Page 42 - Majalah Berita Indonesia Edisi 84
P. 42


                                    LenteraL ENTERAmenyanyikan kidung berbahasa Ibrani.“Sampaikanlah syalom, Sampaikansyalom dulu, kawan-kawan kita datangini, hevenu syalom alekhem. Memangyang di Israel saja yang bisa. Di Indonesia pun ada yang bisa bahasa Ibrani,”ujar Syaykh meminta paduan suaramenyanyikan Hevenu Syalom Alekhem.Seusai para santri menyanyi, Syaykhmenjelaskan arti kidung tersebut.Syaykh mengatakan, karena parapengusaha baru pulang dari Yerusalem,makanya dikasih pujian hevenu syalomalekhem. Salam damai dari kami untukbapak-bapak. Halleluya, tahlilkanTuhan, halillulloha kata bahasaArabnya, agungkan Tuhan-agungkanTuhan. Allah agung, Allahuakbar amin.Terjemahannya seperti itu. Jadi setelahditerjemahkan, Syaykh mengatakan, itusesungguhnya tidak beda.Kenapa kadang-kadang bisa jadibeda? Menurut Syaykh, itu karena tidakmengerti. Syaykh selanjutnya menganalogikannya dengan sebuah cerita daritanah Sunda. Menurut Syaykh, adacerita dari orang Sunda Banten. Diorang Sunda Banten itu ada bahasakepada kawannya yang tidak bicaradengan baik dengan menyebutnya“ngomong kotok dia”. Artinya, omonganayam kamu.Cerita awal bahasa seperti itu,menurut Syaykh, pada suatu hari,karena bebek tidak bisa mengerami danmenetaskan telornya sendiri maka telorbebek itu ditetasi oleh induk ayam.Setelah menetas menjadi bebek,menurut induk ayam itu, bebek ituadalah anaknya sehingga dia peliharabetul dan dia lindungi.Suatu hari saat induk ayam dan anakbebek jalan-jalan, ada sebuah empang,si anak bebek yang kecil ini turunhendak berenang. Sang induk ayamkotok-kotok, melarang, bilang janganturun, nanti bisa mati. Mendengarlarangan itu, si anak bebek bilang“ngomong kotok dia”, dasar ayam kamunggak ngerti saya. Dari situlah sampaisekarang menjadi peribahasa, kalauorang yang tidak mengeri omongan,disebut ngomong kotok dia. Si ayamyang merasa bebek itu anaknya, merasawajib melindunginya. Tapi namanyabebek, tidak ada bebek yang tidak sukaair. Sebaliknya, tidak ada ayam yangsuka air. Jadi itulah karena masingmasing belum paham bahasannya.Tatkala bahasanya paham, maka,menurut Syaykh, akan bisa nyambung.Persahabatan pun tumbuh.Kalau saling pahami bahasanya,menurut Syaykh tidak akan ada duniaini yang bertengkar. Saling memahamisatu sama lain itu, menurut Syaykh,sangatlah penting. “Kalau Indonesiamau dibuat seperti itu, setuju nggak?”tanya Syaykh. Tapi tanpa menunggujawaban, Syaykh mengatakan, tidakdisetujui juga ia akan perbuat begitu.Karena apa? Karena semua pasti setujudiajak tenteram. Yang paling tidaksetuju itu kalau diajak tidak tenteram.Kalau jiwa tenteram, maka luar biasa,sorganya. Jadi, menurut Syaykh, jiwayang menentukan. Apalagi kalausuguhannya bagus.Melihat hikmad yang ada padaSyaykh, seorang anggota rombongandengan nada penasaran bertanyadarimana Syaykh mendapat hikmatyang luar biasa tersebut. Menjawabpertanyaan seperti itu, Syaykh hanyamengatakan, “Kita yakin nggak yang diatas itu? Kalau yakin, ya sudah, yakinisaja. Semua akan turun ke kita”.Kenapa Nama Al-Zaytun?Berikutnya, ketika ditanya kenapaSyaykh memberikan nama Al-Zaytun,Syaykh dengan singkat mengatakanbegitu saja kok ditanya. “Bapak ‘kankemarin dari Yerusalem sana, di sanaada nggak pohon yang besar, yang tidakmati-mati ribuan tahun. Andainya kitajuga seperti pohon itu, ‘kan asik itu,”jawab Syaykh.“Sudah, gitu saja, jangan jauh-jauh.Kalau panjenengan bisa membedakanantara Zaytun di Baital Maqdis denganZaytun di sini, kanan-kiri ada nih,”tambah Syaykh sambil menunjuk pohonzaytun di halaman masyikhoh. Disituada pohon Tin dan Zaytun yang,menurut Syaykh, diambil dari Haifa.Mendengar penuturan Syaykh,anggota rombongan balik bertanya,berarti Syaykh sudah dari Israel?Rombongan Perhimpunan Pengusaha Kristiani serius mendengar penjelasan dariSyaykh.Kita ini manusia,tatkala manusia,ya menyatu. Itulahyang namanyakemanusiaan yangadil dan beradab42 BERITAINDONESIA, Mei 2011
                                
   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46