Page 34 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 34
34 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010 L ENTERA34Lenterafoto: berindoFormat Ideologi Ideal Panitia meminta Syaykh Al-Zaytun AS Panji Gumilang untukmenjadi pembicara dalam rangkaian acara Munas tersebut. Panitiajuga menetapkan tema diskusi, yakni: “Mencari Format Ideologiyang Ideal bagi Gema-MA Menghadapi Tantangan Zaman.” Olehsebab itu, kata Syaykh kalau Gema MA menginginkan satu formatideologi yang ideal dalam menghadapi tantangan zaman, harus merujukpada ideologi (nilai-nilai dasar) negara dimana Gema-MA berpijak diatasnya.Syaykh menjelaskan, pengertian ideologi merupakan suatu rangkaiankonsep yang dijadikan asas (dasar) dalam mencapai tujuan hidup. Sehinggadalam kehidupan berorganisasi juga diperlukan ideologi. “Karena kitahidup di sebuah negara yang menjadi tempat di mana kita berada, makaselayaknya ideologi yang kita jadikan asas di dalam berorganisasi tidak laridari ideologi negara,” ujar Syaykh al-Zaytun.Jadi, kata Syaykh Panji Gumilang, dapat disimpulkan format ideologiyang ideal bagi Gema-MA menghadapi tantangan zaman adalah lima asasyang dimiliki negara Indonesia. “Supaya kita tidak ragu, mari kita bukaideologi negara Indonesia. Karena sekarang ideologi negara kita menjadiideologi terbuka, modern, tidak ada satu institusi pun yang berhakmenafsirkannya secara tunggal.Jadi, Gema-MA juga punya hak menafsirkan dan menerjemahkan nilainilai dasar negara Indonesia,” kata Syaykh al-Zaytun. Di dalam UUD 45disebutkan negara Indonesia berdasar pada Ketuhanan yang Maha Esa danseterusnya. “Jadi di dalam konstitusi, kelima dasar itu tidak punya nama,maka saya lebih cenderung menamakannya sebagai nilai-nilai dasar negaraIndonesia. Saya menyimpulkan bahwa lima dasar negara ini dalam satukata At Taqwa yang akan saya jelaskan berikutnya. Saudara boleh urunrembug. Kalau setuju boleh, tidak setuju pun itu hak saudara,” urai Syaykhal-Zaytun mengawali paparannya.Inti uraian Syaykh al-Zaytun tersebut adalah sebagai berikut:Pesan yang terkandung dalam lagu kebangsaan Indonesia Raya terdapatsatu diktum kalimat yang berbunyi “Hiduplah Indonesia Raya”. Negara kitaIndonesia Raya, hidup dan akan terus hidup serta tegak berdiri di atasdasar: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh HikmatKebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta denganmewujudkan suatu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.Bahwa nilai-nilai dasar negara Indonesia ini, sepenuhnya merupakanajaran Ilahi, yang dapat berlaku untuk semua rakyat dan bangsa Indonesia.Nilai-nilai dasar negara ini merupakan ideologi modern, untuk masyarakatmajemuk yang modern, yakni masyarakat Indonesia. Semuanya adalahmanifestasi daripada taqwa.Negara adalah sebuah wahana darma bhakti/pengabdian/ibadah. Makapengabdian dalam sebuah negara asasnya adalah taqwa. Kalaudianalogkan, negara analoginya adalah masjid, tempat sujud (pengabdian).Maka masjid itu harus didirikan di atas asas landasan taqwa.“Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa, sejak haripertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjiditu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnyaAllah menyukai orang-orang yang bersih.” (QS At Taubah 108)Kemudian, negara yang merupakan wahana aktifitas dan interaksisesama warga (bergotong royong), maka segala aktifitas dan interaksimereka (gotong royong) harus dilakukan di atas taqwa juga.“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dantakwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksaNya. (QS Al-Maidah: 2)Kalau GenerasiMuda Mathla’ulAnwar (Gema MA)menginginkan satuformat ideologiyang ideal dalammenghadapi tantangan zaman harus merujuk padaideologi negara.Syaykh Al-ZaytunAS Panji Gumilangmengemukakan halitu dalam acaradiskusi dan sharingMusyawarah Nasional (Munas) IIIDPP Generasi Muda Mathla’ul Anwar (Gema-MA) diPusat Pengembangan PemudaNasional (PPPON), Cibubur, Jakarta, Jumat 25Juni 2010.