Page 14 - Majalah Berita Indonesia Edisi 84
P. 14


                                    14 BERITAINDONESIA, Mei 2011BERITA UTAMAfoto-foto: dok.perlu banyak pemimpin. Tantangan kedepan, tentu tantangan persatuan dankesatuan itu menjadi tantangan utamakita. Bagaimana kita bisa menjaga Indonesia yang begitu luas, pulaunya yangbegitu banyak. Lautan yang begitu luasmembuat susah menjangkau dari satupulau ke pulau lain, apalagi pulau-pulauterkecil. Bahasa yang begitu banyak,agama yang begitu banyak. Yang kitabutuhkan, pemimpin yang mampu merangkum semua kekuatan.Perbedaan kita banyak, tapi perbedaanitu jangan dianggap sebagai kelemahan.Perbedaan itu harus dipandang sebagaikekuatan, karena yang berbeda itu, selainkuat, selain punya unsur kekuatan, jugapunya unsur keindahan. Lihat bunga ditaman, kalau satu saja warnanya makataman itu kurang indah terlihat. Lihatpohon-pohonan, kalau satu jenis pohonsaja tentu tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan manusia.Lihat kita manusia, kalau sejenis saja,laki-laki saja misalnya, maka akan tidakada pembuahan. Atau perempuan semua,sedangkan laki-lakinya nggak ada. Ataulaki-laki dan perempuan ada tapi yanglaki-laki wajahnya satu, sama semua,mending sama seperti saya misalnya(hadirin tertawa). Atau perempuan,banyak tapi wajahnya sama, satu. Kembarsejuta misalnya atau kembar se-Indonesia. Bayangkan. Tuhan tidak menciptakanmakhluknya seperti itu. Tuhan menciptakan makhluknya berbeda-beda. Jadiperbedaan itu adalah ciptaan Tuhan yangtidak boleh kita bantah.Oleh karenanya, diperlukan ke depanadalah pemimpin yang penuh dengantoleransi. Toleran dengan perbedaanbahasa, toleran dengan perbedaan budaya, toleran dengan perbedaan nilai.Kalau teman-teman Pak Panji Gumilang,ada yang kalau dipegang janggutnya, itudianggap suatu kehormatan. Tapi dinegara lain, kalau dipegang janggutnyadianggap penghinaan.Juga kita harus toleran dengan perbedaan agama. Anak-anakku sekalian,dunia yang beradab, diperlukan pemimpin yang memiliki toleransi, pemikiranyang multi dimensi, multi disiplin, multipandanan dan seterusnya. Dan sayamelihat itu di Pondok Pesantren AlZaytun. Oleh karena itu, maka kaliansemua, untuk berangkat ke masyarakat,untuk belajar di masyarakat, selamikehidupan masyarakat. Dengar getaranjiwanya, dengar detak jantungnya, dengarinspirasinya, dengar keinginannya, dengar keluh kesahnya, dengar penderitaannya, dengar kesenangannya, dengarkebahagiaannya. Harus bisa. Dari situsemua, anak-anakku sekalian sebagaicalon pemimpin masa depan, bisa menjadikan pertemuan kalian dengan masyarakat menjadi sumber inspirasi yang itukemudian bisa memberikan kesan yangmendalam.Saya berharap, kalau anak-anakkumelihat orang miskin, berpikir bagaimanacaranya untuk mengentaskan kemiskinan. Kalau melihat anak-anak tidakmemiliki kemampuan untuk sekolahkarena orangtuanya sangat susah, sangatmiskin, itu harus tergerak hatinya bagaimana untuk membantu anak-anak itusupaya bisa sekolah.Kalau kita lihat potensi ekonomi yangbegitu besar tapi masyarakat kita tidakbisa memanfaatkan potensi ekonomi itu,lalu dimanfaatkan oleh orang lain danmasyarakat di sekitar hanya menjadiburuh, pekerja, bagaimana kita punyakemampuan untuk menggerakkan masyarakat agar mampu untuk mengeksploitasi semua kekayaan alam dengan kekuatan sendiri. Dengan demikian, kesejahteraan itu bisa lebih cepat dinikmati olehbangsa Indonesia.Barang Bekas pun Bisa LakuAnak-anakku sekalian, tadi di mobil,saya belajar sama Syaykh Panji Gumilang,walaupun beliau tidak merasa kalau sayasedang belajar dari beliau. Beliau tadimemperlihatkan kepada saya besi-besibekas. Dia bilang, “Pak Menteri! ini besibesi bekas saya kumpulkan, tidak sayabuang. Ini nostalgia, karena dulu Syaykhitu melakukan usaha yang bekas-bekas.Kardus bekas, besi bekas, kayu bekas,kertas bekas, plastik bekas, dan segalamacam barang bekas. Di situ saya melihat, terlintas sebuah ayat, “Iya Allah,ternyata apa yang Kau ciptakan itu tidakada yang sia-sia. Buktinya, barang bekaspun bisa laku.Saya jadi ingat orang-orang Madurayang datang ke Jakarta. Datang ke Betawi.SARANA KOMPUTER: Menteri Agama Suryadharma Ali saat meninjau laboratorium komputer di Kampus Al-Zaytun, Rabu, 11 Mei 2011
                                
   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17   18