Page 30 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 30
30 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010BERITA HUKUMHabis Korupsi Terbitlah TerorDiduga karena semakin terpojok oleh pemberitaan persdan kegigihan para aktivis, koruptor atau kroninyaberusaha melakukan teror untuk menakut-nakuti parapejuang anti korupsi.ekerasan terhadap penggiat antikorupsi kembali terjadi. Barubaru ini, nasib malang menimpaseorang aktivis ICW (IndonesianCorruption Watch) bernama Tama SatryaLangkun. Peristiwa naas itu terjadi padaKamis 8 Juli 2010 dinihari sekitar pukul03.45. Tama dianiaya oleh 4 orang takdikenal di Duren Tiga, Jakarta Selatansetelah menyaksikan pertandingan sepakbola Piala Dunia di Kemang, Jakarta Selatan. Akibat penganiayaan tersebut, Tama menderita memar dan luka di beberapa bagian tubuh, seperti luka akibatbenda tumpul di tangan dan luka bacokandi kepala. Ketika itu, ia pun harus menjalani perawatan di RS Asri, Jalan DurenTiga, Jakarta.Beberapa hari sebelum kejadian, kepadakawan-kawannya Tama mengungkapkanbahwa ia sempat dikuntit dan diteror sejumlah orang. Mengingat Tama adalah salah satu pelapor kasus dugaan rekeningmencurigakan milik sejumlah Perwira Tinggi Polri ke KPK dan Satgas PemberantasanMafia Hukum, sehingga banyak pihak yangmenduga kekerasan yang diterima Tama ituberkaitan dengan aktivitasnya.Teror terhadap pejuang anti korupsimemang cukup menonjol belakangan ini.Beberapa waktu sebelum penganiayaanTama, dan atau tidak lama setelah pemuatan tulisan mengenai rekening gendutoknum perwira Polri di Majalah Tempo,penyerangan dan aksi pelemparan bommolotov juga terjadi pada kantor majalahTempo di Jakarta Pusat oleh sejumlahorang tak dikenal. Karena kedua kasus tersebut terkait dengan lembaga kepolisian,tak mengherankan jika ada yang menuding bahwa orang-orang yang melakukanteror itu kemungkinan besar adalah oknum-oknum dari pihak kepolisian sendiri.Seperti yang diungkapkan oleh Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW),Danang Widoyoko, “Tempo dibom setelahmenulis rekening gendut perwira Polri,dan Tama dibacok setelah melaporkankasus rekening Polri ini ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).”Sebaliknya, tudingan tersebut langsungdibantah Kapolri Bambang Hendarso Danuri. Ia mengatakan, bahwa itu merupakantaktik adu domba antara kepolisian danTempo. Hal senada juga diungkapkanKoordinator IPW (Indonesia Police Watch)Neta S Pane. Neta berargumentasi, bahwameneror bukanlah karakter dari kepolisian.IPW justru khawatir ada pihak tertentuyang mengadu domba Kepolisian, pers, danLSM, karena kasus ini beriringan denganlaporan ICW serta pemberitaan MajalahTempo soal dugaan rekening beberapaperwira Polri yang tak lazim.Sementara itu, kekerasan itu sangat disesalkan sejumlah aktivis yang tergabungdalam Koalisi Masyarakat Sipil Anti Kekerasan. Mereka mengecam keras penganiayaan fisik terhadap aktivis ICW TamaLangkun atau aktivis prodemokrasi lainnya.Tidak hanya aktivis, Presiden Yudhoyono juga menunjukkan simpatinya dengan cara menjenguk Tama ke RS AsriSabtu (10/7/2010) . Pada kesempatan itu,Presiden juga mengaku telah memintaKapolri Bambang Hendarso Danuri untukmengusut tuntas kasus tersebut. Dibelakang Presiden SBY, beberapa tokohnasional seperti Ketua MK Mahfud MDdan lain sebagainya juga bergantian hadirmenjenguk Tama.Sementara Menteri Hukum dan HAM,Patrialis Akbar yang juga menyesalkanaksi kekerasan tersebut berharap agal halitu tidak menyurutkan perjuangan aktivisantikorupsi di Indonesia. Menurutnya,pemerintah mendukung upaya LSMuntuk mengawasi program pemberantasan korupsi. Pendiri ICW Teten Masduki pun menegaskan, gerakan antikorupsitak takut dengan teror ini. “Tujuan teroradalah untuk menciptakan rasa takut. Namun, saya tegaskan, kami tak takut,” ujarnya. Ia menjamin, ICW dan juga gerakanantikorupsi lain akan terus melawan. “Inimalah akan menguatkan gerakan antikorupsi,” katanya.Perilaku korupsi yang telah membudaya di Indonesia menimbulkan kekhawatiran para aktivis antikorupsi. Dampakkorupsi yang maha dahsyat karena dianggap sebagai faktor utama penyebab kemiskinan struktural dan kesenjangan sosial. Sebagaimana lazimnya sebuah perjuangan, tak ada yang tanpa resiko.Ancaman, intimidasi hingga teror percobaan pembunuhan menghantui hari-harimereka yang tak lelah menyuarakanketidakadilan untuk membela nasibrakyat kecil.Selain terhadap ICW dan Tempo, teroryang sama juga sudah sering diterimaLSM di sejumlah daerah. Tercatat, sejumlah intimidasi mulai dari perusakan, penembakan hingga pembunuhan telahditerima para aktivis. Seperti peristiwayang dialami oleh Ketua LSM MasyarakatPati Antikorupsi (Mapak) Fariq NurHidayat, dimana kediamannya dirusakoleh sejumlah orang tak dikenal.Upaya percobaan pembunuhan jugadialami oleh seorang aktivis LSM Kelompok Pemantau Korupsi Daerah (KPKD)Probolinggo, Abdul Qodir alias Adengyang saat itu rajin menyoroti kasusdugaan penyunatan dana bantuan bencana alam puting beliung di Probolinggo.Adeng ditembak di kepalanya oleh orangtak dikenal pada 28 Maret 2009. Beruntung, peristiwa itu tak sampai merenggutnyawanya.Nasib naas terjadi pada DR. IR. OddyManus MSc, seorang alumnus cendekiawan kelautan Jepang, yang juga merupakan Dosen Unsrat dan Wakil Kepala DinasKelautan dan Perikanan. Oddy terbunuhdengan sejumlah luka bacokan, jasadnyaditemukan pada tanggal 23 Desember2006 setelah sebelumnya diculik padatanggal 9 Desember 2006. Peristiwa sadisini ditengarai ada kaitannya denganaktivitas Oddy yang waktu hidupnyasangat getol membuka borok kasus korupsi balai benih ikan di Dinas Perikanan& Kelautan Sulut. KTEROR: Tama S Langkun salah satu pelopor kasus dugaan rekening mencurigakan sejumlahperwira tinggi Polri ke KPK dianiaya orang tak dikenal.foto: kompas.com