatuan Indonesia kok usang? Mewujudkankeadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia kok usang? Ini satu pertanyaan besar bagibangsa besar ini.Mungkin kalau saudara beri nama Pancasila,menjadi usang. Kalau begitu, jangan dinamai.Mengapa? UUD-nya saja tidak menamai, kemudian preambule tidak menamai. Satu persatudisebut nilai-nilai dasar negara, sangat jitu. Siapayang berani menentang dasar sebuah negara,memang kalau sudah dinamai umpamanya karonjok, nggak tau isinya emas namanya slepak. Lahkoq dibenci.Saudara, siapa yang berani mengatakan tauhidal ulu’iyah ini usang? Saya tidak berani. Maka kalaudisebut misalnya Cheng Ho, nggak tau kalau ChengHo ini menyebarkan tauhid di Indonesia. AdapunNasrullah, mahasiswa Universitas Mathla’ul Anwar Banten, saat mengajukan pertanyaan kepada Syaykh.