Page 41 - Majalah Berita Indonesia Edisi 84
P. 41


                                    diaturlah hari ini kita ke sini,” kataPriest mengawali percakapan.Selanjutnya, Priest mengatakanbahwa ia telah menceritakan bahwamotto Syaykh adalah budaya toleransidan perdamaian. Hal kedua, yang jugamembuat Priest sendiri pertama sekalitertarik adalah bahwa di Al-Zaytuntidak boleh merokok. Bahkan salah satusyarat untuk bisa bekerja di Al-Zaytunadalah harus menandatangi kesanggupan tidak akan merokok.Ketiga, tentang pernyataan Syaykhbahwa, “Indonesia ini rumah kita. Kitaini punya kamar-kamar semua, PakPrist dan teman-teman dari Kristianipunya kamar sendiri. Kami pun kamartersendiri.” Dan yang keempat, pernyataan Syaykh yang menyatakan, “Kalausaya diberikan tugas atau mandat untukmengatur rumah kita ini (Indonesia),maka yang pertama saya lakukan adalahmembuka hubungan diplomatik denganIsrael.”Paparan terakhir dari Priest inispontan mendapat tepuk tangan darihadirin. Namun, Syaykh mendapatsambutan tepuk tangan demikian justrumengatakan, itu saja kok ditepukin. Itu,menurut Syaykh, merupakan hal yangwajar. Namanya sebuah negara merdeka, ya berhubungan dengan negaramerdeka. “Kan merdeka sana toh(Israel). Cuma duluan kita sedikit. Kitadiakui sebagai negara,‘kan tahun 1945,dia (Israel) 1948. Jadi kalau kitamengakuinya bukan yang surprisebukan? Biasa-biasa saja. Gitu aja kokrepot,” kata Syaykh meniru ucapan yangsering dilontarkan KH AburrahmanWahid atau Gus Dur.Selanjutnya, dialog mengalir tanpadimoderatori. Menjawab pertanyaansalah seorang rombongan PerhimpunanPengusaha Kristiani tentang perlutidaknya pemimpin yang takut akanTuhan, Syaykh mengatakan, jangansekadar takut. Tapi taat pada Tuhan.Kalau sekadar takut, nanti dia tidak maumenampilkan. Tapi kalau taat akanTuhan, ditampilkan semua apa yangdiharapkan oleh Tuhan. Tuhan mau ini,ayo. Tapi kalau sekadar takut, janganjangan nanti orang-orang tidak setuju.Jadi, menurut Syaykh, kita janganpernah takut hanya karena tidakdisetujui orang.Edy Sapto dari Perhimpunan Pengusaha Kristiani yang ingin menggambarkan pertemuan hari itu, meminta izindan pendapat dari Syaykh tentangkaitannya dengan isi Qur’an surat limaAl-Maidah ayat 82 yang berbunyi,“Sesungguhnya kamu dapati orangorang yang paling keras permusuhannya dengan orang beriman. Merekaadalah orang Yahudi dan orang Muslimdan sesungguhnya kamu dapati palingdekat persahabatannya dengan orangorang beriman adalah mereka berkata;kami ini orang Nasrani. Karena diantara mereka terdapat pendetapendeta dan rahib-rahib yang tidakmenyombongkan diri.”Mendengar kutipan itu, Syaykhmelengkapinya dengan menyebut,“...Kami ini orang Nazaret.” Kalaudalam bahasa Arabnya Nasrani. Nazaretitu, menurut Syaykh, berasal daribahasa Ibrani, sedangkan Nasraniberasal dari Arab.Menegaskan pertanyaannya, Edykembali bertanya, apakah pertemuanini perwujudan Quran 5:82 itu.Menjawab pertanyaan itu, Syaykhmengatakan, itu wahyu. Kadang-kadangAl-Quran masih ada yang kurang suka.Tapi ini wahyu. Ini adalah amar adonaikarena amar adonai itu, Zebaot, katabahasa Ibrani.Salah seorang anggota PerhimpunanPengusaha Kristiani lainnya mengatakan, barangkali yang namanya sahabatadalah bisa duduk bersama sepertimereka saat itu, bisa berdialog bersama,bertukar pendapat, bukan berdebat.Syaykh justru berpendapat, kadangkadang juga berdebat, kadang-kadang.Karena apa? Berdebat itu bisa menumbuhkan hasil, kadang-kadang. Janganditutup berdebat itu. Kadang-kadangada perdebatan yang mendatangkanhasil, yang baik tentunya. Jadi, menurutSyaykh, tampilkanlah yang terbaik.Untuk apa menampilkan yang jelekjelek. Itulah kehidupan hamba Tuhan.Hukum Kasih dan Ahlakul KarimahEdy Sapto yang ingin mendengarpandangan Syaykh tentang hubungansesama manusia, mengutip Injil Matius22:37-40, di mana di situ disebutkanbahwa hukum yang pertama adalahkasihilah Tuhan Allahmu dengansegenap hatimu, jiwamu, kekuatanmudan akal budimu. Ini adalah hubungandengan Tuhan Allah secara vertikal.Kemudian hukum kedua yang samabesarnya adalah kasihilah sesamamumanusia seperti engkau mengasihidirimu sendiri. Menurut Edy, di sinilahkadang kala yang tidak bisa tercipta.Namun, Edy menyatakan, bersyukurhari itu karena Perhimpunan PengusahaKristiani bisa duduk bersama denganAl-Zaytun.Mendengar kutipan firman tersebut,Syaykh menyatakan, itulah yangnamanya Ahlakul Karimah. Itulah yangnamanya moral. Dan itulah yang sedangditegakkan. Jadi, menegakkan moralitastinggi, menurut Syaykh, tidak boleh adadikotomi. Nasranikah kamu, muslimkahkamu. Selama masih ada dikotomi,Syaykh mengatakan, itu tidak akanketemu.“Pertanyaannya begini, kita inimanusia atau bukan manusia? Lah, kangampang toh membedakan antaramanusia dengan yang tidak manusiasecara fisik. Kita ini manusia, tatkalamanusia, ya menyatu. Itulah yangnamanya kemanusiaan yang adil danberadab,” kata Syaykh.Usai menyatakan demikian, Syaykhpun meminta santri-santri untukLENTERASyaykh Al-Zaytun memperlihatkan buku yang diterima dari Perhimpunan PengusahaKristiani.BERITAINDONESIA, Mei 2011 41
                                
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45