Page 28 - Majalah Berita Indonesia Edisi 78
P. 28
28 BERITAINDONESIA, 15 Juli - 15 Agustus 2010Konfederasi ParpolBERITA POLITIKKonfederasi atau akuisisi partai politik (parpol), solusiuntuk menampung suara parpol kecil atau hanya untukmerebut kue kekuasaan?emilu 2014 masih 4 tahun lagi,namun mengingat kemungkinandinaikkannya ambang batas perolehan suara (parliamentary threshold dan atau electoral threshold) sebagaisyarat menjadi pemenang pemilu, sejumlah partai politik (parpol) sudah mulaimengkonsilidasikan diri untuk mempertahankan eksistensinya dengan beberapagagasan, seperti konfederasi parpol.Jika ambang batas parliamentary threshold (PT) pada Pemilu Legislatif 2014menjadi 5% jadi disahkan dalam revisipaket UU Politik yang akan datang, makasesuai hasil rekapitulasi Pemilu 2009,partai yang lolos kemungkinan hanyatinggal enam. Seiring dengan itu, akanbanyak pula suara partai politik yanghilang atau tidak terwakili. Berpijak dariperhitungan tersebut, di samping alasanmenjaga stabilitas perpolitikan nasional,beberapa kader Partai Amanat Nasional(PAN) mewacanakan ide dilakukannyapenyederhanaan partai dengan melakukan konfederasi atau penggabunganparpol.“Ada 40 persen suara yang hilang yangbisa mendatangkan instabilitas politik,”kata Ketua DPP Partai Amanat NasionalBima Arya Sugiarto dalam diskusi “Penyederhanaan Parpol: Konfederasi atauAkuisisi” di Pancoran Jakarta, Selasa (6/7/2010). Menurutnya, konfederasi parpoladalah salah satu jalan keluar bagi partaipartai kecil apabila parliamentary threshold (PT) dan electoral threshold( ET)disahkan dalam revisi paket UU Politik.PAN sendiri menyatakan sudah mengajukan dua model konfederasi yaitukonfederasi permanen yang akan terbentuk sebelum pemilu digelar, dan konfederasi parsial yang akan dibentuk setelahpemilu.Menanggapi ide ini, para politisi danpengamat politik memberi tangapanberbeda. Direktur Lingkar Madani untukIndonesia, Ray Rangkuti misalnya memperkirakan, wacana konfederasi partai iniakan laris manis karena sejumlah parpoltidak ingin kehilangan suaranya. Menurutperkiraannya, parpol-parpol akan lebihsiap melepas ideologinya ketimbangkehilangan suara.Apa yang diperkirakan Rangkuti,mungkin saja terjadi. Partai BintangReformasi (PBR) yang sebelumnya pernah dikabarkan bergabung ke PartaiHanura dan PKNU misalnya, belakanganini dikabarkan tengah mengadakan kerjasama dengan Partai Golkar dan kemungkinan akan melebur jika PT naik jadi 5%.Partai Matahari Bangsa (PMB) jugadikabarkan setuju dengan ide konfederasipartai yang digagas PAN ini. Sejumlahpartai yang tidak lolos electoral tresholdlainnya seperti, PNBK, PBB, dan PPRNjuga dikabarkan sudah mengindikasikanakan bergabung dengan partai yang lebihbesar.Sementar itu, tanggapan sedikit berbeda disampaikan pakar politik dari LIPI,Ikrar Nusa Bhakti. Menurutnya, daripengalaman sejarah, merangkul parpolbesar tidak mungkin dilakukan. Karena,internal partai memiliki tokoh dan egomasing-masing. Dia mencontohkan,Partai Masyumi yang berusaha berkongsidengan merangkul semua partai berhaluan Islam pada pemilu puluhan tahunsilam, hasilnya justru menjadi semakinkecil. Karena itu, ia lebih menekankanuntuk merangkul partai-partai kecil yangtidak memiliki wakil di parlemen. Efektifitas meleburnya partai-partai kecil kedalam partai besar untuk menaikkanperolehan suara, menurutnya juga belumtentu otomatis akan menambah perolehan suara partai tersebut karena belumtentu diikuti masyarakat di tingkat akarrumput. “Bagaimanapun ide konfederasiini berasal dari elite partai, belum tentuditingkat akar rumput berdampak sama,”katanya.Sedangkan Partai Keadilan Sejahteradengan tegas menolak usulan PAN ini.Menurut politisi PKS, Agoes Poernomo,dari pengalaman sebelumnya, partaipartai yang memberikan suaranya kepadapartai tertentu supaya bisa meningkatkanjumlah kursinya di parlemen ditengaraitelah menjadi ajang money politics. “Bisajadi ajang money politics,” ungkapnya.Pendapat senada disampaikan President University AS Hikam. Menurutdugaannya, konfederasi ini hanya sebatasupaya para pimpinan partai gurem untukmendapatkan bagian kue kekuasaan pada2014, bukan untuk menyederhanakansistem kepartaian dengan dalih memperbaiki sistem politik nasional. Menurutnya, wacana ini akan lebih memunculkan banyak mudharat. Salah satunyaadalah perebutan posisi di internal partaiyang makin memperburuk kualitas demokrasi di Indonesia. Lebih lanjut menurutnya, sistem kepartaian yang berlangsung saat ini sudah berada dalam jaluryang benar, sehingga tidak perlu lagidirusak dengan konfederasi.Sementara itu, Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum berpendapatupaya politik internal PAN itu sah-sah saja,namun kalau gagasan itu dilakukan untukPileg 2014 dalam konteks untuk SekretariatGabungan (Setgab) partai pendukungPresiden SBY, hal itu sulit dilakukan karenatidak ada dasar yang kuat. Menurutnya,kalau pada pemilu legislatif, partai-partaianggota Setgab cenderung akan majudengan bendera sendiri-sendiri. Tetapikalau untuk urusan pilpres, Setgab bisa sajakembali berkoalisi. BS, JKPAKUISISI: Partai Amanat Nasional (PAN) mewacanakan dilakukannya penyederhanaan partai.foto: detiknews.com